(voinews.id)- Kota Beijing diguncang isu pencabutan kebijakan nol COVID-19 yang dalam tiga tahun terakhir diimplementasikan secara ketat di wilayah ibu kota China itu. Beijing akan mencabut secara penuh pembatasan-pembatasan anti-pandemi mulai besok, mengakhiri tes massal asam nukleat, dan penerapan kode kesehatan, demikian isu yang menyebar secara daring sejak Sabtu (3/12) hingga Minggu. Rumor tersebut segera dibantah oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing.
Pada saat situasi pandemi di Beijing stabil, penularan di level masyarakat masih tinggi sehingga tidak boleh dianggap remeh, demikian CDC dikutip media-media China. "Jadilah orang pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan Anda," seru CDC menanggapi rumor tersebut. Dalam pertemuan dengan satuan tugas bentukan CDC, Ketua Partai Komunis China (CPC) Kota Beijing Yi Li, mengatakan bahwa situasi pandemi masih parah dan rumit.
Ia juga menyerukan pemangku kepentingan bekerja efektif berdasarkan ilmu pengetahuan dalam mengatasi lonjakan kasus positif COVID-19 terkini guna menghindari pandemi baru. Satuan Tugas Anti-Pandemi bentukan Dewan Pemerintahan China telah mengeluarkan pernyataan menanggapi tuntutan publik atas diberlakukan paket 20 aturan baru anti-pandemi. Ada tiga hal yang dipetakan Dewan Pemerintahan terkait gejolak sosial yang meletus di berbagai kota di China.
Pertama, kurangnya ketelitian dalam menerapkan upaya pencegahan pandemi sehingga sangat mempengaruhi mata pencaharian dan produktivitas masyarakat. Kedua, penanganan yang tidak fleksibel dan kakunya sikap petugas di lapangan yang mengakibatkan buruknya komunikasi dengan masyarakat. Dan ketiga, penyampaian informasi anti-pandemi kepada masyarakat yang tidak tepat waktu dan tidak memadai. Atas arahan dari pusat kepada beberapa daerah tersebut, Kota Beijing tidak lagi mempersyaratkan hasil tes negatif COVID-19 yang berlaku 48 jam kepada penumpang kendaraan umum.
Mal dan pusat-pusat perbelanjaan dibuka namun dengan tetap menunjukkan hasil negatif 48 jam bagi pengunjung dan aturan pembelian obat-obatan di apotek dan toko obat juga mulai dilonggarkan. Warga Beijing tidak harus mendaftar dengan melampirkan informasi diri saat membeli obat flu, demam, dan anti-infeksi lainnya di apotek atau toko obat. Di Beijing masih ditemukan 1.392 kasus positif baru COVID-19.
antara
(voinews.id)- Sebanyak 2.188 personel dari jajaran Polda Jawa Tengah telah menyiagakan untuk persiapan pengamanan acara pernikahan ngunduh mantu putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono, di Pura Mangkunegaran Surakarta, pada 11 Desember mendatang.
Kepala Polda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi di Solo, Sabtu, mengatakan dirinya bersama Wakapolda, Kapolresta Surakarta dan Kapolres di Soloraya melakukan rapat analisis dan evaluasi (Anev) terkait pengamanan tamu persiapan acara pernikahan ngunduh mantu putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono di Kota Surakarta.
"Jadi untuk Soloraya memang melakukan kegiatan preentif prefentif menjelang pelaksanaan pernikahan Kaesang- Erina. Aparat keamanan melakukan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan (KKYD) di Soloraya mulai dari Sragen, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Klaten dan Wonogiri. Setelah itu, pihaknya juga melakukan kegiatan Tactical Floor Game (TFG), dimana yang dilakukan perencanaan jalur mulai dari kedatangan tamu dan menginap di hotel kemudian pergerakan tamu sampai di tempat resepsi Pura Mangkunegaran.
"Termasuk pola-pola pengamanan beberapa jalur nanti akan dijadikan objek one gate system atau sistem pengamanan yang hanya memiliki satu pintu utama. Jadi tidak ada wilayah Pura Mangkunegaran yang sebagai ring satu ada jalur yang kroscek," kata Kapolda. Oleh karena itu, kata Kapolda pada H-5 resepsi atau Senin (5/12), akan melakukan sosialisasi terkait dengan pengalihan arus yang tidak mengganggu aktivitas masyarakat di wilayah Solo.
"Dirlantas Polda Jateng dan Kapolres akan melakukan sosialisasi. Pada prinsipnya jajaran Polresta Surakarta yang dibeck up oleh Polda Jateng sudah disiapkan termasuk rencana kontidensi seperti dari keterlibatan personel, ploting anggota, pengalihan arus dan tempat parkir sudah disiapkan," kata Kapolda.
antara
(voinews.id) - Kementerian Luar Negeri RI akan kembali menyelenggarakan Bali Democracy Forum ( BDF) pada 8 Desember 2022. BDF kali ini merupakan perhelatan yang ke-15 sebagai acara tahunan.Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah dalam acara Media Gathering di Aula Besar Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri RI Jakarta (02/12) mengatakan Bali Democracy Forum kali ini akan mengangkat tema “Democracy in Changing World Leadership and Solidarity” yang memiliki dua sisi pandang untuk dimajukan yaitu masalah aspek kepemimpinan dan aspek solidaritas.
Penyelenggaraan BDF tahun ini diutamakan kehadiran secara fisik yaitu untuk mencerminkan Bali yang sudah lebih baik lagi dan Indonesia yang sudah lebih siap lagi untuk menerima kehadiran tamu-tamu undangan secara fisik ke tanah air.
Menurut Teuku Faizasyah, BDF sebagai forum yang tepat untuk berbagi pengalaman demokrasi dari berbagai negara dunia. Bahkan dikatakannya melalui pendekatan inklusif diharapkan dapat memberi ruang pada semua negara untuk hadir dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang bersifat inter-governmental atau menghadirkan wakil-wakil pemerintah.
“ BDF adalah salah satu flagship program diplomasi Indonesia yang ditujukan mendorong agar demokrasi tumbuh dari dalam.Ini merupakan forum yang sangat relevant bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman mereka berdemokrasi.Itu yang sering kita istilahkan sebagai (home-grown) demokrasi yang tumbuh dari dalam.
Dengan demikian kita tidak membeda-bedakan apakah pesertanya adalah negara yang sudah menganut atau mengambil sistem demokrasi ataukah mereka yang masih ingin dalam proses mempelajari demokrasi tersebut,” Ujar Faizasyah.
Selain itu, Teuku Faizasyah menjelaskan dalam BDF 2022 juga akan mengikutsertakan mahasiswa agar mereka dapat mendengarkan langsung mengenai paparan - paparan dari para pembicara.
“Dalam BDF kali ini kita akan lebih memberikan ruang bagi partisipasi stakeholder demokrasi dalam artian para peserta Civil Society dan media akan juga kita hadirkan sebagai peserta di dalam forum BDF nanti dan juga kita akan melibatkan mahasiswa. Sehingga penyelenggaraan BDF kali ini juga akan diikuti secara Live oleh kampus - kampus di tanah air. Mereka bisa ikut dalam mendengarkan discourse khusus mengenai demokrasi yang akan dibahas oleh para peserta secara Live di forum tersebut,” Katanya.
Sampai saat ini terdapat 57 negara yang sudah mendaftar dan ada pengamat dari 74 negara serta organisasi internasional yang akan berpartisipasi dalam BDF 2022. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan berbagai perspektif pandangan tentang demokrasi dari negara - negara di kawasan dan Asia Pasifik// RRI-VOI / AF//===
(voinews.id)- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, bersama dengan Yayasan Al Maksum Jlamprang Wonosobo melakukan kerja sama dalam pengembangan seni, budaya, dan pariwisata melalui pembentukan kampung bahasa berbasis pondok pesantren. Kepala Disparbud Kabupaten Agus Wibowo dalam taklimat media di Wonosobo, Jumat, menyebutkan perjanjian kerja sama tersebut telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni pihaknya dan Ketua Yayasan Al Maksum Wonosobo.
Ia menjelaskan ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati antara lain terkait promosi wisata, membentuk destinasi wisata edukasi melalui kampung bahasa berbasis pondok pesantren, pengembangan SDM ponpes khususnya Yayasan Al-Maksum melalui pelatihan bahasa Arab, Inggris maupun Mandarin.
Selain itu, menjadikan sistem pembelajaran yang baik dan terintegrasi antara bidang keagamaan dan bahasa yang diyakini ke depan akan mendukung pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Wonosobo. Menurut dia Yayasan Al Maksum selama ini telah mengelola Pondok Pesantren Rohmatul Umat, yang bertempat di Kampung Wonobungkah, Jlamprang Wonosobo. Saat ini Dinas Pariwisata telah mengirim tiga perwakilan santri terbaik yang sudah memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris, Arab dan Mandarin.
Adapun untuk pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris dilakukan di Laboratorium Bahasa Universitas Sains Al Qur'an (UNSIQ) Wonosobo, sedangkan pelatihan bahasa Mandarin dilakukan di Xin Long Yogyakarta. Ia menjelaskan setelah menjalani kursus atau pelatihan, mereka agar mentransfer ilmunya kepada santri yang lain di ponpes tersebut. "Dengan semakin luasnya kemampuan berbahasa asing di Ponpes Rohmatul Ummat dan pemanfaatan bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin menjadi alat komunikasi di antara santri, tentu hal ini menjadi sesuatu yang menarik," katanya.
Ia berharap para santri yang juga hidup di tengah-tengah masyarakat Kampung Wonobungkah Jlamprang juga akan membudayakan komunikasi dengan ketiga bahasa tersebut kepada masyarakat di sekitar ponpes sehingga nantinya akan terbentuk kampung bahasa berbasis pondok pesantren.
Jika hal ini bisa terwujud, katanya, akan menjadi daya tarik bagi orang di luar kampung baik lokal Wonosobo maupun luar Wonosobo yang penasaran ingin lebih mengenal kampung bahasa ini. Kampung bahasa ini tentunya akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi wisatawan baik yang hanya sekedar penasaran ingin berkunjung, maupun orang-orang yang sengaja datang untuk ikut belajar di kampung bahasa tersebut.
"Hal ini jelas akan merangsang tumbuhnya ekonomi baru di sekitar pondok pesantren dan kampung bahasa tersebut. Banyak orang akan datang belajar, tentu butuh penginapan dan amenitas yang lain. Kegiatan ini akan merangsang munculnya homestay, warung, rumah makan, lahan parkir, dan fasilitas lainnya," kata Agus Wibowo. Ketua Yayasan Ali Maksum Wonosobo, Agus Wahid bersyukur apa yang telah dilakukan di pondok pesantren yang dikelola bersama pengurus di yayasan selama ini membuahkan kemajuan.
Pihaknya berterima kasih karena potensi para santri dan sistem edukasi di Ponpes Rohmatul Ummat didukung oleh Pemkab Wonosobo, bahkan telah ditangkap oleh Disparbud Wonosobo melalui kerja sama ini dan telah diimplementasikan dengan mengirim tiga orang santri mengikuti pelatihan atau kursus bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.
"Dengan adanya ragam bahasa asing yang membudaya menjadi alat komunikasi di kalangan santri dan masyarakat kampung di sekitar ponpes, menjadi keunikan dan keunggulan tersendiri dan jelas akan menarik banyak wisatawan untuk datang ke kampung bahasa. Pendidikan di ponpes juga akan lebih berkembang dan kualitas SDM santri maupun pendidik di ponpes juga akan meningkat," demikian Agus Wahid.
antara