Akbar

Akbar

28
September

 

(voinews.id)- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menegaskan bahwa reforma agraria harus benar-benar menyasar kepada masyarakat yang memang membutuhkan lahan, ladang, atau sawah agar tidak terjadi ketimpangan.

"Harus kita akui saat ini memang banyak terjadi ketimpangan dan ketidakadilan dalam penguasaan akses tanah," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu. Ia mengemukakan hal itu ketika menanggapi aksi dan orasi oleh ratusan orang yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) yang berasal dari berbagai daerah. Dalam aksi tersebut disampaikan berbagai permasalahan pertanahan, lahan, dan sawah.

KNPA berharap agar masalah terkait pertanahan yang selama ini menimpa rakyat kecil segera berakhir dan mereka diberi keadilan dalam penguasaan lahan. Terkait dengan hal tersebut, Jazilul Fawaid menyampaikan bahwa MPR dengan tegas mendukung adanya reforma agraria dan menyebut massa aksi yang mayoritas petani itu sebagai kaum pejuang. "Saya senang mendapat masukan dari para aktivis KNPA," ujar politikus asal Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu.

Alumnus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu prihatin bahwa 1 persen dari sekelompok masyarakat mampu menguasai 68 persen akses pertanahan di Indonesia.

Padahal, dalam mandat bangsa Indonesia disebutkan akan menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera. Untuk itu, reforma agraria harus menjadi langkah awal dalam menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil, terutama kaum tani.

"Petani kita banyak yang memiliki akses tanah yang tidak memadai untuk menopang kehidupan mereka," kata dia. Di sisi lain, dia mengatakan bahwa pada hakikatnya terdapat proses menuju terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Apalagi, semua langkah pembangunan yang selama ini dilakukan juga bertujuan untuk rakyat meski memang masih ada ketimpangan kepemilikan lahan atau tanah yang serius.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu menegaskan bahwa bangsa ini perlu haluan negara untuk mengelola kekayaan alam yang dimiliki demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Menurut dia, sikap MPR sendiri sudah jelas dalam masalah reforma agraria, yakni dengan masih berlakunya Ketetapan MPR Nomor IX Tahun 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Namun, meski ada ketetapan tersebut, hukum yang ada belum maksimal karena belum ditindaklanjuti dengan turunan hukumnya. "Saya berharap pada DPR agar ketetapan itu ditindaklanjuti dengan membentuk undang-undang," tegasnya.

 

antara

28
September

 

(voinews.id)- Otoritas Vietnam pada Rabu menurunkan kategori Badai Noru menjadi badai tropis, namun memperingatkan warga agar tetap waspada terhadap risiko banjir dan tanah longsor yang disebabkan hujan lebat.

Badai mendarat di Provinsi Quang Nam, yang menaungi kota bersejarah Hoi An dan resort Danang, pada pagi hari dengan kecepatan angin mencapai 117 km per jam, menurut badan prakiraan cuaca kepada media pemerintah.

"Saya tidak tahu apakah atap bangunan saya sudah roboh atau belum. Anginnya kencang sekali," kata Le Thi Buoi, 70, dari salah satu pengungsian masyarakat pesisir Tam Ky. "Anda bisa mendengar dentumannya, bahkan dari dalam pengungsian ini," katanya.

Belum ada laporan langsung mengenai korban, namun foto-foto yang beredar di media sosial dan media pemerintah memperlihatkan pohon-pohon tumbang dan tanah longsor menutupi jalan.

Noru merupakan badai terdahsyat yang menghantam negara tetangga Filipina tahun ini dan menewaskan sedikitnya delapan orang ketika mendarat pada Minggu malam. Akibatnya, banjir merendam lahan pertanian dan masyarakat serta merusak tanaman, terutama padi.

Vietnam juga rentan terhadap badai dan banjir lantaran garis pantai yang panjang di negara tersebut. Bencana alam - terutama banjir dan tanah longsor yang disebabkan badai - telah merenggut 139 korban jiwa dan melukai 150 orang lainnya tahun lalu, menurut data resmi.

 

Sumber: Reuters

28
September

 

(voinews.id)Ibu Negara Iriana Joko Widodo membacakan sebuah dongeng tentang binatang dan bernyanyi dengan anak-anak taman kanak-kanak (TK) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu.

"Ini Angsa Putih, ini juga Beruang. Tahu tidak makanan Beruang? Yang tahu, maju," kata Iriana kepada anak-anak di halaman Kantor Bupati Manggarai Barat, Rabu. Iriana bersama sejumlah anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) meninjau vaksinasi COVID-19 dosis penguat dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Timur, Rabu.

Dalam agenda kunjungan ke NTT, Iriana menyempatkan diri membacakan cerita dongeng bagi anak-anak di Labuan Bajo. Sambil memegang buku dongeng, Iriana terlihat santai mengajak anak-anak di Labuan Bajo itu bercerita. Satu per satu anak-anak dipanggil maju, diajak bercerita, lalu diberikan hadiah.

Iriana juga mengajak mereka bernyanyi bersama, di antaranya lagu Bintang Kecil dan Selamat Datang Kakak.

Mereka juga bermain Kereta Api dan berfoto bersama. Saat berfoto bersama, Iriana membagikan bingkisan kepada anak-anak dan menyerahkan donasi. Usai membacakan dongeng, Iriana memantau pelaksanaan vaksinasi dosis penguat atau booster di Kantor Bupati Manggarai Barat.

"Harapannya semua tetap sehat agar bisa beraktivitas," ujar Iriana. Iriana dan rombongan OASE KIM tiba di Kantor Bupati Manggarai Barat pukul 10.33 Wita, dengan disambut tarian selamat datang Tiba Meka.

Selanjutnya, rombongan melihat demonstrasi pemilahan sampah dan mencuci tangan pakai sabun oleh anak-anak.

 

antara

27
September

 

(voinews.id)- Presiden Joko Widodo menyambangi sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Wameo, Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoara, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa. Iring-iringan kendaraan Presiden Jokowi dan rombongan dikawal ketat paspampres yang berjalan di samping kiri dan kanan kendaraan, tiba di pasar tersebut sekitar pukul 08.40 Wita.

Presiden Jokowi terlihat duduk di kursi sebelah kiri, kaca jendela mobil diturunkan sembari melambaikan tangan kepada ribuan warga yang menyambut kedatangannya.

Masyarakat sepanjang jalan berdiri memadati area jalur yang dilalui kendaraan Presiden bersama rombongan sambil memanggil-manggil nama orang nomor satu di Tanah Air itu. "Pak Jokowi..., Pak Jokowi..., Pak lempar bajunya Pak, bajunya Pak," teriak massa yang memadati Pasar Wameo sejak sekitar pukul 06.00 Wita.

Jokowi yang turun dari mobil kepresidenan langsung melambaikan tangan ke masyarakat yang datang menyambut dirinya.

Mendapat lambaian tangan dari Presiden, masyarakat sontak kegirangan dan terus memanggil nama Presiden Jokowi. Warga lalu mengabadikan momentum tersebut dengan telepon genggam masing-masing.

Selang lima menit, Presiden masuk pasar di kawal ketat paspampres hingga TNI-Polri yang ikut mengamankan kedatangan Presiden Jokowi di pasar tersebut. Jokowi masuk kawasan pedagang sayuran.

Ia berjalan sambil menyapa pedagang bahkan bersalaman dengan salah satu pedagang sayuran sembari menyerahkan bantuan. Usai menyapa para pedagang di pasar tersebut selama kurang lebih empat menit, Presiden lalu masuk kembali ke kendaraan kepresidenan untuk melanjutkan agenda di wilayah Kepulauan Buton tersebut.

Sembari meninggalkan lokasi pasar, Presiden juga membagi-bagikan kaos warna hitam ke masyarakat yang berdiri di sepanjang jalan.

Eli Sumarni (36), pedagang sayuran asal Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau yang berinteraksi dengan Presiden mengaku tidak pernah bermimpi sebelumnya bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi, apalagi berjabat tangan langsung.

"Perasaannya senang kayak saya mau menangis, saking senangnya ingin menangis karena tidak disangka-sangka bisa pegang tangan Presiden, dari semua pedagang hanya saya yang jabat tangan langsung," kata ibu yang memiliki enam anak itu.

Selain jabatan tangan langsung, dirinya juga menerima secara langsung bantuan hingga modal usaha dari Presiden.

"Yang pasti ucapannya (Presiden Jokowi, red.), katanya sama saya ini ada sedikit tambahan dana modal untuk usahanya, itu saja, kemudian jabat tangan lalu Beliau (Presiden Jokowi, red.) pergi," katanya sembari tersenyum.

 

antara