pesona indonesia

pesona indonesia (547)

18
July

Sego Buwuhan

Written by
Published in pesona indonesia

14 Juli kemarin, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar pesta rakyat dengan tarian Thengul dan makan Sego Buwuhan. Menariknya, pesta rakyat ini menyajikan jumlah penari dan kuota makanan yang banyak. Dalam pesta rakyat Kabupaten Bojonegoro ini, sebanyak 2.050 orang menari Thengul di atas jembatan Sosrodilogo, Sungai Bengawan Solo, dan 26 ribu sego buwuhan tersaji untuk para pengunjung. Pesta rakyat Bojonegoro ini pun masuk catatan Museum Rekor Indonesia atau MURI. Sego Buwuhan mencatatkan diri dalam Museum Rekor Indonesia dalam hidangan terbanyak.

Sego Buwuhan merupakan makanan khas Bojonegoro. Sego Buwuhan terdiri atas dua kata. Dalam bahasa Jawa, Sego artinya ‘nasi’ dan buwuhan diambil dari kata buwuh yang dalam bahasa Jawa artinya ‘memberi atau menyumbang’. Buwuhan juga sering di ucapkan atau dibaca oleh orang Bojonegoro dengan “Buwohan”. Makanan ini sederhana, menunya adalah nasi yang di bungkus dengan daun jati. Lauk-pauknya tediri dari tumis pepaya muda, mi kuning, momoh tempe (tempe dimasak dengan bumbu khas daerah Bojonegoro), tewel (nangka muda) dan satai komo yang dipisah dan dibungkus daun jati. Satai komo adalah satai dari daging sapi yang dibumbu merah.

Sego Buwuhan lebih nikmat disajikan ketika nasinya masih hangat. Ketika kita membuka sego ini, langsung tercium aroma khas daun jati yang menambah selera makan. Rasa Sego Buwuhan juga sangat nikmat. Cocok disantap baik itu untuk menu sarapan pagi atau siang hari. Sego Buwuhan dahulu disajikan untuk acara hajatan, misalnya pernikahan, khitanan, dan kelahiran. Saat hajatan, Sego Buwuhan biasanya di bawa pulang dalam bentuk paket. Namun kini, sego Buwuhan tidak hanya bisa dinikmati saat hajatan saja, karena di Bojonegoro sudah banyak warung makanan yang menjajakan kuliner satu ini. Harganya juga cukup murah, sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 per porsi.

11
July

International Mask Festival atau IMF kembali digelar di Kota Solo sejak 5 hingga 6 Juli 2019 di Pendapi Gedhe, Balaikota, Surakarta. Festival topeng internasional ini merupakan acara tahunan berskala internasional yang mengusung konsep pertunjukan seni topeng dan kerajinan topeng. Sejumlah kesenian ditampilkan, satu di antaranya tarian yang berkisah tentang berdirinya Kerajaan Singo Barong di Alas Lodoyo. Tarian ini dibawakan oleh para penari dari Sanggar Seni Singo Yogo. Ada pula Tari Losari yang dibawakan Sanggar Purwa Kencana. Sementara itu, para penari dari Tedjo Dance membawakan Tari Bapang, dan Tari Topeng 5 Wanda serta Tari Fragmen yang ditarikan para penari dari Sanggar Seni Wijaya Kusuma.

Edisi pesona indonesia kali ini, memperkenalkan salah satu tarian yang ditampilkan pada International Mask Festival, yakni Tari Topeng losari. Tari Topeng Gaya Losari diciptakan Panembahan Losari, atau Pangeran Angkawijaya sekitar 400 tahun yang lalu. Tarian ini pada awalnya diciptakan untuk menyebarkan agama Islam. Dalam penyajiannya, Topeng Losari mengedepankan penokohan dari cerita Panji, berbeda dengan tari topeng di wilayah Cirebon lain yang mengedepankan perkembangan sifat manusia yang menjurus ke nilai filosofis.

Tari Topeng Losari punya 3 ciri khas gerak, yakni gerak Galeyong, pasang Naga Seser (kuda-kuda menyamping lebar) menyerupai sikap Kathakali di India, serta sikap Gantung kaki yang mirip dengan kaki patung Dewa Shiwa sebagai Nataraja dari India yang mengharuskan penarinya memperlihatkan telapak kakinya ke samping.Pusat tari topeng Losari, seperti topeng daerah lain, tak lain terfokus pada kotak yang diletakkan di panggung. Kotak dipercaya memiliki kekuatan supranatural bagi penari. Jadi, ada semacam korelasi gerak tersebut dengan perangkat pertunjukan di panggung.

09
July

Selain Danau Toba, ada tempat wisata lain di Sumatera Utara yang juga menarik untuk dikunjungi. Namanya Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Cagar alam Dolok Tinggi Raja di sumatera utara punya luas 167 hektar dan berada di Desa Dolok Merawa, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Dari luas seluruhnya, 4 hektare menjadi lokasi utama mata air panas bercampur belerang.

Sumber air panas ini dikelilingi endapan travertin atau batu kapur yang berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Sumber air panas bernama Kawah Putih Tinggi Raja ini menjadi salah satu dari daya tarik wisata Cagar alam Dolok Tinggri Raja, selain Sungai Bah Balaklak dan air terjunnya, serta Danau Lapparan.

Sumber air panas yang mencapai suhu sekitar 90 derajat celcius dari Kawah Putih Tinggi Raja ini berasal dari bukit-bukit kecil yang ada di daerah tersebut. Aliran air panas mengalir diantara bebatuan kapur yang berundak-undak, sehingga menjadikan batuan tersebut menjadi putih bersih seperti salju. Sebagian orang menyebutnya dengan Salju Panas.

Ada dua tempat yang bisa di kunjungi di area obyek wisata ini. Yang pertama adalah bukit kapur yang dilalui oleh aliran air panas yang membuat bebatuan ini menjadi indah dipandang mata. Diatas bukit kapur juga terdapat sebuah kolam alam kecil yang mengeluarkan sumber air panas yang nampak bergelembung dari dasar kolam. Wisatawan dilarang mandi di area itu. Disana juga tampak aliran air panas yang melalui semak-semak pepohonan yang mengering dan berkumpul menjadi satu dan membentuk sebuah danau berwarna biru kehijauan yang amat cantik.

Tempat lainnya yang bisa anda kunjungi ketika ke kawah putih tinggi raja, ada dibawah tebing. Disana anda bisa berendam di airnya. Terdapat sebuah aliran sungai yang sejuk dan air terjun yang mengalir dari bukit di atas menjadikan tempat ini tujuan berendam setelah pengunjung menikmati keindahan air panas diatas. Sumber air panas ini dipercaya mengandung belerang yang baik bagi kesehatan kulit bila dipakai untuk mandi atau sekedar untuk membasuh anggota badan. Karena tak ada warung makanan di dalam cagar alam ini, anda disarankan membawa bekal makanan anda sendiri.

08
July

Indonesia tidak hanya memiliki tempat wisata alam berupa pantai dan gunung. Dibalik indahnya pantai yang dimiliki Indonesia, terdapat situs purbakala peninggalan zaman batu. Salah satunya adalah Situs Tapurarang yang terdapat di tepi laut kabupaten Fakfak, tepatnya di Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Situs ini seolah menceritakan tentang kejadian masa lalu yang terlukis melalui beberapa cap tapak tangan dan kaki warna merah di dinding goa.

Situs Tapurarang berupa objek lukisan telapak tangan, mata, telapak kaki, lumba lumba, cicak, tumbuhan, daun, wajah manusia, hingga bumerang. Lukisannya terlihat biasa saja, namun cukup menggambarkan manusia dan kesehariannya. Tekhnik lukisannya pun unik karena, objek-objek tersebut dibuat seperti disembur menggunakan tinta berwarna merah dan kuning. Bercak-bercak cat terdapat di tepian masing-masing objek. Bahan lukisan tersebut dipastikan berasal dari pewarna alami. Meskipun demikian, warnanya tetap terjaga hingga saat ini. Warga Kokas menganggap situs ini adalah tempat yang sakral karena anda dapat menemukan kerangka tulang manusia yang dipercaya milik nenek moyang masyarakat Kokas. Pada zaman dahulu masyarakat di sini memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing, ceruk, tanjung, pohon besar dan gua yang mereka anggap sakral.

Keunikan tempat ini, selain adanya lukisan cap tangan adalah adanya hutan bakau yang subur ditemani dengan air jernih yang mengaliri sekelilingnya bersatu padu dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang rindang. Disini pun anda dapat menemui ratusan spesies burung seperti burung bangau, kakaktua, nuri, cendrawasih, semua hidup di alam bebas dan tidak takut untuk beterbangan diatas kepala anda.

Untuk mencapai situs ini anda harus menempuh perjalan darat dari kota Fakfak menuju dermaga Ubadari. Perjalanannya memakan waktu sekitar 2 jam. Setelah tiba di dermaga Ubadari, anda dapat menumpangi perahu ataupun longboat. Perjalanan air ini akan berlangsung selama 2 jam. Jika air sedang pasang, anda dapat naik ke tebing dan menyaksikan lukisan ini dari dekat. Namun jika air surut, keindahan lukisan tebing ini hanya bisa dinikmati dari atas longboat. 

03
July

Garut selatan masih memiliki cukup banyak tempat wisata lain yang belum banyak di ketahui oleh para wisatawan. Salah satu tempat wisata yang saat ini seringkali di kunjungi oleh wisatawan lokal adalah bukit pilar angin. Terletak di belakang bukit Cikajar, Kecamatan Cikelet Garut Jawa Barat. Bukit Pilar Angin ini dapat Anda tempuh sekitar 3,5 jam perjalanan dengan jarak tempuh 104 km dari pusat kota Garut. Disepanjang perjalanan Anda akan disuguhkan dengan pemandangan indah khas Garut Selatan.

Bukit yang memiliki sebutan "Sumbawa Van Garut" ini sangat cocok sekali untuk berfoto. Rerumputan yang hijau Dan cenderung menguning pada musim kemarau menjadikan tempat ini sebagai latar belakang fotografi yang dramatis dan penuh pesona. Padang Savana yang eksotis dapat Anda temui di sekeliling Bukit ini. Hembusan angin gunung yang menyegarkan membuat tempat cocok sebagai destinasi liburan bersama keluarga Anda. Pemandangan seperti ini memang tidak banyak ditemui di Indonesia selain di Sumbawa. Itulah sebabnya tempat ini mendapat julukan "Sumbawa Van Garut".

Tidak Ada pelayanan hotel berbintang di tempat ini karena hanya Ada perubahan penduduk yang terletak di kaki Bukit. Jika Anda bosan dengan Cara berlibur yang biasa mungkin Anda dapat menjadikan Bukit Pilar angin sebagai destinasi petualangan bersama keluarga Anda. Berkemah dan menikmati indahnya matahari terbit dari atas Bukit bersama orang-orang terkasih Anda menjadi sebuah pengalaman yang Tak terlupakan. Tidak Ada biaya yang dipungut untuk menikmati keindahan ini. Jika Anda membawa kendaraan roda empat parkir saja di kaki bukit. Jadi pastikan liburan Kali ini Anda merasakan kehangatan sinar matahari dari Bukit Pilar Angin, Garut, Jawa Barat, Indonesia.

02
July

Berwisata ke provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ada banyak ragam wisata yang bisa anda kunjungi, khususnya wisata bahari. Tak hanya berwisata mengunjungi objek-objek wisata yang indah, sempatkan juga untuk mencicipi kelezatan kuliner lokalnya. Salah satu Kuliner lokal Bangka Belitung yang wajib anda coba, adalah Pantiau. Sekilas, kuliner ini mirip seperti kwetiau. Mienya cukup tebal dengan tekstur menyerupai kwetiau. Dalam bahasa setempat, Pantiau memiliki arti 'makanan setengah berat'. Berasal dari kata 'pan' yang berarti setengah dan 'tiau' yang merujuk pada 'berat'. Karena makanan setengah berat, Pantiau bisa menjadi makanan pengganti nasi.

bahan baku pantiau adalah sagu, tepung beras, daging ikan, bawang putih, bawang merah, garam, merica, dan kecap asin. Awalnya, sagu diaduk dengan tepung beras. Setelah mendapatkan tingkat kekenyalan yang pas, adonan pantiau itu dikukus di dalam loyang berdiameter 30 sentimeter. Setelah adonan masak, pantiau yang berbentuk lingkaran itu digantung pada bilah-bilah bambu sampai dingin dan kering. Setelah dingin dan kering, pantiau kemudian dipotong menjadi seperti mi. Pemotongannya dapat dilakukan dengan menggunakan pisau. Namun lebih sering menggunakan alat pemotong supaya hasilnya lebih rapi. Tak selesai di situ, pantiau ditaburi tepung lagi supaya tidak lengket atau merekat satu sama lain. Pantiau yang akan disajikan, dimasak lagi dengan cara direbus. Setelah itu, sajikan dalam piring atau wadah tertentu.

Untuk menikmatinya, Pantiau harus diolah lagi dengan tambahan kuah ikannya. Mula mula bawang putih dan bawang merah dihaluskan, digiling lagi dengan daging ikan. Lalu ditumis tambahkan merica atau yang lebih dikenal warga Bangka dengan nama sahang. Setelah memunculkan aroma yang harum lalu masukkan garam dan kecap asin. Bumbu ini disajikan di atas pantiau yang sudah tersaji di piring.Tambahkan air panas secukupnya agar bumbunya dapat diaduk dengan pantiau. Pantiau pun siap dinikmati. Rasanya lezat dan gurih. Untuk menikmati seporsi Pantiau, anda bisa dengan mudah menemukannya di provinsi Bangka Belitung dengan harga Rp.10.000 hingga Rp.20.000 per porsi.

01
July

Hari ini akan memperkenalkan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah. Jadi tetaplah bersama kami hanya di RRI World Service Voice of Indonesia.

Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu taman nasional yang terdapat di Sulawesi Tengah, menjadi lokasi perlindungan hayati di Sulawesi. Jika dibandingankan dengan taman nasional lain, luas Taman Nasional Lore Lindu tidak terlalu besar. Sebagian besar terdiri dari hutan, pegunungan, sub-pegunungan dan sebagian kecil hutan dataran rendah.

Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.

Hewan-hewan endemik tersebut adalah anoa, babirusa, rusa, kera hantu (Tangkasi), kera kakaktonkea, kuskus marsupial dan binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, musang Sulawesi hidup di taman ini. Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis bajing, dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis endemik.

Taman Nasional Lore Lindu terletak sekitar 60 kilometer selatan kota Palu. Taman ini berada di selatan kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso, menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.Taman Nasional ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui rute Palu-Kamarora, Palu-Wuasa, Wuasa Besoa kurang lebih empat jam. Untuk kepentingan pengunjung, Taman Nasional Lore Lindu dilengkapi beragam fasilitas seperti kantor, pondok jaga, pos jaga, pintu gerbang, pusat informasi, camping ground, wisma tamu, menara pandang, shelter, jalan trail dan lainnya.

30
June

Bila anda ingin mencari ketenangan, kami menawarkan tempat berlibur yang bisa anda jadikan pertimbangan, tempat ini bernama Pantai Singkil Indah yang terletak di desa Karang Pakis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap , Jawa Tengah. Kawasan ini bisa ditempuh dari Gombong atau Kota Purwokerto hanya dalam waktu 1-2 jam.

walaupun terbilang jauh, tetapi pesona alam Pantai Singkil Indah sangat eksotis. Terlebih sore hari pada saat matahari terbenam. Selain itu di pantai ini anda juga bisa bisa mengintip Yingking yang sedang bertelur. Yingking adalah anak kepiting . Yingking yang terkenal di pantai Singkil Indah ini adalah Yingking hijau. Di pantai ini anda juga bisa ikut nelayan menangkap ikan.

Pantai Singkil indah juga merupakan tempat favorit bagi wisatawan yang gemar berselancar. Karena di pantai ini ada ombak yang dikenal dengan ombak   tujuh . Dinamakan ombak tujuh karena gelombangnya selalu datang berurutan sebanyak tujuh kali dan berukuran besar. Ombak tujuh inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Di Pantai Singkil Indah ini juga memiliki kekhasan lain. Salah satunya adalah gula kelapa yang proses pembuatannya dilakukan oleh masyarakat setempat, dan sering kali malah menjadi hiburan tersendiri bagi wisatawan.

Karena Cilacap mempunyai produksi hasil laut yang berlimpah, maka setelah lelah bermain dan menikmati keindahan pantai Singkil Indah, anda dapat menikmati kelezatan makanan laut yang di jual di warung-warung di sepanjang pantai ini, mulai dari ikan, udang , cumi-cumi , kepiting dan lainnya.

apabila anda sedang berada di Jakarta dan ingin menikmati keeksotisan pantai Singkil Indah, anda bisa naik kereta api Purwojaya dari Jakarta, kemudian dari kota Cilacap anda bisa naik kendaraan umum yang menuju ke pantai Singkil Indah. Dan sebagai oleh-oleh untuk kerabat maupun teman , anda bisa membeli oleh-oleh khas kota Cilacap seperti ikan asin, terasi, kerupuk, abon tuna dan juga keripik sukun yang sekarang menjadi primadona oleh-oleh dari kota Cilacap.

27
June

Tarian Padoa

Written by
Published in pesona indonesia

28 sampai 30 Juni 2019, sebuah festival bertajuk Festival Indonesia akan digelar di Norwegia. Pada festival tersebut, sebanyak 12 pelajar SMU asal Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mempromosikan tarian tradisional asal Sabu Raijua. Empat tarian yang akan dipromosikan dalam kegiatan yang digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Oslo itu, yakni Padoa, Ledo Hawu, Hab'ba Ko'o Rai, dan Pedogo Aru. Edisi pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan salah satu tarian tersebut, yakni Tarian Padoa.

Tari Padoa adalah salah satu tarian tradisional dari Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Tarian ritual ini biasa ditarikan bersama-sama   baik oleh penari perempuan maupun laki-laki. Biasanya, tari padoa dilakukan warga sekampung di akhir musim hujan dan ketika malam bulan purnama. Para penari berkumpul di sebuah tempat, membentuk lingkaran, menari, dan bernyanyi melantunkan doa. Selain untuk upacara bersifat ritual, tarian ini juga sering ditarikan untuk mencari jodoh, karena tarian ini biasanya dibawakan oleh muda-mudi, sehingga menjadi ajang saling mengenal satu sama lain.

Dalam pertunjukannya, penari biasanya dibalut dengan pakain adat. Untuk penari wanita biasanya menggunakan kain khas disebut Ei yang diikat sebatas dada dan menutupi kaki. Untuk rambut biasanya dikonde gaya khas Sabu. Selain itu penari wanita juga dilengkapi dengan aksesoris seperti, gelang, anting, kalung, dan ikat pinggang berwarna perak. Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan kain khas disebut higi huri yang diikatkan di perut dan menutupi hingga lutut. Pada tubuh bagian atas biasanya menggunakan kain itu juga, namun dibuat selampang.

Sedangkan bagian kepala biasanya penari pria menggunakan dastar yang disebut willa hipora. Para penari baik pria maupun wanita menggunakan wadah berisi biji kacang hijau yang dipasang dan diikat di kaki mereka. Selain sebagai pelengkap tari tradisional, ternyata meletakkan kacang hijau di wadah anyaman juga memiliki maksud lain. Dipercaya apabila biji kacang hijau masih utuh setelah dibawa menari, artinya biji tersebut memiliki kualitas yang baik untuk ditanam di musim berikutnya. Sedangkan dalam pertunjukan Tari Padoa secara umum hanya diiringi nyanyian syair dari seorang pembawa penyair saja. Selain itu untuk suara musik hanya berasal dari suara wadah di kaki penari saja.

25
June

14 hingga 16 Juni lalu sebuah festival bertajuk “Internasional Nyobeng Dayak Bidayuh 2019 sukses digelar. Acara yang berlangsung di Dusun Sebujit, Desa Hlibue, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat ini menampilkan beragam kegiatan budaya. Salah satunya Nyobeng. Nyobeng merupakan tradisi yang digelar untuk menghormati Roh Leluhur kampung yang menghuni gunung dan hutan. Roh leluhur dianggap telah memberikan rejeki yang melimpah, menjaga penduduk dari ancaman musuh dan penyakit. Selain tradisi budaya, ditampilkan pula kerajinan tangan tradisional masyarakat setempat. Salah satunya base dan raga yang terbuat dari anyaman rotan.

Base merupakan anyaman rotan berbentuk keranjang besar. Sementara itu, raga adalah tas anyaman rotan kecil atau tas belanja. Produk anyaman ini telah dijadikan sebagai oleh-oleh atau souvenir bagi pengunjung Internasional Nyobeng Dayak Bidayuh 2019.Kerajinan ini dapat ditemui tidak jauh dari lokasi Festival Nyobeng. Tepatnya di Desa Jagoi Kindau, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.

Desa Jagoi Kindau sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkayang sebagai Kampung Kreatif. masyarakat Jagoi rata-rata adalah perajin anyaman rotan. Tradisi membuat kerajinan ini sudah turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Selain Base dan Raga, masyarakat setempat juga membuat produk cincin dan gelang. Semuanya terbuat dari bahan rotan. Produk anyaman rotan desa Jagoi Kindau sangat khas. Semua hasil kerajinannya dilakukan secara manual. Karena mengandalkan tangan, hasil pengerjaannya pun sangat detail. Harganya juga terjangkau, mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu, tergantung jenis produknya. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, mengajak banyak wisatawan untuk berkunjung ke Desa Jagoi Kindai. Di sini, wisatawan bisa belajar membuat barang-barang kerajinan dari anyaman rotan.