Desa tradisional Wae Rebo di distrik Manggarai di pulau Flores, Nusatenggara Timur, telah menerima Penghargaan Keunggulan Terbaik dari UNESCO dalam acara “UNESCO Asia Pacific Heritage Awards 2012”, diumumkan di Bangkok pada 27 Agustus 2012. Desa kecil dan terisolasi ini dikenal untuk pembangunan kembali rumah tradisional Mbaru Niang berdasarkan semangat kerja sama masyarakat menuju tradisi yang berkelanjutan, sementara pada saat yang sama program pembangunan ini meningkatkan kesejahteraan desanya. Untuk mencapai desa yang terletak sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut, kita harus terlebih dahulu ke kota Labuhan Bajo, dengan kapal udara atau kapal laut. Lalu disambung dengan transportasi umum menuju kota Ruteng. Dari kota Ruteng kita naik lagi transportasi umum ke Desa Denge. Kita bisa juga memesan travel di Ruteng yang akan melayani langsung ke Denge,desa terdekat dengan Wae Rebo.
Dibutuhkan sekitar 3 - 4 jam perjalanan dengan berjalan kaki dari Desa Denge ke Desa Wae Rebo yang terletak di atas gunung. Desa Wae Rebo sepenuhnya dikelilingi oleh pegunungan yang indah dan hutan Todo yang lebat. Hutan tropis ini kaya akan vegetasi, di mana Anda akan menemukan anggrek, berbagai jenis pakis dan mendengar kicauan banyak burung penyanyi. Tidak ada jangkauan seluler di desa ini, dan listrik hanya tersedia dari pukul 6 hingga 10 malam. Udara relatif dingin, terutama di musim kemarau, jadi jangan lupa untuk membawa jaket Anda jika Anda berencana untuk mengunjungi desa.
Pendiri desa dan karenanya leluhur utama mereka yang membangun desa sekitar 100 tahun yang lalu, adalah seorang lelaki bernama Empu Maro. Saat ini, penghuninya adalah keturunan generasi ke-18. Karakteristik utama Wae Rebo adalah rumah mereka yang unik, yang mereka sebut Mbaru Niang yang tinggi dan berbentuk kerucut dan sepenuhnya tertutup lontar dari atapnya hingga ke tanah. Tampaknya pada suatu waktu rumah semacam itu cukup umum di wilayah tersebut. Namun sampai saat ini, hanya desa Wae Rebo lah masih mempertahankan keaslian rumah tradisional Manggarai. Rumah itu memiliki lima tingkat, masing-masing tingkat dirancang untuk tujuan tertentu. Tingkat pertama, yang disebut lutur atau tenda, adalah tempat tinggal keluarga besar. Tingkat kedua, disebut lobo, atau loteng, disisihkan untuk menyimpan makanan dan barang, tingkat ketiga disebut lentar adalah untuk menyimpan benih untuk panen berikutnya, tingkat keempat yang disebut lempa rae dicadangkan untuk persediaan makanan dalam kasus darurat, dan tingkat kelima dan atas, yang disebut hekang kode, yang dianggap paling suci, adalah menempatkan persembahan bagi leluhur.
Di desa Wae Rebo, terdapat satu rumah yang berbeda dari yang lain, rumah upacara khusus. Bangunan komunitas ini adalah tempat anggota seluruh klan berkumpul untuk upacara dan ritual. Masyarakat Desa Wae Rebo sebagian besar beragama Katolik tetapi masih menganut kepercayaan lama. Di rumah ini disimpan pusaka suci drum dan gong. Dengan populasi kecil sekitar 1.200 penduduk saja, desa ini terdiri dari 7 rumah. Makanan pokok penduduk desa adalah singkong dan jagung, tetapi di sekitar desa mereka menanam kopi, vanilla, dan kayu manis yang mereka jual di pasar, yang terletak sekitar 15 km. jauh dari desa. Namun akhir-akhir ini, Wae Rebo semakin populer sebagai tujuan wisata bagi para penggemar ekowisata internasional, dan ini telah menambah kesejahteraan ekonomi desa. Warga Wae Rebo menyambut hangat para pengunjung yang ingin melihat desa mereka dan mengalami kehidupan tradisional mereka yang sederhana.
VOI PESONA INDONESIA Tradisi Akaddo Bulo adalah tradisi dari warga Kampung Tama’la’lang yang termasuk dalam wilayah Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kampung ini berjarak sekitar 10 Km dari ibukota Sulawesi Selatan, Makassar.
Tradisi Akaddo bulo dalam bahasa Makassar berarti “makanan dari bambu”. Jadi, hidangan yang disantap pada perayaan tersebut dimasak dalam potongan bambu. Makanan ini menjadi sajian utama yang dihidangkan saat perayaan ulang tahun kampung tersebut.
Bagi masyarakat setempat, tradisi Akaddo Bulo mengandung makna tersendiri, yakni ajang silaturahim warga dengan sanak keluarga. Dan memang tak sedikit warga atau kerabat yang tinggal jauh di luar kota atau bahkan luar pulau datang ke Tama’la’lang demi menghadiri acara ini.
Akaddo Bulo berupa campuran beras ketan dan santan yang dibungkus daun pisang dan dimasukkan ke dalam potongan bambu. Tabung-tabung bambu berukuran panjang 40 cm itu dimasak dengan cara dipanasi secara tegak mengelilingi perapian selama sekitar tiga jam sampai matang. Setelah selesai, bambu dibelah untuk mengeluarkan akaddo bulo yang telah matang dan siap disantap dengan taburan serundeng, yaitu parutan kelapa yang digoreng dengan berbagai bumbu.
Tradisi akaddo bulo berawal dari zaman Raja Gowa ke-9, yakni I Matanre Karaeng Manguntungi Tumaparisi Kalonna, yang berkuasa pada tahun 1510 hingga 1546. Tradisi ini sempat terhenti saat Perang Makassar berkecamuk pada 1666 yang berlanjut dengan pendudukan Belanda hingga kemerdekaan pada 1945.
Tradisi akaddo bulo kembali dihidupkan setelah kemerdekaan Indonesia oleh Raja Gowa ke-36, sekaligus bupati pertama Kabupaten Gowa, Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Aidudin. Ia mengusulkan agar Akaddo Bulo dirangkaikan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI sebagai pesta rakyat. (VOI)
Semanggi atau Pecel Semanggi adalah makanan tradisional dari Surabaya yang terbuat dari daun semanggi. Walaupun merupakan jenis makanan pecel, tetapi bahan dan rasannya berbeda dengan pecel pada umumnya. Karena bahan dasar utamanya adalah daun semanggi yang kemudian ditambah dengan kecambah dan kangkung serta bumbu. Bumbu yang digunakan terbuat dari ketela rambat yang dicampur dengan kacang dan gula merah sehingga memiliki rasa yang khas. Selain itu yang membuat pecel semanggi Surabaya ini berbeda dengan pecel lainnya ialah tambahan kerupuk puli atau kerupuk beras. Semanggi sendiri sebenarnya adalah tanaman liar yang termasuk dalam kelompok paku air atau salviniales yang banyak ditemukan di daerah persawahan dan tepian sungai.
Walaupun pecel Semanggi merupakan makanan tradisional khas Surabaya, tetapi tidak mudah untuk menemukannya, karena kebanyakan pedagang pecel Semanggi menjajakannya secara berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya.
Anda bisa dengan mudah menemukan penjual pecel semanggi ini di daerah Desa Kedung Kecamatan Benowo Surabaya. Daerah di pinggiran Surabaya ini terkenal dengan budidaya tanaman semanggi, sehingga banyak pedagang pecel semanggi yang berasal dari tempat ini. Sangat mudah mengenali penjual semanggi ini, karena biasanya mereka memakai kebaya dan kain serta berkeliling menggendong bakul yang berisi dagangan pecel ini.
Pada proses pembuatannya, semanggi , kecambah dan kangkung direbus lebih dahulu. Biasanya pecel semanggi ini disajikan menggunakan pincuk , semacam piring yang terbuat dari daun pisang. Kemudian bahan-bahan yang sudah direbus ini disiram dengan saus bumbu yang terbuat dari ketela rambat dan gula jawa. Bagi anda yang menyukai makanan pedas, penjual pecel semanggi biasanya juga menyediakan cabai dan bumbu petis. Dengan membayar Rp. 6000, anda bisa menikmati kelezatan sepincuk pecel semanggi, kuliner khas dari Surabaya.
17 Juli lalu, Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu atau TNLL kembali membuka destinasi wisata Danau Tambing. Objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, ini sudah tutup selama tiga bulan karena pandemi Covid-19. Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Jusman mengatakan wisata Danau Tambing dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dan membatasi jumlah pegunjung. Para wisatawan Danau Tambing wajib mengisi data diri, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan membeli karcis masuk.
Danau Tambing berada di ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut. Suasana di sana masih asri dan segar. Danau ini menjadi “surga” burung. Terdapat sekitar 260 jenis burung dan 30 persen diantaranya adalah endemik Danau Tambing. Artinya 30 persen jenis burung yang ada di sekitar Danau Tambing hanya ada dan berkembangbiak di alam setempat. Keunikan yang ada lainnya adalah adanya tanaman anggrek dan tumbuhnya pohon Leda, salah satu pohon endemik yang hanya ada di Sulawesi Tengah.
Dari kota Palu, ibukota provinsi Sulawesi Tengah, Danau Tambing dapat diakses sekitar 3 jam melintasi jalan trans Palu-Napu. Sampai di pelataran parkir kendaraan Danau Tambing, anda diwajibkan melapor kepada petugas penjaga Taman Nasional Lore Lindu. Dari pos penjagaan keberadaan Danau Tambing belum terlihat, namun setelah berjalan beberapa puluh meter ke dalam taman hutan, barulah tampak sebuah danau indah yang diselimuti kabut. Anda akan disambut udara dingin dan kicauan burung-burung. Anda bisa menikmati keindahan alamnya dengan mengelilingi danau yang luasnya tak sampai 1 hektar ini. Bagi anda yang hobi memancing, anda bisa memancing di danau ini. Berwisata ke Danau Tambing sebaiknya di pagi hari saat burung-burung keluar dari sarangnya. (voi)
Taman Wisata Kambang Iwak merupakan taman kota yang asri dengan danau ditengahnya yang kini semakin ramai, dan tiap hari dikunjungi oleh warga Palembang maupun wisatawan.
Kawasan yang terletak di Jalan Tasik, Palembang, ini menjadi salah satu objek wisata favorit untuk menikmati suasana hijau dan beberapa bangunan peninggalan Belanda. Kambang Iwak pun kini menjadi salah satu fasilitas publik bagi warga Palembang untuk berkumpul, karena ia dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung.
letak taman ini, tidak jauh dari pusat kota Palembang membuat Kambang Iwak mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Tak ada tiket untuk masuk ke kawasan ini. Memasuki Kambang Iwak anda akan disambut dengan rimbunan pepohonan hijau. Di tengah-tengah taman terdapat danau yang bersih dilengkapi air mancur yang hidup setiap jam sepanjang hari.
Selain itu juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang bisa membuat wisatawan betah berlama-lama bercengkrama di sana. Ada trek jogging bagi anda yang ingin berolahraga, kemudian tempat duduk yang banyak terdapat dipinggiran danau taman tersebut. Di area taman itu juga banyak terdapat warung atau kedai makan yang menyajikan berbagai menu.
waktu yang tepat untuk mengunjungi Kambang Iwak adalah pagi dan sore hari, karena saat itu udara cukup sejuk dan nyaman untuk menikmati taman ini.
Karena letaknya yang strategis, taman ini menjadi tempat berkumpulnya para anak muda untuk melangsungkan kegiatannya, seperti bermain skateboard, menari, bermain gitar, berfoto, dan sebagainya.
Di malam hari, taman ini pun masih ramai dikunjungi oleh wisatawan karena sangat gemerlap dengan lampu-lampu hias yang mengelilingi hampir disetiap sudut tamannya.
Dompu merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Kabupaten ini semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan yang kagum akan keindahan Gunung Tambora. Gunung Tambora punya Kaldera terluas se-Asia Tenggara. Disamping Tambora, Dompu juga punya Pulau Satonda dengan danau air asinnya serta Pantai Lakey. Tak hanya kaya dengan destinasi wisata alam yang menarik, Dompu juga kaya akan kulinernya yang khas. Berkunjung ke Dompu cobalah beberapa kuliner khasnya. Salah satunya Puru Timbu.
Puru Timbu adalah ketan yang dimasak di dalam Bambu. Bagian dalamnya sedikit lunak, tetapi bagian luar Puru timbu mengeras karena lebih banyak terkena api saat dibakar. Puru Timbu terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan dan ampas parutan kelapa di dalam bambu. Untuk memasak Puru Timbu diatas api dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Setelah matang, Puru Timbu bisa langsung disantap. Rasanya lezat dan gurih. Menikmati Puru timbu semakin enak jika dicampur dengan tape. Untuk menikmati Puru Timbu di Dompu, anda bisa menjumpai penjual Puru Timbu di Pasar Atas. Datanglah sore hari, para pedagang Puru Timbu baru mulai berjualan pada sore hari. Disana, Puru Timbu dijual seharga Rp.25.000 hingga Rp.35.000 per batang.
bagi masyarakat Dompu, Puru Timbu bukan hanya sekedar kuliner semata. Puru Timbu juga menjadi bagian dalam keseharian mereka. Saat musim panen tiba, Puru Timbu hadir dalam pesta panen raya. Untuk mengekspresikan kegembiraan atas hasil panen, masyarakat setempat biasanya menggelar doa syukuran dan tradisi membakar Puru Timbu. Selain sebagai ekspresi kegembiraan panen raya padi, jagung, dan lainnya, tradisi membakar 'puru timbu' juga sebagai bagian dari bentuk budaya gotong-royong dan kebersamaan warga, karena untuk membuat Puru Timbu, warga bersama-sama menyiapkan bahan-bahan dan memasak Puru timbu.
Pantai Watu Leter Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan, kabupaten Malang dianugerahi pantai-pantai yang cantik. Salah satunya Pantai Watu Leter. Pantai ini berlokasi di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 60 km dari kota Malang yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Sepanjang perjalanan menuju Pantai, anda dapat menikmati pemandangan hijau pepohonan dan hutan dengan udara yang menyegarkan. Untuk masuk ke dalam objek wisata ini, anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-.
nama Watu Leter diberikan karena ada sebuah tebing di sekitar Pantai yang memiliki bagian datar di ujungnya. Tebing yang terletak di tengah laut itu menjadi sangat mencolok berkat bentuk datarnya itu. Hal ini lah yang kemudian membuat warga menamai Pantai ini dengan nama Watu Leter. Di tempat ini anda akan menemukan jejeran pepohonan bakau dengan pasir pantai yang lembut dan bersih. Terdapat juga muara sungai Sitiarjo yang bisa disusuri dengan perahu sambil menikmati pemandangan hutan bakau dari dalam.
Pantai Watu Leter memiliki banyak batu karang. Di ujung timurnya terdapat sebuah cekungan pantai yang dibatasi oleh bukit karang besar. Bentuknya seperti teluk, sehingga lebih aman digunakan untuk berenang. Karena kawasan ini masih sepi, Pantai ini juga menjadi tempat untuk melihat kedatangan penyu. Hal ini membuat Pantai Watu Leter sebagai pusat ekowisata tempat pelestarian penyu. Berwisata ke Watu Leter, anda sekaligus bisa ikut kegiatan melepasliarkan penyu ke alam bebas.
VOI PESONA INDONESIA Pulau Madura selain kaya dengan wisata kuliner juga mempunyai pemandangan alam yang indah. Salah satunya adalah Pantai Rongkang di Bangkalan, Madura. Tempat wisata Pantai Rongkang Bangkalan Madura terletak di Desa Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Madura, kira-kira 35 Km di selatan Kota Bangkalan. Wisata pantai Rongkang Bangkalan memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Pantai Rongkang memiliki banyak keindahan alam seperti berjejernya bebatuan di sepanjang pantai, bukit berundak-undak yang tingginya sekitar dua puluh hingga dua puluh lima meter di atas permukaan laut, karang-karang indah beraneka bentuk dan pohon-pohon rindang. Keindahan alam ini membuat anda betah berlama-lama menikmati panorama pantai dan sejuknya hembusan angin. Cuaca di sekitar pantai terkadang cukup terik di siang hari, tetapi bila menjelang malam, anda akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah dan eksotis.
Pemandangan matahari tenggelam dan cahaya sinar dari lampu kapal-kapal yang berlayar di selat Madura menjadi pemandangan yang sangat indah, ditambah pantulan sinar dari kota Surabaya menambah indahnya malam di pantai Rongkang.
bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan di pantai Rongkang tidak perlu khawatir menemui kesulitan menuju pantai ini, terlebih bila anda naik kendaraan pribadi. Anda bisa melihat petunjuk dari google maps, membaca papan petunjuk atau bertanya kepada penduduk sekitar. Bagi anda yang naik kendaraan umum seperti bis umum atau angkutan lainnya juga tidak akan mempunyai masalah karena anda bisa menaiki bis umum yang siap mengantar anda ke tempat tujuan dengan tarif berkisar dari Rp. 5000 sampai dengan Rp. 25.000.
Bagi wisatawan yang datang dari luar pulau Madura, dapat memilih dua akses yaitu dengan menggunakan kapal untuk menyeberang ke pelabuhan Kamal atau melewati Jembatan Suramadu. Dari pelabuhan Kamal untuk sampai ke pantai Rongkang yang berjarak 12 Km hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Tetapi bila anda melewati jembatan Suramadu perjalanan lebih singkat hanya sekitar 15 menit karena jarak tempuhnya kurang dari 5 Km.
awal pantai ini disebut pantai Rongkang adalah dari kata Ngerongkang yang dalam bahasa setempat berarti berlubang. Karena sebelumnya pantai ini pernah mengalami proses alam, abrasi yang menyebabkan bebatuan dan karang-karang menjadi berlubang dan membentuk karang berongga yang menarik di bibir panti, sehingga sekarang pantai ini dikenal dengan pantai Rongkang.
bila anda sedang berada di Madura atau Surabaya sempatkanlah untuk menikmati indahnya pantai Rongkang yang eksotis di Bangkalan, Madura. (VOI)
VOI PESONA INDONESIA Teluk Kiluan adalah objek wisata pantai yang terletak di Bumi Sari Natar, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung dengan potensi wisata bahari, dan terkenal dengan banyaknya lumba-lumba, ikan paus disekitaran Teluk. Teluk Kiluan juga terkenal dengan keindahan alam dan surga bagi para pemancing handal. Karena setiap tahun diadakan lomba memancing yang diikuti oleh para pemancing handal di seluruh Indonesia. Lokasinya berjarak 73 km dari Bandara Lampung dan dapat dicapai selama 3 jam menggunakan mobil. Salah satu keistimewaan Teluk Kiluan adalah atraksi lumba-lumba di laut lepas.
Di Teluk Kiluan ini Anda dapat melihat kumpulan lumba-lumba yang jumlahnya ratusan ekor. Teluk Kiluan sebagai jalur migrasi dari dua jenis lumba-lumba, yaitu lumba-lumba hidung botol dengan badan lebih besar, berwarna abu-abu. Yang kedua adalah lumba-lumba Paruh Panjang yang bertubuh lebih kecil. Jumlah kedua lumba-lumba itu sangat banyak karena yang melewati Teluk Kiluan ini diperkirakan mencapai ratusan bahkan ribuan lumba-lumba. Kedua jenis lumba-lumba itu cukup akrab dengan manusia. Lumba-lumba senang mendekati perahu atau kapal yang tengah melintas di laut. Lumba-lumba sebaiknya dilihat pada pagi hari pukul 06.00 WIB.
Teluk Kiluan tidak hanya memiliki keistimewaan sebagai jalur migrasi lumba-lumba saja tetapi juga terdapat Laguna Gayau atau Kolam Renang alami yang terletak di Balik Bukit Teluk Kiluan. Untuk sampai di spot Laguna Gayau dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit karena letaknya berada tepat di belakang bukit Teluk Kiluan. Terdapat juga pemandu wisata lokal yang memandu para wisatawan dan pengunjung yang beru pertama kali ke Teluk Kiluan dengan biaya Rp 50.000 untuk satu kali perjalanan bolak balik. Untuk masuk ke area laguna diwajibkan membeli tiket seharga Rp 5.000 per orang. Untuk mencapai laguna, wisatawan dan pengunjung pasti melewati pantai yang sangat indah karena dipenuhi dengan sebaran bebatuan besar namun tetap harus tetap waspada dengan ombaknya yang juga cukup besar. Setelah melewati pantai barulah bisa melihat keindahan Laguna Gayau yang terbentuk oleh cekungan di tepi pantai dan dibatasi oleh dinding-dinding batu karang. Air di dalam laguna tersebut sangat jernih dan bersih dengan warna biru kehijauan. Kedalaman laguna berkisar 1 sampai dengan 3 meter sehingga aman untuk berenang ataupun sekadar berendam didalamnya. Aktivitas water sport lain yang bisa kita lakukan di Teluk Kiluan Lampung disamping kegiatan mengejar lumba-lumba dan berbagai jenis ikan hias, adalah snorkeling. Sisi tepi pantai bervariasi, mulai dari pantai berpasir putih dengan kontur pantai yang landai hingga tebing-tebing berbatuan. VOI
VOI PESONA INDONESIA Coto Mangkasara atau biasa disebut Coto Makassar adalah hidangan berkuah khas Makassar yang cukup banyak penggemarnya di Indonesia, bahkan cukup terkenal hingga ke Mancanegara. Ke Makassar tidak lengkap jika belum mencicipi Coto Makassar. Setiap wisatawan nusantara datang ke Makassar, salah satu agenda utamanya adalah mencicipi Coto Makassar.
Coto Makassar berbahan dasar daging sapi, ditambah dengan jeroan sapi atau isi perut sapi berupa paru, hati, usus, jantung, dan babat, yang direbus dalam waktu yang lama. Sementara bumbu kuahnya merupakan perpaduan sejumlah rempah-rempah dan gilingan kacang tanah yang sudah digoreng. Rebusan jeroan sapi yang bercampur dengan daging sapi tersebut kemudian diiris dan dibumbui dengan bumbu yang sudah diracik sendiri.
setelah jeroan dan daging sapi direbus dengan kuah yang telah dicampur dengan jahe, lengkuas, serai dan daun salam, tiriskan airnya dan potong daging menjadi bentuk dadu dan rebus kembali dengan kuah kaldu. Kemudian tumis semua bumbu yang sudah dihaluskan.
Bumbu ini mencakup, bawang putih, bawang merah, tauco, cabai keriting yang sudah direbus, kemiri, ketumbar, jintan yang sudah disangrai, merica butiran dan garam. Setelah tercium bau harum dari tumisan bumbu tersebut, selanjutnya masukan bumbu tersebut kedalam kaldu, dan tambahkan kacang tanah yang sudah digoreng dan rebus hingga mendidih.
saat ini Coto Makassar sudah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, mulai dari warung di kaki lima hingga restoran. Apabila anda mengunjungi Makassar sangat disarankan untuk mencicipi masakan ini. Anda dapat menemukan makanan ini hampir disetiap tempat makanan di Makassar dengan kisaran harga Rp. 20.000 – Rp. 25.000 per porsi.