pesona indonesia

pesona indonesia (547)

18
August

Istana Negara

Written by
Published in pesona indonesia

VOI PESONA INDONESIA Memperingati hari Kemerdekaan 17 Agustus, setiap tahunnya pemerintah menggelar upacara kenegaraan di lapangan Istana Merdeka di kawasan kompleks Istana Jakarta. Tahun ini upacara kenegaraan tetap berlangsung, meski dalam kondisi terbatas, karena pandemic Covid-19. Sejatinya, di kompleks istana tersebut, selain istana Merdeka, terdapat satu istana lagi. Namanya Istana Negara. Istana Negara kini digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, antara lain pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, rapat kerja nasional, kongres bersifat nasional dan internasional, dan jamuan kenegaraan. Istana Negara terletak di Jalan Rijswijk (sekarang Jalan Veteran) No. 17, Jakarta Pusat. Gedungnya berhadapan dengan Kali Ciliwung, diapit oleh gedung Bina Graha dan Sekretariat Negara. Istana ini letaknya bertolak belakang dengan Istana Merdeka, sehingga sering kali dijuluki sebagai "Istana Kembar". Bangunannya berwarna putih. Arsitektur bangunannya mengambil gaya Eropa dan bersumber dari seni arsitektur Yunani. Ia tidak mempunyai serambi yang luas dan terbuka seperti banyak rumah kediaman atau Indisch Woonhuis di Jakarta. Pintunya ada lima dan cukup lebar. Di tengah-tengah gedung terdapat ruang makan dengan gaya klasisme dengan pilar-pilar di sepanjang kedua sisi ruangan. Terdapat dua paviliun di kiri dan kanan yang menghadap ke gedung induk. Paviliun ini semula digunakan sebagai tempat tinggal staf dan ajudan Gubernur Jenderal Belanda dan kini kantor bagi staf rumah tangga kepresidenan.

Istana Negara dibangun pada tahun 1796 sebagai rumah peristirahatan luar kota. Pada mulanya milik van Isseldijk, seorang pejabat Raad van Indie kemudian kepemilikan berpindah pada JA. van Braam. Saat Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris itulah Gedung Istana Negara dibangun menjadi sebuah istana yang megah dengan gaya arsitektur Neoklasik dan dijadikan tempat terhormat. Di Istana inilah, Letnan Jenderal Raffles sejak tahun 1811 hingga 1816 tinggal bersama orang-orang penting lainnya. Tahun 1821 Istana ini dibeli oleh pemerintah kolonial Belanda untuk dijadikan tempat kediaman gubernur jenderal, jika sedang berada di Batavia, karena kediaman resmi Gubernur Jendral Belanda di Istana Bogor, Jawa Barat. Karena gedung Istana Negara dirasa sudah terlalu sempit, maka pada abad ke-19 ditambahkan istana baru pada wilayah yang sama, khususnya untuk berbagai upacara resmi yang dihadiri banyak orang. Istana tambahan ini menghadap ke Lapangan Merdeka dan kemudian lebih dikenal dengan nama Istana Merdeka.

Istana Negara dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, sekaligus kantor oleh Gubernur Jenderal Baron van Der Cappellen. Selain itu Istana ini juga sering dipergunakan untuk tempat menginap para pegawai tinggi pemerintah Hindia Belanda setelah mengikuti sidang Dewan Hindia Belanda (Raad van Indie) setiap kali diadakan di Batavia. Hingga masa Gubernur Jenderal Du Bus de Ghisignies tahun 1826 hingga 1830  Istana Negara masih berfungsi sebagai tempat tinggal, kantor, dan tempat sidang. Pada tahun 1942, Gubernur Jenderal Tjarda Van Starkenborch menandatangani perjanjian menyerahkan pemerintahan Hindia Belanda kepada bala tentara Jepang di Istana ini. Sejak itu, istana dihuni oleh panglima Angkatan Perang Jepang yang menguasai wilayah Jawa dan Madura. Istana ini pernah menjadi tempat tinggal Siko Shikikan atau panglima Tentara Jepang yang berkuasa atas wilayah Indonesia, yaitu Hitosji Imamura (1942-1943), Kumakichi Harada (1943-1945), dan Jenderal Yamaguchi. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno juga tinggal di Istana Negara sampai pengakuan kedaulatan 27 Desember 1949. Istana ini pula, pernah menjadi saksi bisu penandatanganan perjanjian Linggarjati. Kemudian juga menjadi tempat penandatanganan naskah perundingan antara Indonesia-Belanda pasca Konferensi Meja Bundar.(VOI)



09
August

Objek wisata Air Tagepe ini terletak di Desa Noinbila kecamatan Mollo Selatan, kabupaten Timor Tengah Selatan , Nusatenggara Timur. Tagepe berasal dari bahasa Melayu Kupang yang dalam bahasa Indonesia berarti “terjepit” atau “ terhimpit”. Jadi Air Tagepe mempunyai arti, air yang terjepit atau terhimpit. Dinamakan demikian karena aliran air mengalir melewati celah barisan tebing batu yang sangat sempit. Memang objek wisata alam Air Tagepe menawarkan pesona tebing batu yang berkelok-kelok. Dengan aliran sungai yang mengalir membelah dua tebing batu, aliran sungai tersebut seakan memisahkan dua tebing batu, di sisi kiri dan kanannya.

air dari Air Tagepe   berasal dari air terjun Oehala yang mengalir sepanjang tahun. Air di obyek wisata ini berwarna kebiruan hampir mirip dengan warna air laut. Airnya sangat sejuk karena Air Tagepe terletak di dalam hutan yang masih alami. Alamnya masih hijau dan sejuk karena banyak pohon rindang dan udaranya cukup dingin. Kedalaman air Air Tagepe ini kurang lebih 1,70 meter, lebar tebing sekitar 4-5 meter dan tinggi tebing mencapai 6 meter.

Obyek wisata Air Tagepe ini memang benar-benar menyimpan banyak keindahan dan buka selama 24 jam. Walaupun demikian, tidak disarankan untuk datang pada waktu hari sudah gelap, karena lokasi yang berisikan bebatuan dan juga tebing bisa berbahaya jika dikunjungi pada saat kondisi kurang pencahayaan. Siang hari pengunjung bisa menyusuri jalur Air Tagepe sepanjang 1 Km sampai menemui air terjun.

Tetapi dibalik keindahannya, pengunjung perlu waspada dan berhati-hati karena pada musim hujan tebing batu yang sempit ini bisa longsor dan banjir. Obyek wisata untuk memasuki objek wisata ini para pengunjung yang datang dengan motor akan dikenakan tarif masuk Rp.5000. Sedangkan bagi anda yang mengendarai mobil akan dikenakan tarif masuk 10.000.

06
August

Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten di sebelah barat Yogyakarta. Lokasinya 29 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Kabupaten ini kini kerap dikunjungi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, karena Kulonprogo dinilai memiliki objek wisata yang lengkap. Kabupaten ini menawarkan wisata alam seperti kebun teh, air terjun, dan pantai. Edisi pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda salah satu daya tarik wisata Kulonprogo dalam bentuk air terjun, yakni Air Terjun Kedung Pedut. Keunggulan dan keunikan Air Terjun Kedung Pedut ini terletak pada sumber mata airnya yang berasal dari dalam bumi, seolah tak pernah habis atau mengering. Hal ini membuat Kedung Pedut dijuluki Surga Air Kulon Progo, lantaran airnya yang tak pernah habis meski di musim kemarau.

Air Terjun Kedung Pedut berada 16 kilometer dari pusat kota Wates, Kulon Progo. Untuk masuk ke dalam objek wisata ini, anda diharuskan membayar tiket sebesar Rp. 10.000 per orang. Masuk ke sini, anda langsung akan merasakan sejuk dan asrinya objek wisata Kedung Pedut, karena objek wisata ini memiliki banyak pohon rindang. Tiba di objek wisata ini, nikmatilah kesegaran airnya di kolam-kolam yang tersedia. Selain bermain air, anda bisa berfoto sepuasnya di Air Terjun Kedung Pedut. Pengelola Air Terjun Kedung Pedut sudah menyediakan beragam spot foto menarik di sini mulai dari helikopter terparkir di tepi kolam pemandian hingga berfoto di hammock (tempat tidur gantung).

Selain berfoto, anda juga bisa bersantai di atas hammock dengan menikmati pemandangan kawasan Air Terjun Kedung Pedut dari ketinggian. Bagi anda yang suka kegiatan memacu adrenalin, anda juga bisa mencoba Flying fox. Flying fox ini memiliki panjang lintasan sekitar 40 meter. Naik flying fox ini, anda akan merasakan pengalaman meluncur di atas kolam pemandian dan melihat air terjun dari ketinggian. Objek Wisata ini sudah dilengkapi dengan fasilitas lapangan parker, rumah makan dan kamar mandi.

05
August

Desa Wai Rebo

Written by
Published in pesona indonesia

Desa tradisional Wae Rebo di distrik Manggarai di pulau Flores, Nusatenggara Timur, telah menerima Penghargaan Keunggulan Terbaik dari UNESCO dalam acara “UNESCO Asia Pacific Heritage Awards 2012”, diumumkan di Bangkok pada 27 Agustus 2012. Desa kecil dan terisolasi ini dikenal untuk pembangunan kembali rumah tradisional Mbaru Niang berdasarkan semangat kerja sama masyarakat menuju tradisi yang berkelanjutan, sementara pada saat yang sama program pembangunan ini meningkatkan kesejahteraan desanya. Untuk mencapai desa yang terletak sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut, kita harus terlebih dahulu ke kota Labuhan Bajo, dengan kapal udara atau kapal laut. Lalu disambung dengan transportasi umum menuju kota Ruteng. Dari kota Ruteng kita naik lagi transportasi umum ke Desa Denge. Kita bisa juga memesan travel di Ruteng yang akan melayani langsung ke Denge,desa terdekat dengan Wae Rebo.

Dibutuhkan sekitar 3 - 4 jam perjalanan dengan berjalan kaki dari Desa Denge ke Desa Wae Rebo yang terletak di atas gunung. Desa Wae Rebo sepenuhnya dikelilingi oleh pegunungan yang indah dan hutan Todo yang lebat. Hutan tropis ini kaya akan vegetasi, di mana Anda akan menemukan anggrek, berbagai jenis pakis dan mendengar kicauan banyak burung penyanyi. Tidak ada jangkauan seluler di desa ini, dan listrik hanya tersedia dari pukul 6 hingga 10 malam. Udara relatif dingin, terutama di musim kemarau, jadi jangan lupa untuk membawa jaket Anda jika Anda berencana untuk mengunjungi desa.

Pendiri desa dan karenanya leluhur utama mereka yang membangun desa sekitar 100 tahun yang lalu, adalah seorang lelaki bernama Empu Maro. Saat ini, penghuninya adalah keturunan generasi ke-18. Karakteristik utama Wae Rebo adalah rumah mereka yang unik, yang mereka sebut Mbaru Niang yang tinggi dan berbentuk kerucut dan sepenuhnya tertutup lontar dari atapnya hingga ke tanah. Tampaknya pada suatu waktu rumah semacam itu cukup umum di wilayah tersebut. Namun sampai saat ini, hanya desa Wae Rebo lah masih mempertahankan keaslian rumah tradisional Manggarai. Rumah itu memiliki lima tingkat, masing-masing tingkat dirancang untuk tujuan tertentu. Tingkat pertama, yang disebut lutur atau tenda, adalah tempat tinggal keluarga besar. Tingkat kedua, disebut lobo, atau loteng, disisihkan untuk menyimpan makanan dan barang, tingkat ketiga disebut lentar adalah untuk menyimpan benih untuk panen berikutnya, tingkat keempat yang disebut lempa rae dicadangkan untuk persediaan makanan dalam kasus darurat, dan tingkat kelima dan atas, yang disebut hekang kode, yang dianggap paling suci, adalah menempatkan persembahan bagi leluhur.

Di desa Wae Rebo, terdapat satu rumah yang berbeda dari yang lain, rumah upacara khusus. Bangunan komunitas ini adalah tempat anggota seluruh klan berkumpul untuk upacara dan ritual. Masyarakat Desa Wae Rebo sebagian besar beragama Katolik tetapi masih menganut kepercayaan lama. Di rumah ini disimpan pusaka suci drum dan gong. Dengan populasi kecil sekitar 1.200 penduduk saja, desa ini terdiri dari 7 rumah. Makanan pokok penduduk desa adalah singkong dan jagung, tetapi di sekitar desa mereka menanam kopi, vanilla, dan kayu manis yang mereka jual di pasar, yang terletak sekitar 15 km. jauh dari desa. Namun akhir-akhir ini, Wae Rebo semakin populer sebagai tujuan wisata bagi para penggemar ekowisata internasional, dan ini telah menambah kesejahteraan ekonomi desa. Warga Wae Rebo menyambut hangat para pengunjung yang ingin melihat desa mereka dan mengalami kehidupan tradisional mereka yang sederhana.

03
August

VOI PESONA INDONESIA Tradisi Akaddo Bulo adalah tradisi dari warga Kampung Tama’la’lang yang termasuk dalam wilayah Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kampung ini berjarak sekitar 10 Km dari ibukota Sulawesi Selatan, Makassar.

Tradisi Akaddo bulo dalam bahasa Makassar berarti “makanan dari bambu”. Jadi, hidangan yang disantap pada perayaan tersebut dimasak dalam potongan bambu. Makanan ini menjadi sajian utama yang dihidangkan saat perayaan ulang tahun kampung tersebut.

Bagi masyarakat setempat, tradisi Akaddo Bulo mengandung makna tersendiri, yakni ajang silaturahim warga dengan sanak keluarga. Dan memang tak sedikit warga atau kerabat yang tinggal jauh di luar kota atau bahkan luar pulau datang ke Tama’la’lang demi menghadiri acara ini.

Akaddo Bulo berupa campuran beras ketan dan santan yang dibungkus daun pisang dan dimasukkan ke dalam potongan bambu. Tabung-tabung bambu berukuran panjang 40 cm itu dimasak dengan cara dipanasi secara tegak mengelilingi perapian selama sekitar tiga jam sampai matang. Setelah selesai, bambu dibelah untuk mengeluarkan akaddo bulo yang telah matang dan siap disantap dengan taburan serundeng, yaitu parutan kelapa yang digoreng dengan berbagai bumbu.

Tradisi akaddo bulo berawal dari zaman Raja Gowa ke-9, yakni I Matanre Karaeng Manguntungi Tumaparisi Kalonna, yang berkuasa pada tahun 1510 hingga 1546. Tradisi ini sempat terhenti saat Perang Makassar berkecamuk pada 1666 yang berlanjut dengan pendudukan Belanda hingga kemerdekaan pada 1945.

Tradisi akaddo bulo kembali dihidupkan setelah kemerdekaan Indonesia oleh Raja Gowa ke-36, sekaligus bupati pertama Kabupaten Gowa, Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Aidudin. Ia mengusulkan agar Akaddo Bulo dirangkaikan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI sebagai pesta rakyat. (VOI)

02
August

Semanggi atau Pecel Semanggi adalah makanan tradisional dari Surabaya yang terbuat dari daun semanggi. Walaupun merupakan jenis makanan pecel, tetapi bahan dan rasannya berbeda dengan pecel pada umumnya. Karena bahan dasar utamanya adalah daun semanggi yang kemudian ditambah dengan kecambah dan kangkung serta bumbu. Bumbu yang digunakan terbuat dari ketela rambat yang dicampur dengan kacang dan gula merah sehingga memiliki rasa yang khas. Selain itu yang membuat pecel semanggi Surabaya ini berbeda dengan pecel lainnya ialah tambahan kerupuk puli atau kerupuk beras. Semanggi sendiri sebenarnya adalah tanaman liar yang termasuk dalam kelompok paku air atau salviniales yang banyak ditemukan di daerah persawahan dan tepian sungai.

Walaupun pecel Semanggi merupakan makanan tradisional khas Surabaya, tetapi tidak mudah untuk menemukannya, karena kebanyakan pedagang pecel Semanggi menjajakannya secara berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya.

Anda bisa dengan mudah menemukan penjual pecel semanggi ini di daerah Desa Kedung Kecamatan Benowo Surabaya. Daerah di pinggiran Surabaya ini terkenal dengan budidaya tanaman semanggi, sehingga banyak pedagang pecel semanggi yang berasal dari tempat ini. Sangat mudah mengenali penjual semanggi ini, karena biasanya mereka memakai kebaya dan kain serta berkeliling menggendong bakul yang berisi dagangan pecel ini.

Pada proses pembuatannya, semanggi , kecambah dan kangkung direbus lebih dahulu. Biasanya pecel semanggi ini disajikan menggunakan pincuk , semacam piring yang terbuat dari daun pisang. Kemudian bahan-bahan yang sudah direbus ini disiram dengan saus bumbu yang terbuat dari ketela rambat dan gula jawa. Bagi anda yang menyukai makanan pedas, penjual pecel semanggi biasanya juga menyediakan cabai dan bumbu petis. Dengan membayar Rp. 6000, anda bisa menikmati kelezatan sepincuk pecel semanggi, kuliner khas dari Surabaya.

28
July

17 Juli lalu, Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu atau TNLL kembali membuka destinasi wisata Danau Tambing. Objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, ini sudah tutup selama tiga bulan karena pandemi Covid-19. Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Jusman mengatakan wisata Danau Tambing dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dan membatasi jumlah pegunjung. Para wisatawan Danau Tambing wajib mengisi data diri, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan membeli karcis masuk. 

Danau Tambing berada di ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut. Suasana di sana masih asri dan segar. Danau ini menjadi “surga” burung. Terdapat sekitar 260 jenis burung dan 30 persen diantaranya adalah endemik Danau Tambing. Artinya 30 persen jenis burung yang ada di sekitar Danau Tambing hanya ada dan berkembangbiak di alam setempat. Keunikan yang ada lainnya adalah adanya tanaman anggrek dan tumbuhnya pohon Leda, salah satu pohon endemik yang hanya ada di Sulawesi Tengah.

Dari kota Palu, ibukota provinsi Sulawesi Tengah, Danau Tambing dapat diakses sekitar 3 jam melintasi jalan trans Palu-Napu. Sampai di pelataran parkir kendaraan Danau Tambing, anda diwajibkan melapor kepada petugas penjaga Taman Nasional Lore Lindu. Dari pos penjagaan keberadaan Danau Tambing belum terlihat, namun setelah berjalan beberapa puluh meter ke dalam taman hutan, barulah tampak sebuah danau indah yang diselimuti kabut. Anda akan disambut udara dingin dan kicauan burung-burung. Anda bisa menikmati keindahan alamnya dengan mengelilingi danau yang luasnya tak sampai 1 hektar ini. Bagi anda yang hobi memancing, anda bisa memancing di danau ini. Berwisata ke Danau Tambing sebaiknya di pagi hari saat burung-burung keluar dari sarangnya. (voi)



27
July

Taman Wisata Kambang Iwak merupakan  taman kota yang asri dengan danau ditengahnya yang kini semakin ramai, dan tiap hari dikunjungi oleh warga Palembang maupun wisatawan.

Kawasan yang terletak di Jalan Tasik, Palembang, ini menjadi salah satu objek wisata favorit untuk menikmati suasana hijau dan beberapa bangunan peninggalan Belanda. Kambang Iwak pun kini menjadi salah satu fasilitas publik bagi warga Palembang untuk berkumpul, karena ia dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung.

letak taman ini, tidak jauh dari pusat kota Palembang membuat Kambang Iwak mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Tak ada tiket untuk masuk ke kawasan ini. Memasuki Kambang Iwak anda akan disambut dengan rimbunan pepohonan hijau. Di tengah-tengah taman terdapat danau yang bersih dilengkapi air mancur yang hidup setiap jam sepanjang hari.

Selain itu juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang bisa membuat wisatawan betah berlama-lama bercengkrama di sana. Ada trek jogging bagi anda yang ingin berolahraga, kemudian tempat duduk yang banyak terdapat dipinggiran danau taman tersebut. Di area taman itu juga banyak terdapat warung atau kedai makan yang menyajikan berbagai menu.

waktu yang tepat untuk mengunjungi Kambang Iwak adalah pagi dan sore hari, karena saat itu udara cukup sejuk dan nyaman untuk menikmati taman ini.

Karena letaknya yang strategis, taman ini menjadi tempat berkumpulnya para anak muda untuk melangsungkan kegiatannya, seperti bermain skateboard, menari, bermain gitar, berfoto, dan sebagainya.

Di malam hari, taman ini pun masih ramai dikunjungi oleh wisatawan karena sangat gemerlap dengan lampu-lampu hias yang mengelilingi hampir disetiap sudut tamannya.

23
July

Dompu merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Kabupaten ini semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan yang kagum akan keindahan Gunung Tambora. Gunung Tambora punya Kaldera terluas se-Asia Tenggara. Disamping Tambora, Dompu juga punya Pulau Satonda dengan danau air asinnya serta Pantai Lakey. Tak hanya kaya dengan destinasi wisata alam yang menarik, Dompu juga kaya akan kulinernya yang khas. Berkunjung ke Dompu cobalah beberapa kuliner khasnya. Salah satunya Puru Timbu.

Puru Timbu adalah ketan yang dimasak di dalam Bambu. Bagian dalamnya sedikit lunak, tetapi bagian luar Puru timbu mengeras karena lebih banyak terkena api saat dibakar. Puru Timbu terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan dan ampas parutan kelapa di dalam bambu. Untuk memasak Puru Timbu diatas api dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Setelah matang, Puru Timbu bisa langsung disantap. Rasanya lezat dan gurih. Menikmati Puru timbu semakin enak jika dicampur dengan tape. Untuk menikmati Puru Timbu di Dompu, anda bisa menjumpai penjual Puru Timbu di Pasar Atas. Datanglah sore hari, para pedagang Puru Timbu baru mulai berjualan pada sore hari. Disana, Puru Timbu dijual seharga Rp.25.000 hingga Rp.35.000 per batang.

bagi masyarakat Dompu, Puru Timbu bukan hanya sekedar kuliner semata. Puru Timbu juga menjadi bagian dalam keseharian mereka. Saat musim panen tiba, Puru Timbu hadir dalam pesta panen raya. Untuk mengekspresikan kegembiraan atas hasil panen, masyarakat setempat biasanya menggelar doa syukuran dan tradisi membakar Puru Timbu. Selain sebagai ekspresi kegembiraan panen raya padi, jagung, dan lainnya, tradisi membakar 'puru timbu' juga sebagai bagian dari bentuk budaya gotong-royong dan kebersamaan warga, karena untuk membuat Puru Timbu, warga bersama-sama menyiapkan bahan-bahan dan memasak Puru timbu.

14
July

Pantai Watu Leter Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan, kabupaten Malang dianugerahi pantai-pantai yang cantik. Salah satunya Pantai Watu Leter. Pantai ini berlokasi di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 60 km dari kota Malang  yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Sepanjang perjalanan menuju Pantai, anda dapat menikmati pemandangan hijau pepohonan dan hutan dengan udara yang menyegarkan. Untuk masuk ke dalam objek wisata ini, anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-.

nama Watu Leter diberikan karena ada sebuah tebing di sekitar Pantai yang memiliki bagian datar di ujungnya. Tebing yang terletak di tengah laut itu menjadi sangat mencolok berkat bentuk datarnya itu. Hal ini lah yang kemudian membuat warga menamai Pantai ini dengan nama Watu Leter. Di tempat ini anda akan menemukan jejeran pepohonan bakau dengan pasir pantai yang lembut dan bersih. Terdapat juga muara sungai Sitiarjo yang bisa disusuri dengan perahu sambil menikmati pemandangan hutan bakau dari dalam.


Pantai Watu Leter memiliki banyak batu karang. Di ujung timur
nya terdapat sebuah cekungan pantai yang dibatasi oleh bukit karang besar. Bentuknya seperti teluk, sehingga lebih aman digunakan untuk berenang. Karena kawasan ini masih sepi, Pantai ini juga menjadi tempat untuk melihat kedatangan penyu. Hal ini membuat Pantai Watu Leter sebagai pusat ekowisata tempat pelestarian penyu. Berwisata ke Watu Leter, anda sekaligus bisa ikut kegiatan melepasliarkan penyu ke alam bebas.



Page 12 of 40