Ketupat atau Kupat merupakan makanan khas Indonesia berbahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur). Biasanya makanan ini hadir dalam perayaan agama seperti Idul Fitri dan disantap dengan lauk pauk lainnya. Masyarakat Indonesia mengenal beragam jenis Ketupat dan setiap daerah punya ciri khasnya masing-masing. Kalau anda ke Brebes, Jawa Tengah, anda akan menemukan varian makanan dari Ketupat, yakni Kupat Sableng. Jika kesana, cobalah menikmati makanan bercita rasa pedas dan gurih ini.
kuliner asli Brebes satu ini memadukan ketupat, kuah santan, dan sate blengong sebagai lauk. Sate blengong merupakan sate yang terbuat dari daging Blengong. Blengong adalah unggas perpaduan bebek dan menthok (Itik Serati). Awalnya daging Blengong direndam dengan bumbu santan dan ditusuk menggunakan lidi yang panjang. Setelah bumbu meresap, sate kemudian dibakar dengan arang. Saat anda membeli kupat Sableng, anda bisa meminta berapa banyak jumlah cabai yang akan dicampurkan dalam bumbu kuah ketupat. Bagi anda pencita makanan pedas, anda bisa meminta banyak cabai untuk ditambahkan. Bagi yang tidak suka, anda cukup minta sedikit cabai, atau tidak sama sekali.
Ketika ketupat disantap, rasagurih khas kuah santannya yang bercampur pedasnya cabai begitu terasa. Sate blengong dengan teksturnya yang lembut saat dikunyah menjadi pelengkap cita rasa. Bagi anda yang tertarik menikmati kuliner ini, ada banyak warung makan yang menjajakan Kupat Sableng di Brebes. Biasanya kupat ini dijual sore hingga malam hari, karena memang menjadi menu makanan malam disana. Harganya relatif murah. Untuk ketupatnya dijual seharga Rp 7.000. Harga satenya, Rp. 5000 per tusuk.
Wilayah Maluku Utara mempunyai keindahan yang luar biasa, salah satunya adalah pulau Dodola, yang terletak di wilayah Morotai, Maluku Utara. Tempat wisata ini merupakan wilayah yang luar biasa cantik, yang akan membuat anda tidak henti mengaguminya . Pulau Dodola adalah pulau yang tidak berpenghuni..
Pulau Dodola ini memang layak disebut surga. Pulau ini terdiri dari Pulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil. Kedua pulau ini hanya tersambung saat laut sedang surut dan membentuk jalan pasir, sehingga tampak seperti jembatan yang tersembunyi. Karena indahnya tempat wisata ini, pemerintah daerah setempat menyebut Pulau Dodola sebagai mutiara di bibir pasifik.
Apabila anda sedang berada di Ternate, untuk menuju ke pulau Dodola ada tiga rute dan alternatif transportasi yang bisa digunakan. Pertama dengan pesawat Cessna rute Ternate-Morotai , dengan waktu keberangkatan satu minggu tiga kali. Lama perjalanan kurang lebih 45 menit. Kemudian dilanjutkan dengan speedboat dari Kota Morotai menuju Pulau Dodola. Sedangkan alternatif ke dua dengan menggunakan kapal dari pelabuhan Ahmad Yani di Ternate, dengan keberangkatan setiap hari Jum at malam dan Rabu malam. Waktu yang dibutuhkan sekitar 8 sampai 9 jam, kemudian dilanjutkan dengan speed boat menuju Pulau Dodola. Pilihan ke tiga adalah dengan naik kapal ferry dari Ternate menuju Sofifi di Pulau Halmahera dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Lalu dilanjutkan ke kota Tobelo , dengan lama perjalanan sekitar 3-4 jam, baru dilanjutkan dengan speedboat selama 2 jam ke pulau Morotai. Tapi alternatif yang terakhir ini cukup menguras waktu tenaga dan uang.
Berjalan kaki dari Pulau Dodola besar ke pulau Dodola kecil memerlukan waktu sekitar 15 menit. Keindahan kedua pulau ini tidak jauh berbeda. Pasir pantainya sangat putih dan sehalus bubuk. Dijamin anda betah berlama-lama berjemur di pinggir pantai. Pemandangan lautnya yang hijau, jernih dan kebiru-biruan, akan menambah kekaguman anda.
Pulau Dodola juga memiliki 13 spot menyelam dengan pemandangan bawah laut yang menawan. Kawasan ini disebut juga surga bagi para penyelam. Selain olah raga selam, anda juga bisa melakukan snorkeling di sini, di laut yang sangat bening seperti kaca. Kegiatan lain yang dapat juga anda lakukan di sini adalah berenang dan memancing. Keindahan terumbu karang, beragam jenis ikan juga menambah indahnya tempat ini. Bahkan di sini anda juga bisa menikmati berbagai peninggalan masa lampau, yaitu peninggalan masa Perang Dunia ke II yang ada di tempat ini, seperti puing-puing pesawat sekutu dan jeep perang, serta patung Jendral Douglas MC Arthur yang memimpin pendaratan pasukan sekutu di Morotai pada waktu perang dunia II. Tidak itu saja, sensasi matahari terbit di pulau Dodola ini juga sangat menakjubkan.
Jika anda lapar, anda tidak perlu khawatir, karena hidangan makanan di Morotai di dominasi oleh sajian seafood. Oleh karena itu, bagi penyuka hidangan laut, tempat ini adalah surganya.
Apabila anda ingin menikmati pemandangan yang sangat indah di tempat yang tidak terlalu ramai pengunjung, pulau Dodola di Maluku Utara bisa menjadi pilihan anda .
Kabupaten Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur memiliki beragam destinasi wisata menarik. Ada wisata pantai, wisata lansekap dan wisata budaya. Untuk wisata pantai letaknya di kawasan pantai selatan Sikka. Ada Pantai Doreng yang menarik untuk dikunjungi. Pantai ini sangat indah. Keindahan Pantai Doreng ini tak lepas dari perpaduan pasir putih dan batu karang yang membentang sepanjang 4 kilometer. Tak hanya itu, pesona matahari tenggelam di ufuk barat Pantai Doreng juga tak kalah indah.
Pantai Doreng terletak di Desa Nenbura, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka. Jarak dari kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, ke Pantai Doreng sekitar 40 kilometer. Apabila menggunakan kendaraan bermotor, Anda hanya butuh waktu sejam untuk di tiba di pantai ini. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Doreng, anda dimanjakan dengan pemandangan yang indah menawan. Ada gunung dan bukit serta pepohonan yang rindang di sepanjang jalan. Tiba di Pantai Doreng, anda akan melihat langsung hamparan pasir putih sepanjang 4 Kilometer. Di pantai ini, anda bisa berenang lalu berjemur di hamparan pasir yang lembut butirannya. Bila terasa panas, anda bisa berteduh di bawah pohon beringin yang rindang.
Hamparan pasir putih berpadu dengan batu-batuan karang menjadi spot foto yang paling disukai wisatawan yang berkunjung. Pemandangan matahari tenggelam di pantai inipun begitu indah. Bagi anda yang ingin berwisata Pantai Doreng, sebaiknya membawa bekal makanan karena belum tersedianya warung makan atau restoran di sekitar lokasi wisata.
Kampung Budaya Sindang Barang adalah suatu kampung adat Sunda yang terletak di Desa Pasir Eurih Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor. Menurut sejarahnya Kampung Sindang Barang sudah ada sejak abad ke XII dan terpapar dalam Babad Pajajaran dan tertulis juga dalam pantun Bogor. Kebudayaan Sunda yang masih kental tercermin dalam perilaku kehidupan masyarakatnya sehari-hari terutama direfleksikan dalam pelaksanaan acara Serentaun yang rutin dilaksanakan di Kampung Sindang Barang. Kampung ini mempertahankan aspek kebudayaan lokal kerajaan Pajajaran, dimana terdapat 78 lokasi situs sejarah Pakuan Sindangbarang, upacara tradisional (upacara adat Serentaun, upacara adat Neteupken, upacara adat Pabeasan, dan berbagai upacara adat lainnya), dan berbagai kesenian tradisional Sunda.
Serentaun merupakan suatu bentuk penjelmaan rasa syukur warga atas rezeki hasil panen mereka. Serentaun telah ada pada zaman Kerajaan Pajajaran pada abad ke 16 dan masih berlangsung hingga sekarang. Tahun 2006 Serentaun kembali dilaksanakan terpusat setelah adanya pengakuan kembali ketua adat karena inisiatif beberapa kelompok adat yang ingin melestarikan budaya Sunda di Sindang Barang yang tergabung dalam Padepokan Giri Sunda Pura Sindang Barang. Dengan dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten dan masyarakat kawasan Sindang Barang, mereka dapat membuat suatu kawasan budaya Kampung Budaya Sindang Barang.
Selain acara serentaun yang menarik wisatawan, Ada beberapa tempat menarik yang dapat di kunjungi ketika Kita berada di kampung budaya sindangbarang. Situs Purbakala merupakan peninggalan kerajaan Pajajaran yang berupa Punden berundak, batu dakon, batu tapak, dan lain-lain yang berada di Desa Pasir Eurih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Terdapat kurang lebih 33 buah punden berundak dan 60 titik sebaran situs lainnya. Anda juga dapat mengunjungi Grijaya Culture Village merupakan Desa adat Girijaya yang terletak pada ketinggian 1200 meter dibawah permukaan laut, di gunung Salak.
Pengunjung Kampung Budaya Sindang Barang juga dapat mengunjungi home industri sepatu yang terdapat di sindangbarang . Saat ini terdapat kurang lebih 300 home industri sepatu. Pengunjung juga dapat membeli langsung dari pengrajin dan melihat cara pembuatannya. Di jalan Suryakencana, pengunjung dapat mencoba macam-macam wisata kuliner dengan harga yang bervariasi. Tersedia pula tempat jajanan 24 jam di pasar Devries. Taman ini merupakan sisa Taman Kerajaan Sunda pada jaman dahulu kala yang berupa kolam yang panjang dan lebarnya mencapai 40×15 m. Sumber airnya berasal dari Sumur Jalatunda. Berjarak 4 km dari Kampung budaya, pengunjung dapat mencoba belanja pada factory outlet yang tersebar di daerah Tajur yang menjual baju, tas dan perlengkapan lainnya dengan harga yang bervariasi. Tempat ini merupakan perkebunan sayuran milik penduduk setempat. Rata-rata kebun ini ditanami tanaman Kangkung dan Bayem. Curug Nangka merupakan sebuah air terjun yang berada di kaki gunung salak yang dapat dicapai dengan kendaraan hanya setengah jam perjalanan dari kampung budaya. Pengunjung dapat menikmati pemandangan indah dan cuaca yang sejuk yang memiliki sensasi tersendiri untuk wisatawan.
Pulau Kasa adalah salah satu pulau tak berpenghuni di wilayah Propinsi Maluku yang berlokasi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kecamatan Seram Barat Piru. Pulau Kasa ini telah ditunjuk sebagai kawasan konservasi, daratan serta kawasan hutannya telah ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa dan perairan di sekeliling pulau Kasa di jadikan sebagai Taman Wisata Alam laut yang di kelola oleh dinas pariwisata Kabupaten Seram Bagian Barat. jarak antara Pulau Kasa dan Pulau Ambon, tepatnya dari Pelabuhan Tulehu, sekitar 55,56 kilometer. Jika menggunakan kapal cepat, waktu tempuh tidak lebih dari 1,5 jam. Tiba di pulau Kasa, hamparan pasir putih di daratan sekitar 900 hektar akan menyambut anda.
Selain indahnya pantai dengan pasir putih, Pulau Kasa juga memiliki beberapa jenis flora dan fauna. Beberapa potensi flora Pulau Kasa adalah Anggrek Bulan Ambon, Cemara Laut, Waru Laut, Bintanggor, Pandan Laut dan Beringin Pantai. Sementara Potensi faunanya merupakan burung Camar, Burung Pantai, dan Burung Maleo. Pulau ini telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai Taman Wisata Alam Laut dengan luas keseluruhan pulau 1100 hektar. Pulau ini memiliki pemandangan alam yang indah dengan sumber daya alam laut begitu besar, seperti beraneka ragam terumbu karang dan ikan yang berwarna-warni.
Pulau ini sangat cocok bagi anda yang menyukai wisata bahari karena anda dapat menikmati keindahan bawah laut dengan menyelam atau pun snorkeling. Selain menikmati pesona wisata alamnya, anda juga dapat mencicipi kuliner setempat, terutama ikan lautnya.
Bagi masyarakat di Jawa Timur khususnya masyarakat Using di desa Macan Putih, kabupaten Banyuwangi, untuk mencari jodoh, ternyata ada cara unik yang mereka lakukan. Pria lajang yang tertarik dengan wanita tertentu harus datang langsung ke rumah si wanita untuk melakukan aksi goda-menggoda.
Tradisi ini dinamakan Gredoan yang dalam bahasa setempat berarti “menggoda”. Tradisi Gredoan diselenggarakan setahun sekali. Tidak hanya untuk ajang pencarian jodoh, Gredoan juga diselenggarakan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini dimulai pada pagi hari dimana, masyarakat terlebih dahulu mengadakan hajatan di masjid. Kemudian pada malam harinya para gadis biasanya membantu orang tuanya memasak di dapur. Saat itulah berlangsung tradisi Gredoan.
Laki-laki yang tertarik pada gadis tertentu, akan datang ke rumah si gadis. Ia akan memasukkan lidi lewat celah dinding rumah yang masih terbuat dari bambu. Si gadis kemudian akan mematahkan lidi jika ia bersedia untuk berkenalan dengan si laki-laki. Kemudian mulailah si laki-laki berkenalan sambil merayu si gadis. Namun obrolan mereka dibatasi dinding bambu di mana si gadis berada di dalam rumah dan si laki-laki di luar rumah.
Kini aturan tradisi Gredoan ini sedikit berbeda. Ketika lidi sudah dipatahkan, mereka tidak lagi berkenalan dan ngobrol dengan dibatasi dinding bambu. Kini, si laki-laki akan diundang masuk dan ngobrol di ruang tamu, tentunya dengan didampingi oleh orang tua si gadis. Namun khusus pada malam tradisi ini, mereka diberi keleluasaan untuk bercengkerama hingga larut malam. Tak jarang, pasangan yang mengikuti tradisi ini berakhir di pelaminan.
Tradisi Gredoan berlangsung sangat meriah. Warga lainnya, mulai anak-anak hingga dewasa berpawai keliling desa menyuguhkan berbagai macam atraksi untuk memperingati tradisi ini. Ada yang melakukan atraksi tongkat api, memainkan musik daerah hadrah dan karnaval boneka raksasa.
Di antara beragam atraksi tersebut, atraksi tongkat api yang paling ditunggu-tunggu. Atraksi tongkat api menggunakan bambu dan tali yang dibakar ujungnya. Dalam atraksi ini, para pemuda desa setempat unjuk kebolehan memainkan tongkat api. Mulai dengan pamer kebolehan membentuk formasi, atraksi mayoret hingga seni bela diri.
Kawasan Wisata Pantai Watu Dodol merupakan pintu masuk ke Kabupaten Banyuwangi dari wilayah Kabupaten Situbondo. Watu Dodol merupakan sebuah batu karang besar berwarna hitam yang sangat keras serta memiliki bentuk yang unik, yaitu bagian atasnya lebih besar daripada dasarnya. Pada bagian selatan sisinya , tumbuh pohon kelor yang menambah keunikan batu tersebut. Dari arah Banyuwangi kota ke obyek wisata ini dapat ditempuh dengan jarak 14 kilometer ke arah utara, atau sekitar 5 kilometer dari pelabuhan Ketapang.
Selain menikmati indahnya panorama laut, pengunjung dapat pula mendaki bukit yang letaknya hanya berseberangan jalan. Di bukit ini telah disediakan jalan setapak untuk dilewati oleh pengunjung . Sampai di atas bukit, pengunjung dapat melihat panorama selat Bali yang lebih luas dan indah. Pantai Watu Dodol dilengkapi juga dengan tempat peristirahatan sementara bagi pengendara yang melewati jalur Situbondo-Banyuwangi. Selain itu kawasan wisata pantai ini juga dilengkapai fasilitas parkir yang luas, warung-warung yang menyediakan makanan khas Banyuwangi, toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, kamar mandi bagi wisatawan yang bermain di pantai dan persewaan perahu nelayan untuk ke tengah laut. Lokasi pantai cukup rindang karena banyak ditumbuhi pohon . Sangat nyaman sekali. Selain dibatasi laut di sebelah timur, lokasi wisata ini juga langsung berbatasan dengan bukit dan hutan.
dalam bahasa Jawa, watu mempunyai arti Batu, sedangkan dodol berarti jenang . Menurut cerita masyarakat setempat , asal mula nama tempat wisata ini adalah, pada jaman dahulu seorang prajurit kerajaan Blambangan, kerajaan yang berada di paling timur pulau Jawa membawa bekal berupa “Jadah”, sejenis dodol yaitu jenang yang terbuat dari ketan berbentuk lonjong seukuran telapak tangan. Pada saat beristirahat di tepi pantai, bekal yang dia bawa tertinggal . Dodol itulah yang akhirnya berubah menjadi Watu Dodol.
Apabila ada sedang berada di Banyuwangi carilah waktu yang cukup untuk menikmati keindahan Pantai Watu Dodol dan sekitarnya. Karena selain pemandangannya yang indah, di pantai ini wistawan juga diperbolehkan untuk mandi di laut, karena kondisi pantai ini tidak membahayakan untuk aktivitas berenang, bagi anda yang mempunyai hobi memancing, anda bisa menyewa perahu kecil agar bisa sampai ke tengah laut untuk memancing. Biasanya akan dipandu oleh pembawa perahu untuk mendapatkan spot yang banyak ikannya.
10 Desember lalu, Desa Kertayasa di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, diumumkan menjadi pemenang pertama dalam lomba Desa Wisata Nusantara 2019. Desa Kertayasa meraih juara pertama dalam kategori desa wisata maju. Penghargaan diberikan oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi PDTT Taufik Madjid. Menurut Taufik Madjid, lomba Desa Wisata Nusantara 2019 ini merupakan upaya untuk terus memajukan sektor pariwisata. Desa Kertayasa terpilih sebagai desa wisata maju, karena Desa Kertayasa mampu menyumbang pendapatan asli desa. Selain itu, juga mampu meningkatkan perekonomian warga.
Desa Kertayasa yang merupakan salah satu Pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara terletak di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Dari Pangandaran, desa wisata ini bisa ditempuh selama kurang lebih 1 jam menggunakan transportasi darat. Desa Kertayasa selama ini memang dikenal sebagai salah satu desa wisata utama di Pangandaran. Ada beragam wisata menarik yang bisa dilakukan di desa wisata ini, seperti body rafting, camping ground, pertunjukan atraksi seni-budaya dan sektor kerajinan. Tentu yang paling terkenal adalah bodyrafting di Sungai Cijulang atau Green Canyon.
Body Rafting akan membawa anda menyusuri sungai Cijulang sepanjang 5 kilometer hingga 10 kilometer dengan waktu tempuh 2 hingga 5 jam. Selama bodyfating, anda akan berpacu dengan arus sungai melintasi jeram yang cukup menantang adrenalin. Anda akan berjumpa pula dengan keindahan bentuk batu-batu Stalaktik-Stalaknit yang begitu mempesona. Anda juga akan melewati mulai dari hutan nipah, hutan bakau, hingga hutan tropis. Selain itu, berenang di air kehijauan yang dingin sambil menikmati tebing-tebing tinggi juga akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan ketika berwisata ke desa Kertayasa ini.
Kabupaten Trenggalek adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahannya terletak di kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 Km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur. Keistimewaan Trenggalek adalah dikelilingi oleh gunung yang saling terhubung. Dengan demikian Kota Trenggalek berada di tengah-tengah, sehingga menjadikan sebagian wilayah kabupaten Trenggalek adalah pegunungan. Kabupaten Trenggalek , selain mempunyai tempat wisata yang menarik juga mempunyai kuliner yang khas, yang oleh masyarakat setempat sering disebut dengan Sego Gegok.
Nasi Gegok ini memiliki ciri khas berupa nasi pedas yang dilengkapi dengan teri. Selama ini masyarakat Trenggalek meyakini bahwa dengan makan Nasi Gegok yang bercita rasa pedas , dapat mengobati hidung yang tersumbat akibat flu dan selain itu juga bisa untuk menghilangkan rasa pusing. Nasi gegok juga merupakan makanan sehari-hari masyarakat Trenggalek , khususnya di wilayah kecamatan Bendungan.
untuk mendapatkan rasa nasi Gegok yang masih asli, memang harus di tempat asalnya, yaitu Bendungan. Dari pusat kota Trenggalek menuju Kecamatan Bendungan, anda akan merasakan udara segar khas pegunungan. Dari Trenggalek pusat kota ke Bendungan hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit.
Porsi bungkusan Nasi Gegok ini tidak terlalu besar. Jadi satu orang bisa menghabiskan sekitar dua hingga 3 bungkus nasi Gegok. Di warung yang menjual nasi Gegok , biasanya tidak hanya menjual nasi Gegok saja, tetapi juga menyediakan bermacam lauk seperti tempe goreng, sate tulur puyuh , sate usus, sate jerohan dan aneka lauk lainnya. Penampilan nasi Gegok ini memang tampak sederhana, karena hanya dibungkus daun pisang, tapi justru aroma dan rasa alami daun pisang ini yang membuat citarasa nasi Gegok yang tampak sederhana menjadi kaya rasa.
di dalam satu bungkus nasi Gegok ada nasi putih dan lauk yang menyertai yaitu sambal teri dengan campuran tempe diiris kecil-kecil. Cara membuat nasi Gegok ini terbilang mudah;, nasi yang sudah dibungkus dengan daun pisang dan sudah dimasak hingga setengah matang diberi sambal teri yang dibuat dari teri yang sudah ditumis dengan bawang putih, bawang merah serta cabai dan tempe yang juga sudah dipotong kecil-kecil, kemudian dikukus selama 15 menit hingga matang. Untuk mendapatkan citarasa yang pedas sebaiknya yang digunakan adalah cabai rawit.
Untuk menikmati sebungkus nasi Gegok, anda hanya membayar Rp. 5000. Sedangkan untuk tambahan lauk yang anda makan, tentu saja anda harus membayar sesuai yang anda makan. Pendengar, Nasi gegok ini bertambah nikmatnya apabila anda menyantapnya langsung di warungnya , apalagi ditambah minuman hangat
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa adat yang telah berkembang menjadi desa wisata yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan, lokal maupun mancanegara. Bahkan, pada awal penetapannya sebagai desa wisata, turis mancanegara memadati desa yang terletak di Bangli ini. Desa ini merupakan kawasan yang kini jadi sorotan hampir seluruh dunia karena keindahan dan kedamaian yang ditawarkannya. Desa ini hanyalah sebuah desa yang ingin mempertahankan kebudayaan nenek moyang dan leluhur. Taman - taman kecil dan penataan Lingkungan yang dilakukan oleh mahasiswa Udayana tahun 1990 di sekitar Desa ini membuahkan hasil yang luar biasa.
Nama Penglipuran berasal dari akronim kata pengeling dan pura yang berarti mengingat tempat suci para leluhur. Masyarakat desa ini berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani, yang bermigrasi permanen karena suatu hal ke desa Kubu Bayung, yang kini menjadi desa Penglipuran. Desa yang berada di ketinggian 700 meter diatas permukaan laut ini tercatat memiliki 985 jiwa dalam 234 kepala keluarga. Terletak sejauh 45 km dari Denpasar, tepatnya berada di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, masyarakat desa ini masih melaksanakan tradisi dan adat para leluhurnya secara rutin. Penataan dan atraksi desa wisata yang sangat apik membuat desa ini sangat tepat untuk Anda yang ingin meninggalkan penatnya perkotaan dan menyegarkan pikiran dari kerasnya perkembangan zaman. Untuk mencapai desa ini Anda dapat menyewa kendaraan serta supirnya agar tidak tersesat. Atau Anda juga dapat menggunakan agen perjalanan yang menyediakan tur ke desa Penglipuran.
Masyarakat Desa ini mampu mempertahankan dan memelihara 75 hektar hutan bambu dan 10 hektar vegetasi lainnya yang menjadi ciri khas desanya. Selain itu, masyarakat di desa ini juga mampu mempertahankan adat budaya para leluhur dan juga tata kota serta bangunan tradisionalnya. Hal inilah yang membuat Penglipuran diganjar dengan Kalpataru pada tahun 1995. Tahun 2016 desa ini dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia bersama desa Desa Terapung Giethoorn di Provinsi Overijssel Belanda, dan Desa Mawlynnong yang ada di India. Desa ini merupakan satu-satunya desa di Bali yang belum tersentuh dengan gaya hidup modern.
Selain memiliki budaya menghormati alam, penduduk desa Penglipuran Bangli juga memiliki budaya dan tradisi untuk menghormati wanita. Karena adanya aturan desa yang melarang pria untuk melakukan poligami, jika ketahuan melakukan poligami maka akan mendapatkan hukuman dikucilkan dari desa. Desa ini juga memiliki budaya hukuman untuk pencurian. Bagi yang ketahuan mencuri, akan dihukum untuk memberikan sesajen lima ekor ayam dengan warna bulu ayam yang berbeda di 4 pura leluhur mereka. Dengan cara ini, semua penduduk desa akan mengetahui siapa yang mencuri, tentunya akan membuat efek malu. Yang berbeda dengan masyarakat Bali pada umumnya, walaupun penduduk desa Penglipuran Bali memeluk agama Hindu tapi penduduk desa Penglipuran Bangli tidak mengenal upacara pembakaran mayat, jadi mayat langsung dikubur.// Sekian Acara Pesona Indonesia dari Voice Of Indonesia.