Tari Burung Enggang atau biasa disebut Tari Enggang adalah sebuah tarian Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Tarian ini wajib ditampilkan dalam setiap upacara adat Suku Dayak Kenyah. Tari ini menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang. Menurut kepercayaan orang Dayak Kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung Enggang. Oleh karena itu, masyarakat Dayak Kenyah sangat menghormati dan memuliakan burung Enggang. Selain menjadi tarian wajib pada upacara-upacara adat Dayak, Tarian Enggang pun kini sering dibawakan sebagai tari selamat datang untuk menyambut para tamu.
Tari Enggang ditarikan oleh wanita-wanita muda Suku Dayak Kenyah. Ketika menari, mereka mengenakan hiasan diatas kepala bermotif burung Enggang dan anting-anting besar. Selain itu, ketika menari, mereka juga memegang hiasan bulu burung Enggang. Mereka pun menari dengan iringan alat musik tradisional, yakni Sampe, Gendang, dan Gong. Sampe adalah alat musik petik khas Dayak.
Gerakan Tari Enggang menggunakan gerakan dasar dari Burung Enggang. Konsep gerakan dikelompokkan dalam 3 gerakan utama, yakni Nganjat, Ngasai dan Purak Barik. Nganjat adalah sebuah gerakan utama atau gerakan khas dari tarian dayak yang menyerupai burung enggang gading yang membuka menutup sayapnya. Ngasai adalah gerakan yang menyerupai burung enggang yang sedang terbang. Dan Purak Barik adalah sebuah gerakan dasar yang merupakan gerakan perpindahan tempat. Dalam perkembangannya, ada kreasi baru Tari Enggang, namun kreasi ini tidak terlepas dari makna serta filosofi yang terkadung dalam Tari Burung Enggang.
Pantai Dato Majene terletak sekitar 7 Km dari Kota Majene, dan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau sewaan. Kondisi jalan menuju pantai ini sudah baik dan mulus. Pantai Dato Majene terbagai atas 2 bagian, yaitu pantai berpasir putih halus dan pantai beralaskan karang. Keberadaan kontur pantai yang berkarang dan menjorok ke laut menambah pesona Pantai Dato Majene. Terlebih lagi terdapat batu karang raksasa yang terhubung dengan tangga sehingga pengunjung dapat naik dan menikmati pemandangan dari atas.
Pemandangan lain yang menarik di Pantai Dato Majene adalah bongkahan batu karang yang memiliki lubang atau bentuk unik karena dihempas ombak secara terus menerus selama ratusan tahun. Beberapa batu karang raksasa bahkan berdiri menjorok ke arah laut. Anda dapat menaiki bukit karang dengan ketinggian sekitar 20 meter. Dari atas sana anda dapat menikmati pemandangan sekitar Pantai Dato Majene yang cantik. Karena air lautnya yang jernih, anda bisa menikmati ikan-ikan kecil yang berenang di antara terumbu karang. Bila menjelang matahari terbenam, sebaiknya anda naik lagi ke Batu Karang, untuk menyaksikan matahari terbenam. Karena pada saat itu , anda akan menyaksikan pemandangan yang luar biasa indah.
Selain pemandangan indah yang dapat anda saksikan di Pantai Dato Majene, anda juga dapat menyaksikan kegiatan khusus yang diadakan pada bulan Agustus sampai September di pantai ini, yaitu Sandeq race. Sandeq race adalah ajang balap perahu sandeq atau perahu tradisional khas suku Mandar. Pemandangan ini tentu akan menyuguhkan pengalaman dan pemandangan berbeda bagi wisatawan mengingat nilai budaya lokal menunjukkan keistimewaannya dalam bentuk balap perahu tradisional.
Untuk menuju Kabupaten Majene, anda bisa menggunakan pesawat melalui Bandara Tampa Padang di Mamuju atau Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar , Sulawesi Selatan . Jarak dari Mamuju ke kota Majene dapat ditempuh menggunakan kendaraan darat dengan waktu tempuh selama tiga jam. Tetapi jika dari Makasar , akan memakan waktu sekitar 6 jam. Jika anda sedang berlibur dan berada di Sulawesi Barat, luangkan waktu untuk menikmati keindahan Pantai Dato Majene yang indah.
Ketan Bintul terbuat dari beras ketan yang dikukus. Untuk mendapatkan rasa yang gurih, pada waktu pengukusan ketan dicampur dengan parutan kelapa dan sedikit garam. Setelah ketan matang, lalu diletakkan pada sebuah wadah atau tempat yaitu bekas karung beras yang terbuat dari plastik , kemudian diletakkan di lantai atau semen yang rata sebagai alas. Ketan yang sudah matang tersebut , masih dalam keadaan panas kemudian ditumbuk halus dengan menggunakan sebuah alu kayu yang ujungnya dilapisi plastik agar tidak lengket.
Yang harus diperhatikan pada waktu menumbuk ketan adalah ketan tersebut jangan sampai kehilangan panasnya, agar pada waktu menumbuk bisa cepat halus dan empuk. Di sini yang dibutuhkan adalah kecepatan dan kecermatan , serta mengerti betul bagian-bagian mana yang belum tertumbuk.
Untuk menumbuk ketan hingga mendapatkan hasil yang bagus dan sempurna dibutuhkan minimal dua orang, satu menumbuk dengan penumbuk kayu dan satunya membolak balik ketan panas agar merata hasilnya. Setelah halus lalu dibentuk segi empat dan dibungkus dengan daun pisang agar awet dan tetap kelihatan putih.
Setelah ketan selesai ditumbuk, siapkan parutan kelapa sesuai kebutuhan , lalu disangrai , yaitu digoreng tanpa minyak goreng, sambil terus diaduk-aduk agar merata matangnya. Kalau sudah kecoklat-coklatan kemudian ditiriskan beberapa menit kemudian digerus sampai halus benar dengan menggunakan alat penggerus yang terbuat dari batu kali. Bila sudah halus tambahkan gula pasir dan garam halus, satukan biar merata benar manis dan asinnya. Untuk menggugah selera tambahkan cabai merah secukupnya, iris kecil-kecil memanjang. Kemudian buatlah bawang merah goreng , tetapi jangan dicampaur dengan kelapa sangrai.
Menjelang berbuka puasa, sajikan uli yang sudah dibentuk segi empat, beri taburan kelapa sangrai atau bintul, irisan cabai merah dan goreng bawang merah; sambil ditemani segelas kopi atau segelas teh manis, kelezatannya dijamin bisa menghilangkan langsung lapar dan haus setelah seharian berpuasa. Akan lebih nikmat bila ditambah dengan kuah semur daging yang kental. Semur adalah hidangan daging rebus yang diolah dalam kuah berwarna coklat pekat yang terbuat dari kecap manis,bawang merah, bawang Bombay, pala dan cengkeh.
Pada bulan Ramadhan, anda dengan mudah dapat menjumpai penjual ketan bintul ini di sepanjang daerah pinggiran pasar lama Serang , dijual dengan harga Rp. 1000 untuk 3 potong ketan bintul ini.
Danau laut Tawar atau dalam Bahasa Gayo, Aceh di sebut Danau Lut Tawar merupakan danau tektono-vulkanik yang terbentuk bersamaan Sesar Semanko. Danau yang terletak di dataran tinggi Aceh, diketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut ini berada di bibir Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau propinsi paling ujung barat Indonesia. Luasnya mencapai 5.472 hektar dengan panjang 17 kilometer dan lebar 3,219 kilometer. JIka kita berkunjung ke Lut Tawar, mata akan dimanjakan pemandangan danau yang indah, dikeliling pegunungan dengan hawa sejuk. Bila kita berkeliling, butuh waktu hingga dua jam dengan perahu. Namun, dijamin tidak akan membosankan karena ada hutan pinus yang mengawal danau ini. Pastinya, ada aktivitas nelayan mencari ikan di danau ini.
Selain memberikan keindahan alam danau, disekitar Danau juga terdapat beberapa objek wisata lainnya yang patut dikunjungi. Sehingga waktu berkeliling akan lebih lama danau lut tawar, bila kita singgah ke beberapa goa yang ada di sekitar. Sebut saja Loyang Peteri Pukes, Loyang Koro, Loyang Peteri Ijo, Loyang Perupi atau Goa Ular, Loyang Ujung Karang, dan Loyang Mendale. Semua goa itu memiliki legenda tersendiri bagi masyarakat Gayo. Lelah berkeliling danau, kita juga bisa melihat danau dari tempat tinggi. Seperti dari bukit Bur Gayo, dari sana akan terlihat Kota Takengon dan Danau Lut Tawar yang luas. Dipastikan, Lut Tawar merupakan muara bagi 25 aliran sungai yang mengalir ke Krueng Peusangan di Kabupaten Bireuen. Di sekitar danau juga ada warung kopi Arabica Gayo, salah satu kopi terbaik dunia. Kopi-kopi tersebut berasal dari kebun di Kabupaten Aceh Tengah yang bertetangga dengan Kabupaten Bener Meriah. Lut Tawar bukan hanya menjanjikan keindahan alam, tapi juga memiliki banyak situs budaya. Ini sebagaimana penemuan fosil manusia yang hidup pada 7.400 tahun yang lalu di Gua Loyang Mandale, dan objek wisata budaya lainnya.
Untuk berkunjung ke danau Lut Tawar terlebih dahulu kita harus terbang menuju Bandara Iskandar Muda Banda Aceh. Lalu kita menggunakan transportasi bus umum atau menyewa mobil buat ke Takengon dengan jarak tempuh sekitar 8 sampai 9 jam. Atau bisa juga melalui Kota Medan ibukota Sumatera Utara dan jarak tempuhnya juga lebih singkat, yaitu sekitar 3-4 jam dengan menggunakan jalur darat. Saat ini, geliat wisata di Danau Lut Tawar terus tumbuh. Budaya lokal masyarakat Gayo yang memiliki nilai seni tinggi sangat mendukung keindahan alamnya. Kini, hampir setiap tahun, pemerintah daerah menggelar Festival Lut Tawar untuk memperkenalkan Lut Tawar ke masyarakat luas, tentunya dengan tetap menjaga keasrian danau di dataran tinggi ini. Salah satu cara menjaga danau yang telah ada sejak belasan ribuan tahun ini adalah dengan mengembangkan wisata. Masyarakat mendapatkan penghasilan dari kegiatan wisata sehingga tidak merusak danau atau hutan di sekitarnya. Demikiankan lah pesona Indonesia kali ini sampai jumpa dengan tema yang menarik lainnya.
Gua Terawang berada di Desa Kedung Wungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Berjarak 32km arah barat dari pusat kota Blora, gua ini terletak di tengah hutan jati yang lebat. Letaknya memang tersembunyi, namun gua ini menawarkan keindahan bagi anda yang mengunjunginya.
Di gua Terawang, pemandangan dalamnya cukup mempesona pada cuaca cerah, karena lubang-lubang bebatuan kapur yang terdapat di langit-langit gua membuat cahaya matahari yang masuk akan menimbulkan bayangan siluet yang sangat indah. Waktu yang tepat untuk berkunjung di gua ini adalah saat siang hari, karena keindahan gua ini akan semakin terlihat saat sinar matahari mulai masuk ke dalam gua melalui lubang-lubang kecil yang ada di langit-langitnya. Kamu bisa berburu foto cantik dengan pemandangan khas di dalam gua ini. Untuk menuju ke Gua Terawang, kalau dari kota Blora, anda harus menuju ke arah pertigaan Pasar Ngawen, kemudian belok ke kanan menuju jalan kearah daerah Japah, Padaan, Ngapus, hingga tiba di Todanan.
Di kawasan wisata Gua Terawang yang luasnya mencapai 13 hektare ini, terdapat 5 gua lainnya yang juga tak kalah cantiknya. Setiap gua mempunyai ciri khas dan keindahan tersendiri. Jika anda berkunjung ke kawasan ini, sempatkanlah juga untuk mengunjungi salah satu dari 5 gua yang instagramable ini.
Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang memiliki suku, budaya, dan adat. Nama sukunya ialah suku Betawi. Salah satu tradisi suku ini adalah Palang pintu.
Tradisi Palang Pintu menjadi identitas dari masyarakat Betawi di Jakarta. Tradisi ini menjadi bagian dalam prosesi upacara pernikahan adat Betawi sejak dahulu. Perpaduan antara silat dan seni pantun yang jenaka menjadi hal yang dominan dalam tradisi Palang Pintu.
Hingga saat ini, tradisi tersebut masih sering dilakukan oleh suku Betawi tengah yang masih kental dengan nilai-nilai Islam. Tradisi ini bertujuan untuk menguji keseriusan pihak laki-laki terhadap perempuan yang akan dinikahi. Untuk lulus dalam ujian Palang Pintu ini terdapat 2 syarat yang harus dipenuhi, yaitu menang adu silat dan lancar membaca Al-Quran.
Tradisi Palang Pintu ini diwariskan secara turun-temurun dan belum ada catatan sejarah yang menjelaskan tentang kapan dan siapa yang menciptakannya. Tradisi ini biasa dilakukan tepat ketika mempelai pria tiba di tempat mempelai wanita.
Dalam pelaksanaannya, tradisi ini memiliki beberapa tahapan, yaitu Shalawat Dustur, balas pantun, Beklai, dan Lantun Sike. Selama pelaksaan tradisi ini berlangsung, pengantin pria akan dihalangi oleh jawara dari kampungnya pengantin wanita.
Kemudian jawara tersebut mengajukan beberapa persyaratan yang intinya menantang berkelahi dan mengaji. Dengan begitu, kualitas pengantin pria dapat dipastikan berkualitas atau tidak, menurut mereka.
dalam pelaksaannya, Tradisi Palang Pintu membutuhkan 9 orang, 2 orang sebagai jawara dari pihak perempuan, 1 orang jawara dari pihak pria, 1 orang juru pantun dari masing-masing pihak, 3 orang pembaca Shalawat Dustur, dan 1 orang pembaca Sike.
Namun, pada saat ini, tradisi Palang Pintu diwakilkan oleh orang-orang yang dibayar, yang biasa disebut “Centeng”. Nama Palang Pintu ini berasal dari Betawi Tengah dan Betawi Kota, sedangkan Betawi Pinggiran dan Betawi Ora mengenal tradisi ini dengan sebutan “Rebut Dandang atau “Tepuk Dandang”.
VOI PESONA INDONESIA Indonesia yang terdiri dari beragam daerah memang memiliki beragam kuliner yang bisa ditemukan di setiap pelosok daerah negeri ini. Kali ini kita akan mengajak anda ke Jawa Timur, Bangil, sebuah kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Pasurauan, yang juga memiliki beragam kuliner untuk menikmati salah satu kuliner khasnya, yaitu Nasi Punel.
Nasi Punel berasal dari kata pulen, yang berarti pulen, yaitu matangnya pas, tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu lembek. Nasi Punel dibuat dari beras pada umumnya. Bedanya hanya dari cara memasaknya. Agar nasinya pulen, maka beras yang sudah dicuci bersih direndam dengan air panas kurang lebih l ima belas sampai dua puluh menit. Baru kemudian ditanak seperti biasa.
Pada awalnya Nasi Punel hanyalah makanan yang dijajakan keliling dari kampung ke kampung pada pagi hari. Nasi Punel yang dikemas dengan lembaran daun pisang ini semakain lama semakin digemari masyarakat sebagai sarapan pagi. Karena pembeli semakin banyak, maka banyak penjaja Nasi Punel yang akhirnya membuka warung di pinggir jalan . Semakin lama warung yang menjual Nasi Punel semakin banyak. Walaun biasanya nasi Punel ini untuk sarapan,tetapi banyak warung nasi Punel yang mulai buka pagi hari mulai jam 07.00 sampai jam 17.00 sore. Karena ketika memasuki jam makan siangpun, warung-warung yang menjual nasi Punel juga ramai dikunjungi pembeli.
Nasi Punel merupakan nasi campur, karena biasanya di dalamnya terdiri dari beragam lauk pauk, seperti tahu, tempe, ayam bumbu Bali, sambal kacang panjang yaitu potongan kacang panjang mentah yang dicampur sambal tomat yang pedas, sayur nangka muda, pepes kelapa dan beragam gorengan seperti daging sapi, babat, usus hingga paru yang gurih. Nasi Punel ini memiliki rasa pedas dan bumbu rempah yang kuat. Untuk menambah kenikmatan Nasi Punel ini biasanya di atas nasi pulen ini masih ditambah dengan taburan serundeng , yaitu parutan kelapa yang disangrai dengan bumbu. Sebungkus nasi punel ini bisa untuk mengganjal perut anda dari pagi hingga siang hari. Dan dengan uang Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000 anda bisa mendapatkan Nasi Punel komplit dengan berbagai tambahan laut pauk sesuai keinginan anda. Sampai saat ini Nasi Punel masih mempertahankan kemasannya dengan daun pisang .
Nasi Punel yang menjadi makanan khas Kota Bangil ini tentu saja dapat dengan mudah anda jumpai di sejumlah tempat di kota Bangil. Biasanya warung-warung yang menjual Nasi Punel ini tidak terlalu luas dan cenderung sempit, tetapi walaupun demikian para pelanggan tidak mempersoalkan tempat meja kursi yang kadang berhimpitan satu sama lain. Ada yang mengatakan justru yang seperti inilah yang membuat kesan , karena mempertahankan suasana menyantap makanan khas nasi Punel. Tetapi walaupun warung-warung yang menjual nasi Punel ini tetap mempertahankan keasliannya, ternyata para pelanggan tetap menyukainya. Penjual juga berpendapat walaupun dikemas secara sederhana tetapi kualitas dan cita rasa kuliner nasi punel ini tetap terjaga. Bahkan penjual Nasi Punel tetap optimis bahwa keberadaan Nasi Punel akan dicari sepanjang masa.
VOI PESONA INDONESIA Sulawesi Selatan memiliki berbagai tradisi yang unik seperti, Rambu Tuka, Accera Kalompong, Mappalili dan lain-lain. Diantara tradisi tersebut, ada yang sampai saat ini masih tetap dilakukan oleh penduduk Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis. Tradisi tersebut adalah tradisi Mappalili atau Appalili dalam bahasa Makasar.
Kata Mappalili berasal dari kata “Palili” yang berarti menjaga tanaman padi dari sesuatu yang mengganggu atau menghancurkan. Berarti, tradisi ini bertujuan untuk menjauhkan daerah yang akan ditanami dari gangguan yang biasanya mengurangi hasil produksi. Tradisi ini adalah ritual turun-temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat Bugis kuno yang dikenal dengan sebutan Bissu. Komunitas ini tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, yaitu di Pangkep, Bone, Soppeng, dan Wajo.
Ritual ini dipimpin langsung oleh Puang Matoa dengan berkumpul di rumah Arajang, tempat menyimpan pusaka. Puang Matoa memulai dengan menggunakan Katto-katto, sejenis kentongan untuk memanggil anak laki-laki dan Kalung-kalung untuk memanggil anak perempuan. Kemudian Puang Matoa akan menyanyikan nyanyian adat mereka untuk membangunkan Arajang(pusaka) dan diakhiri dengan mengarak arajang keliling kampung yang menjadi aba-aba untuk waktunya membajak sawah. Arajang atau pusaka di setiap daerah berbeda. Di Pangkep, Arajang berupa bajak sawah yang terbuat dari kayu dan sudah ada sejak tahun 1330. Di Soppeng berupa sepasang Ponto atau gelang berkepala naga yang terbuat dari emas murni. Sedangkan di Bone dan Wajo berupa keris.
Tarempa merupakan nama ibukota Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Kuliner Mie Tarempa menjadi salah satu ikon kuliner di kota Tarempa yang wajib dicoba, jika anda bertandang ke Anambas. Nama Tarempa diambil dari nama kota Tarempa. Kuliner ini sangat unik karena diolah dengan menggunakan bahan dasar yang berbeda dari masakan-masakan mie khas Indonesia lainnya. Meski diliat sekilas, Mie Tarempa tampak seperti olahan mie khas Aceh atau seperti pasta fetuccini yang disiram dengan saus Bolognese.
Wilayah Anambas terkenal akan hasil lautnya, terutama ikan tongkol. Ikan inilah yang selalu hadir dalam kuliner-kuliner khas Anambas termasuk kuliner Mie Tarempa. Mie Tarempa menggunakan mie yang teksturnya seperti mie telur dengan warna kuning dan bentuknya pipih, mirip seperti pasta fetuccini dari Italia. Mie Tarempa punya rasa asam manis yang sedikit pedas di mulut. Kuahnya pun ringan walau cukup berminyak.
Kuliner Mie Tarempa yang asli adalah yang dimasak kering dengan topping ikan tongkol. Sejalan dengan perkembangan waktu, kini Mie Tarempa hadir dalam tiga bentuk olahan yaitu Mie Tarempa kering, Mie Tarempa basah dan Mie Tarempa kuah. Toppingnya pun lebih beragam dengan aneka pilihan seafood atau daging sapi. Seporsi Mie Tarempa bisa anda nikmati dengan harga yang cukup terjangkau, yakni 15-25 ribu rupiah.
Minahasa Utara merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Utara. Kabupaten ini punya lokasi yang strategis karena berada di antara dua kota, yakni Manado dan kota pelabuhan Bitung. Letaknya yang dekat dengan laut membuat kabupaten ini punya banyak objek wisata bahari yang memukau, diantaranya Taman Laut di pulau Gangga, pulau Lihaga, pulau Nain dan pulau Talise. Selain pulau, ada juga banyak pantai eksotis yang masih sangat alami. Salah satunya terletak di Desa Kalinaun, Kecamatan Likupang Timur. Oleh warga Desa Kalinaun, pantai itu diberi nama Pantai Sampirang.
Pantai Sampirang punya garis pantai yang cukup panjang dengan pasir putih yang lembut. Jika air laut sedan surut, bentang pantai bertambah luas dengan paduan rumput laut dan karang. Ikan-ikan kecil yang terjebak di karang dan rumput laut menjadi daya tarik tersendiri bagi pantai ini. Di Pantai Sampirang, banyak terdapat pepohonan terutama tanaman kelapa yang dapat dijadikan tempat berteduh alami. Pantai Sampirang punya air yang jernih dengan keindahan bawah lautnya. Anda bisa berenang sepuasnya di pantai ini.
Untuk menuju ke Pantai Sampirang, dari kota Manado, ibukota Sulawesi Utara, anda bisa menggunakan transportasi darat menuju desa Kalinaun selama 1 jam perjalanan. Di Pantai Sampirang belum tersedia sarana penunjang wisata yang memadai, namun jika datang tepat pada hari libur, warga desa biasanya menyediakan jajanan makanan di sekitar pantai. Namun, jika ingin mencari suasana tenang dan sepi, anda sebaiknya datang pada hari biasa.