pesona indonesia

pesona indonesia (547)

01
July

VOI PESONA INDONESIA Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 oleh kaum paderi yang kala itu memerangi para bangsawan dan kaum adat. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Istana tersebut dibangun lagi pada tahun 1976 sebagai replika dari istana Pagaruyung asli. Istana tersebut dibangun setelah pemberantasan gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada tahun 1958, yang berpusat di Sumatra Barat. 

Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatra Barat waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum. Setelah selesai dibangun, istana menjadi dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah ke sebelah selatan dari situs aslinya. Istano Basa ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari pusat kota Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatra Barat. 

Istana Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-batang kayu. Namun, bangunan yang terbaru dibangun dengan struktur beton modern. Istano Basa Pagaruyuang dibangun dengan mempertahankan teknik tradisional dan material kayu yang dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau. Istana ini memiliki tiga lantai dengan 72 tiang dan gonjong sebagaimana pada umumnya Rumah Gadang, yang dilengkungkan serupa tanduk dari 26 ton serat ijuk. Istana ini juga dilengkapi dengan lebih dari 100 replika furnitur dan artefak antik Minang, yang bertujuan agar istana dihidupkan kembali sebagai pusat budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera Barat. 

30
June

Istana Siak

Written by
Published in pesona indonesia

Objek Wisata Istana Siak Assereyah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur di Riau, kembali menerima kunjungan wisatawan.  Seperti destinasi wisata lainnya, wisatawan harus mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, wisatawan tak bisa langsung masuk ke dalam istana yang merupakan peninggalan pemerintahan Sultan Syarif Hasyim dan dibangun pada tahun 1889. Wisatawanwajib mengantre menunggu giliran untuk dapat masuk tenda yang telah disediakan. Jika sudah waktunya masuk, wisatawan punya waktu 20 sampai 30 menit untuk menikmati suasana di dalam Istana Siak.

Istana Asserayyah Al Hasyimiah atau yang disebut juga Istana Matahari Timur dikerjakan oleh arsitek dari Jerman yang mengadopsi gaya arsitektur Eropa, India, Arab serta perpaduan Melayu tradisional. Keindahan istana ini sudah terlihat mulai dari pintu masuk gerbang istana yang dihiasi sepasang burung elang yang terbuat dari perunggu sedangmenyambar dengan mata yang memancar tajam. Burung elang merupakan tanda kebesaran dan keberanian serta kemegahan kerajaan Siak pada masanya. Di dalam Istana Siak terdapat beragam koleksi peninggalan kerajaan Siak yang dapat disaksikan, seperti Mahkota Kerajaan Siak, Lambang dan bendera, Payung kerajaan, Singasana, Komet serta koleksi foto-foto. Jika melihat mahkota kerajaan Siak, anda akan melihat sebuah mahkota berlapis emas dan bertabur permata. Mahkota kerajaan ini dibuat semasa pemerintahan Sultan Siak ke-10. Bendera kerajaan Siak sendiri berwana kuning keemasan, dimana di tengahnya terdapat lambang kerajaan bermotif dua ekor naga. Di atas gambar naga ini terdapat kalimat Allah serta kaligrafi Nabi Muhammad.

sama seperti bendera Kerajaan Siak, payung kerajaan yang terbuat dari kain sutera berlapis emas pun berlambangkan dua ekor naga dengan Kalimat Allah serta tulisan Nabi Muhammad. Tepat di tengah ruangan istana, anda akan melihat Singasana Kerajaan Siak. Singasana ini terdiri dari kursi keemasan yang penuh dengan ukiran indah. Kursi ini terbuat dari bahan kuningan berbalut dengan emas. Koleksi lain berupa Komet, sejenis Gramafon raksasa juga dapat anda lihat di istana indah ini. Gramafon ini terbuat dari tembaga dengan piringan dari bahan kuningan. Konon Gramafon ini hanya ada dua di dunia, yakni di Jerman sebagai pembuatnya dan di Istana Siak.




29
June

Pantai Tanah Kuning merupakan salah satu obyek wisata alam yang cukup populer. Pantai tersebut berada di Pulau Derawan, tepatnya di Desa Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Meskipun pantai ini bernama Pantai Tanah Kuning, pasir di pantai ini berwarna putih bersih. Nama Tanah Kuning diambil dari nama desa di mana pantai indah ini berada.

Pantai Tanah Kuning memiliki panjang 2 km dan lebar 75 meter. Airnya yang bersih dan seolah kebiruan menyatu dengan warna langit. Karena pantai ini termasuk pantai yang luas, banyak kegiatan yang dapat anda lakukan, seperti bermain pasir, sepakbola, dan aktivitas lainnya.

Anda bisa duduk bersantai sambil menikmati panorama laut dan sekitarnya. Anda juga dapat berenang di pantai ini karena air laut di sini sangat jernih. Akan tetapi Anda hanya boleh berenang di tepian saja karena jika agak ke tengah ombaknya cukup besar dan berbahaya. Menikmati alam di Pantai Tanah Kuning sangat asyik dan berkesan.

selain dapat menikmati semua keindahan yang ditawarkan, setiap pengunjung juga akan mendapatkan sambutan yang ramah dari penduduk sekitar. Untuk menuju lokasi wisata ini, anda dapat memilih berbagai alternatif jalan, mau melalui darat, laut atau melalui udara.

Apabila Anda memulai perjalanan dari Tanjung Selor, maka Anda dapat naik kendaraan roda empat atau melalui Sungai Kayan dengan menggunakan speed boat. Perjalanan akan memakan waktu kurang lebih 2 samapi 3 jam. Dan jika Anda memulai perjalanan dari kota Tarakan dan Kabupaten Berau, Anda dapat menggunakan kapal bermotor atau speed boat melalui laut. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 2 jam.

Namun apabila Anda ingin lebih cepat sampai tujuan, anda dapat naik pesawat terbang perintis dan dalam waktu sekitar 15 menit Anda sudah tiba di lokasi tujuan.

25
June

Ritual Umbiro

Written by
Published in pesona indonesia

Sebanyak 90 persen masyarakat Manggarai Timur berprofesi sebagai petani, baik petani ladang maupun sawah. Mereka hidup menyatu dengan alam. Segala sesuatu yang berhubungan dengan menanam berbagai jenis holtikultura selalu didahului oleh ritual adat yang menghormati alam semesta dan Tuhan Maha Pencipta. Karenanya tak heran mengapa masyarakat Manggarai Timur punya beragam ritual adat yang berhubungan dengan pertanian. Salah satunya ritual Umbiro yang dilaksanakan di pinggir ladang ketika padi mulai berisi.

Ritual Umbiro digelar, untuk meminta alam semesta, leluhur dan Tuhan Maha Pencipta agar memberikan hasil yang berlimpah dan menjaga padi dari gangguan roh-roh halus. Ritual Umbiro selalu digelar oleh para petani di Manggarai Timur, khususnya di  Desa Mbengan, Desa Ranakolong, Desa Gunung, Desa Gunung Baru serta 22 desa lainnya. Hingga kini, masyarakat setempat menggelar ritual Umbiro di pinggir ladang saat padi mulai berbunga dan biasanya dilaksanakan pada bulan Maret.


Ritual Umbiro
 adalah ritual meminta kepada alam semesta agar buah padi panjang dan bulirnya melimpah. Dalam bahasa setempat, "Umbi" adalah tarik dan "Ro" adalah nama sebuah tali yang hidup dan tumbuh di hutan. Jadi, ritual ini seperti lomba tarik tambang. Uniknya, yang melakukan Umbiro adalah kaum perempuan melawan kaum laki-laki dengan berpakaian adat setempat “songke”, selendang dan destar atau penutup kepala. Saat ritual ini dilakukan, lagu-lagu yang berhubungan dengan padi pun mengiringi ritual tersebut. Sebelum dilaksanakan ritual Umbiro di pinggir ladang, terlebih dahulu dipersembahkan sesajian kepada alam, leluhur dan Tuhan Maha Pencipta berupa ayam, babi dan kambing serta benda-benda lainnya.




24
June

Bukit Daun

Written by
Published in pesona indonesia

 

Curup merupakan sebuah kota di daerah pegunungan bukit barisan dan dikelilingi oleh Bukit Kaba/Gunung Kaba dan Bukit daun. Penduduk aslinya adalah suku Rejang, tetapi banyak juga masyarakat dari suku lain seperti Jawa, Lembak, Minang, Serawai dan Sunda. Kota ini pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatra Selatan pada masa revolusi di bawah kepemimpinan Gubernur A.K. Gani. Berkunjung ke Kota Curup tidak lengkap rasanya jika Anda tidak menyibak keindahan alami Kota tersebut dari puncak bukit daun. Bukit daun merupakan salah satu hutan lindung di Indonesia yang menyediakan suplai oksigen cukup besar. Hutan ini sangat mudah ditempuh, karena merupakan jalan lintas Sumatera dan terletak di sepanjang jalan liku sembilan yang terbentang antara Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.

Memasuki hutan, Anda akan dimanjakan oleh pemandangan dan suasana yang sangat alami. Udara segar dapat dhirup bebas disini. Bahkan sesekali terdengar kicauan burung bernyanyi dan monyet-monyet yang meloncat lalu saling bersahutan. Perlu diketahui bahwa hutan lindung ini sudah menjadi penyangga kehidupan masyarakat sekitar. Hutan lindung bukit daun sangat kaya akan hasil bumi seperti kayu, rotan, damar, madu ataupun buah-buahan seperti petai dan durian. Tidak hanya itu, hutan lindung ini juga menghadirkan suasana udara yang sejuk dan menjamin ketersediaan air. Di hutan primernya, eksotika alami khas hutan hujan tropis masih terasa sangat kental. Pohon-pohon yang tumbuh terlihat cukup rapat, bahkan sinar matahari tidak seutuhnya mampu menembus permukaan tanah. Endemik khas dari hutan ini adalah bunga Rafflesia, bunga terbesar di dunia.

Pada bukit ini terdapat kawah besar dengan ketinggian 1.700 m dari permukaan laut yang menyuguhkan pemandangan menarik. Hanya ada dua rute yang sudah terarah yaitu jalur tanah untuk para trekking dan jalur aspal yang bisa dilalui kendaraan roda dua. Memasuki kawasan puncak, jajaran barisan bukit yang terlihat indah di hadapan anda akan membuat anda takjub dengan cahaya matahari yang menusuk sela-sela pegunungan dengan warna jingganya yang sangat sayang untuk anda lewatkan tanpa mengabadikannya dengan lensa kamera Anda. Ketika malam tiba, gemerlap lampu Kota Curup dari atas puncak gunung menambah keindahan tempat ini. Malam akan terasa sangat singkat jika anda berada disana dengan panorama yang tak terlupakan.

23
June

Kabupaten Kepulangan Sangihe, Sulawesi Utara dikarunia sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya, tumbuhan sagu yang tumbuh secara alami sejak dahulu kala. Banyaknya pohon sagu itu membuat masyarakat Sangihe menjadikan sagu sebagai pangan alternatif utama pengganti nasi. Jenis sagu yang tumbuh di Sangihe adalah varietas sagu Baruq. Sagu Baruq hidup di lahan kering, lereng, sampai tebing yang curam sesuai dengan topografi kepulauan Sangihe. Jenis sagu ini oleh masyarakat setempat diolah menjadi beragam makanan khas daerah setempat, dimana salah satu diantaranya adalah Sagu Porno.

Sagu Porno adalah olahan sagu yang dibakar menggunakan cetakan khusus yang terbuat dari tanah liat. Cetakan itulah yang disebut ''Porno''. Sedangkan olahan sagunya, dalam bahasa lokal sebenarnya disebut humbia pineda. Namun sampai sekarang masyarakat lebih popular menyebutnya dengan sagu porno. Cetakan porno sendiri bentuknya terdiri dari beberapa kotak kecil persegi panjang.  Kata “Porno” sendiri menurut warga lokal berasal dari Bahasa Portugis, “Forno” yang berarti Oven. Kalau melihat bagaimana cara kerja cetakan porno terhadap olahan sagu ternyata fungsinya memang mirip dengan oven. Bangsa Portugis sendiri memang pernah meninggalkan jejak di Sulawesi Utara pada awal Abad ke-16.

Untuk membuat Sagu Porno, caranya dengan membakar porno di atas bara api. Setelah cukup panas, tepung sagu kasar dituangkan ke dalam cetakan dan ditutup dengan seng yang di atasnya diletakkan bara lagi. Rasa Sagu Porno begitu gurih ketika disantap. Kuliner ini sangat cocok dimakan bersama menu kuah ikan segar atau ikan bakar. Tidak sulit menemukan kuliner Sagu Porno di Sangihe, disana banyak rumah makan yang menyajikan Sagu Porno lengkap dengan lauknya.




15
June

VOI PESONA INDONESIA Bali adalah destinasi wisata yang popular di Indonesia. Selain menikmati keragaman budayanya, sebagian besar wisatawan datang ke Bali untuk menikmati keindahan alamnya, khususnya pantai-pantainya.

Jika ingin berkunjung ke Bali dan mencari wisata pantai yang tenang, Bali juga memiliki Pantai Bias Tugel. Pantai ini masih sangat alami dan belum banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai ini.

nama Bias Tugel berasal bahasa Bali, yang terdiri dari kata “Bias” yang berarti pasir dan “Tugel” yang berarti terpotong. Kawasan wisata ini seperti sebuah potongan pantai dengan pasir putih yang pesisirnya tidak begitu luas.

Garis pantai ini hanya sekitar 150 meter. Di bagian sisi kanan dan kirinya dibatasi oleh batu karang. Batu-batu karang ini yang membuat objek wisata ini terpisah dari pantai lainnya. Karena itu, suasana di pantai ini terasa begitu tenang.

Ada beragam aktivitas wisata menarik bisa anda lakukan jika mengunjungi pantai ini, seperti berjemur di pantainya, berenang, snorkeling, diving, surfing, atau bahkan berendam di laguna kecil yang terdapat di daerah karang Pantai Bias Tugel.

Pantai Bias Tugel membentang di kawasan Padang Bai, Kabupaten Karangasem, Bali. Butuh waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam dari Kota Denpasar, ibukota provinsi Bali untuk menuju pantai ini.

Tidak ada kendaraan umum, sehingga sangat disarankan untuk menyewa kendaraan bila ingin mengunjungi pantai ini. Tidak ada tiket masuk untuk menikmati Pantai Bias Tugel. Tetapi, Anda tidak bisa menginap di pantai ini, karena tidak tersedia penginapan.(VOI)

14
June

Menikmati Bali tidak akan pernah cukup dengan hanya menikmati wisata alamnya yang berupa pantai dan keindahan budayanya saja. Di sini anda dapat juga menikmati sajian dan hidangan khas Bali yang nikmat dan menggugah selera, salah satunya adalah Nasi Sela. Nasi Sela adalah makanan khas Kabupaten Karangasem, Bali, yang berisi campuran nasi putih dan cacahan ubi berukuran kecil-kecil. Pada tahun 1970-an, Nasi Sela sempat populer dan menjadi makanan pokok masyarakat setempat, karena pada saat itu beras sangat langka di Bali. Hal inilah yang menyebabkan sela atau ketela atau ubi menjadi alternatif bahan campuran nasi, gaplek atau bahan makanan lainnya.

nasi Sela yang pernah menjadi makanan “Pertahanan di masa krisis”, menjadi hidangan yang begitu menggugah selera. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang menggemari kuliner   ini karena keunikan rasanya yang khas dengan perpaduan nasi, sela atau ketela yang dicampur dengan varian lainnya. Nasi Sela dipercaya juga memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada nasi putih biasa.

nasi Sela sebenarnya sangat sederhana, hanya beras yang dimasak bersama cincangan ubi jalar. Kadang tidak hanya ubi jalar, tetapi juga ketela. Tetapi rasanya tentu saja agak berbeda. Ubi jalar memberikan cita rasa khas yang sedikit manis, sedangkan ketela lebih tawar. Selain itu ubi jalar membuat nasi jadi lebih lembut. Sekarang ini, pengolahan nasi Sela bervariasi, yaitu nasi Sela dicampur dengan jukut ( sayur) becek, grago ( udang kecil-kecil) dan kacang tanah. Ada juga yang dicampur dengan sayur bejek bumbu kalas ( santan daging) sambal bongkot dan ayam betutu yang disuwir. Selain itu nasi Sela juga kadang dicampur dengan lauk ayam betutu, sate kulit ayam, pindang tongkol, urap sayur kacang panjang berisi timun dan kacang merah, sambal matah dan sambal teri. Tentu saja dengan campuran tersebut akan semakin menggugah selera makan anda. Apalagi nasi Sela ini biasanya disuguhkan dalam nasi bungkus.

apabila anda sedang berada di Bali,   sempatkanlah untuk mencicipi Nasi Sela sebagai sarapan yang biasanya banyak dijiual orang di pasar-pasar tradisional . Untuk harga, anda tidak perlu khawatir karena tidak akan menguras kantong anda. Rasanya yang lezat dijamin akan membuat anda ketagihan.

11
June

Kampung Lawas Maspati di  Surabaya, Jawa Timur, merupakan kampung wisata yang menyajikan sejarah Surabaya zaman kolonial. Daya tarik kampung wisata ini memang terletak pada  bangunan-bangunan bersejarah yang dipertahankan hingga kini. 24 Januari 2016, Kampung Lawas Maspati resmikan sebagai kampung wisata oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Lokasinya terletak di Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan, kota Surabaya, Jawa Timur.

Kampung Lawas Maspati terdiri atas 6 rukun tetangga. Kebanyakan dari mereka merupakan keluarga para pejuang kemerdekaan, khususnya yang turut serta di pertempuran 10 November. Karenanya, Di kampung tersebut, masih banyak dijumpai bangunan-bangunan asli perkampungan Surabaya zaman dahulu yang masih berdiri kokoh, yang kini dihuni anak cucu para pejuang Surabaya.  Salah satunya rumah milik Raden Soemomiharjo, tokoh dari Keraton Surakarta yang oleh warga setempat akrab dipanggil "Ndoro Mantri". Ada juga Sekolah Ongko Loro yang merupakan bekas Sekolah Rakyat, dan bangunan markas tentara yang dibangun pada 1907. Selain itu, juga terdapat sejumlah barang bersejarah yang hingga kini disimpan oleh keluarga para pejuang di kampung Maspati ini.

berwisata ke Kampung Lawas Maspati ini, anda tak perlu ragu, warga telah mengemas paket wisata khusus untuk hari Sabtu dan Minggu. Rombongan wisatawan yang berjumlah minimal 15 orang bisa membayar Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta untuk paket kunjungan lengkap. Paket untuk perseorangan juga disediakan. Disini, anda bisa menyusuri gang-gang di kampung itu yang tidak dapat dilalui mobil, sambil menyaksikan bangunan-bangunan bersejarah. Tak hanya itu, anda dapat juga melihat kegiatan warga, seperti proses daur ulang sampah dan proses mengolah air limbah. Anda juga dapat belajar membuat produk unggulan di kampung itu, seperti membuat sirup markisa atau minuman cincau. Warga Kampung Maspati memiliki sejumlah produk unggulan, seperti sirup buah markisa, minuman tradisional cincau, dan aneka produk kerajinan tangan berupa hiasan, souvenir, hingga pakaian. Anda juga bisa membelinya sebagai oleh-oleh.




10
June

Bukit Merese

Written by
Published in pesona indonesia


VOI PESONA INDONESIA Mandalika adalah kawasan wisata seluas 1.035 hektar yang berlokasi di di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sejak tahun 2017, Mandalika sudah diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang diharapkan dapat menjadi tempat liburan yang cukup representatif di Lombok karena dilengkapi beberapa hotel dan beragam fasilitas rekreasi. Wilayah Mandalika memiliki 7 spot wisata alam yang memesona wisatawan salah satunya adalah bukit Merese. Bukit Merese adalah spot terbaik untuk menikmati pemandangan Mandalika dari ketinggian. Bukit Merese terletak di antara Pantai Serenting dan Pantai Tanjung Aan. Perjalanan naik menuju ke atas bukit sangat menyenangkan dan cukup membakar kalori.

:
Dengan cakupan areanya yang luas, banyak pilihan tempat dan latar belakang untuk berfoto di bukit ini. Pengunjung dapat menatap ke arah Tanjung Aan atau ke Pantai Serenting, semua sama indahnya. Titik paling menakjubkan di Bukit Merese Lombok adalah bagian puncaknya. Anda perlu melewati jalan setapak yang berkelok untuk sampai ke sana. Aktivitas menyenangkan dan wajib dilakukan saat berwisata di Bukit Merese adalah menikmati matahari terbit dan terbenam. Selain menikmati sunrise dan sunset, di puncak Bukit Merese, anda juga bisa menyaksikan panorama Pantai Tanjung Aan dan Batu Payung.

Dari posisi yang lebih tinggi keindahan dua pantai yang terhampar luas ini akan terlihat dengan sangat jelas. Mengabadikan momen di Bukit Merese tentu tak boleh anda lewatkan. Di sini ada banyak sekali spot foto yang dijamin instagramable. Aktivitas menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan di Bukit Merese adalah berkemah.


Dapat dikatakan, bukit Merese memiliki suasana yang menyenangkan dan menenangkan di setiap waktu, terutama malam dan pagi hari. Namun, tidak ada fasilitas khusus yang tersedia di Bukit Merese seperti warung penjual makanan dan minuman serta souvenir. Bagi anda yang ingin makan atau minum bisa mengunjungi restoran dan cafe di luar kawasan bukit dengan jarak tidak terlalu jauh. Pada umumnya, wisatawan membawa bekal sendiri untuk santap di puncak bukit sambil menikmati pemandangan. Lokasi Bukit Merese berada di Jalan Kuta Lombok, Pujut, Lombok Tengah. Membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dari kota Mataram, ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat atau 40 menit dari Bandara Internasional Lombok. Anda dapat menggunakan berbagai macam moda transportasi umum maupun pribadi. Anda bisa juga menggunakan jasa sewa mobil Lombok untuk mengunjungi bukit Merese.

Page 13 of 40