Indonesia menjadi tuan rumah kompetisi barista bertajuk “ASEAN Barista Team Championship 2019” (ABTC19) yang akan berlangsung pada tanggal 25-27 Juli 2019 di JIExpo, Jakarta. Ketua Asosiasi Kopi Specialty Indonesia, Syafudin dalam konferensi pers kompetisi perdana ABTC19 mengatakan, akan ada lebih dari 60 barista ASEAN berkumpul di Jakarta. Hal ini menunjukkan dinamika industri kopi ASEAN dan juga minat kompetitif untuk meningkatkan keterampilan barista ASEAN.
melalui ajang tersebut, Syafrudin optimistis akan mampu mengangkat standar kualitas barista ASEAN, khususnya Indonesia ke tingkat dunia dan bersaing global sekaligus mempromosikan profesi-profesi yang berhubungan dengan dunia perkopian. Ajang itu juga akan dapat memajukan kopi nasional yang pada akhirnya meningkatkan kehidupan petani kopi. Syafudin menambahkan Indonesia memiliki berbagai ragam jenis kopi arabica dan robusta yang bervariasi, dan cukup terkenal dengan kualitasnya.
Indonesia adalah negara dengan letak geografis dan struktur tanah yang cocok bagi pertumbuhan kopi, baik arabica dan robusta. Kedua jenis kopi tersebut, masing-masing mempunyai cita rasa yang tidak dipunyai negara lain. Syafudin mengatakan banyak wilayah di Indonesia yang mengembangkan perkebunan kopi yang masing-masing hasil kopinya memiliki karakteristik unik dan berbeda-beda. Kompetisi perdana ABTC19 itu diselenggarakan oleh ASEAN Coffee Federation (ACF) bersama dengan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI). Indonesia, diperkirakan akan menurunkan tim empat hingga lima tim, yang dibentuk dari para juara dari perlombaan yang berlangsung sebelumnya.
Mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang Jawa Tengah memanfaatkan limbah kulit kacang tanah yang selama ini hanya menjadi sampah. Mereka adalah Suwasdi (Agroteknologi/2016), Mahdalina Mursilati (Agroteknologi/2017) dan Surya Bagus Purnomo (Peternakan/2016) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Mahasiswa ini mengolah limbah kulit kacang tanah menjadi Extraordinary Peanut Shells Prebiotic atau Exotic.
Ketua tim Suwasdi dalam keterangan tertulis di Magelang Rabu, 3 Juli 2019 mengatakan, penelitian ini fokus pada pemanfaatan limbah kulit kacang tanah untuk mendapatkan kandidat prebiotik atau ''makanan'' bagi bakteri probiotik Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Ia menjelaskan latar belakang penelitian, karena banyak limbah kulit kacang tanah yang terbuang dan mencemari lingkungan.
Padahal, limbah itu dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain, salah satunya sebagai prebiotik. Suwasdi mengatakan suatu bahan dapat menjadi prebiotik jika memiliki kadar serat tinggi dan tidak dapat dicerna sistem pencernaan manusia. Menurutnya bakteri prebiotik umumnya ditumbuhkan, salah satunya dengan inulin yang harganya relatif mahal di pasaran.
Suwasdi menjelaskan kulit kacang mengandung serat selulosa yang tinggi dan sekaligus sumber nutrisi bagi bakteri prebiotik dengan harapan bakteri dapat tumbuh kuat dan melipatgandakan diri secara optimal. Penelitian ini juga ikut membantu petani kacang tanah untuk mengelola sisa hasil panen sehingga tidak terbuang sia-sia. Prebiotik merupakan nutrisi yang baik untuk flora dan mikroba dalam sistem pencernaan manusia. Makanan yang mengandung prebiotik berfungsi mengatasi gangguan pencernaan dan inflamasi usus. Tim berharap melalui penelitian ini mendapatkan kandidat prebiotik selain media inulin sehingga dapat menjadi alternatif prebiotik ke depannya dan dapat memenuhi permintaan prebiotik, baik skala kecil maupun industri.
19 sampai 21 Juli mendatang, Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam 2019 akan digelar di Peninsula Island, Nusa Dua Bali. Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam (FTNTWA) merupakan salah satu rangkaian acara dari road HKAN (Hari Konservasi Alam Nasional) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan diikuti oleh Taman – Taman Nasional dan juga Taman – Taman Wisata Alam yang tersebar dari sabang hingga merauke. Menurut ketua penyelenggara FTNTWA 2019 Dyan Syahwati, Festival ini hadir memberikan alternatif lain dalam berwisata di tengah homogenitas objek wisata yang ditawarkan.
Dengan Tema “Bijak berwisata alam” Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam tahun digelar untuk mensosialisasikan ekowisata khususnya keberadaan taman nasional, taman wisata alam dan wisata alam lainnya kepada masyarakat khususnya generasi muda.
Selain itu festival ini juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya yang sangat unik dan eksotik dari seluruh wilayah penunjang Taman Nasional,
dan Taman Wisata Alam serta mempromosikan potensi budaya lokalnya, flora dan fauna, kekayaan alam, juga kreatifitas masyarakatnya (kerajinan tangan dan kuliner khas).
Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam akan menyuguhkan berbagai objek wisata menarik, namun tetap memegang konsep pemanfaatan taman nasional sebagai pusat konservasi alam. Pada penyelenggaraan FTNTWA ke -
3 tahun 2019 di Bali ini, selain Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, FTNTWA akan menampilkan ekowisata lainnya yg ada di seluruh wilayah Indonesiaa, dengan berkoordinasi dengan dinas pariwisata seluruh Indonesia selaku pembina pengelolaan potensi pariwisata alam di wilayah kerjanya. Selama Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam berlangsung, ada berbagai aktivitas, di antaranya National Park Travel Fair, Farmtrip 2019, Festival Film Pendek Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, Talkshow Konservasi dan Tren Wisata Alam, Pameran Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, dan Festival Tari Budaya Nusantara.
Film berjudul “Setan Jawa” karya Garin Nugroho akan ditayangkan di Jepang pada tanggal 2 Juli 2019 . Film bisu yang dirilis pada tahun 2016 ini sebelumnya telah ditayangkan di berbagai negara. Di Jepang, film ini akan ditayangkan bersama kolaborasi seniman musik dan tari dari Indonesia dan Jepang. Penayangan film ini merupakan rangkaian program “Asia in Resonance 2019” yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation Asia Center. Pada setiap penayangannya, film “Setan Jawa” tampil bersama pertunjukan yang berbeda-beda.
Di Tokyo, “Setan Jawa” ditayangkan bersama konser 3D yang didesain oleh desainer suara dari Jepang, Yasuhiro Morinaga. Selain itu, kolaborasi ini juga didukung oleh KOM_I (baca: komuai), vokalis band “Wednesday Campanella” dari Jepang.
Dari Indonesia, Gunawan Maryanto (aktor), juga bertindak sebagai vokalis melalui pembacaan puisi dan mantra-mantra Jawa. Film bisu ini juga didukung oleh penari Indonesia yaitu Luluk Ari Prasetyo, Heru Purwanto, dan Dorothea Quin, yang akan merespons dan merepresentasikan film serta suara melalui gerakan tari. Seniman alat musik tradisional dari Bandung, Teguh Permana dan Akbar Nendi, serta Haidi Bing Slamet dan Andori dari Banyuwangi, turut memperkaya suara yang mengiringi film ini.
Selain “Setan Jawa”, tiga film Indonesia lainnya turut diputar pada kategori “Masters of Southeast Asian Cinema” pada “Asia in Resonance 2019”. Film-film tersebut adalah “Memories of My Body” (2018) karya Garin Nugroho, “Sekala Niskala/ The Seen and Unseen” (2017) karya Kamila Andini, dan “Variable No.3” (2018) karya Edwin yang tergabung dalam film omnibus Asian Three Fold Mirrors (Journey) produksi The Japan Foundation Asia Center. Selain itu, diadakan juga simposium dengan tema “Future vision of the international collaboration in filmmaking” bersama Garin Nugroho yang menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan ini .
Sawahlunto, kota penambangan Batubara Tertua di Asia Tenggara berhasil masuk nominasi situs warisan budaya dunia UNESCO. Sawahlunto dari Sumatera Barat, Indonesia ini akan bersaing dengan 27 situs budaya lainnya dari berbagai Negara yang masuk dalam nominasi yang sama. Aktivitas penambangan batubara telah dilakukan di Sawahlunto pada abad ke-19 saat Hindia Belanda berkuasa. Penambanan batu bara telah mengubah Sawahlunto, dari wilayah terpencil menjadi dikenal dunia. Berbagai infrastruktur mulai dibangun untuk mendukung aktivitas pertambangan, seperti jaringan kereta api ke pantai barat Sumatera, hingga Pelabuhan Emmahaven yang dikenal sebagai Teluk Bayur. Operasi penambangan batu bara selama dua abad telah menjadikan Kota Sawahlunto kental dengan interaksi budaya timur dan barat. Hal itu terlihat dari tata ruang kota yang unik.
komite UNESCO akan memulai 11 hari musyawarah di Baku, Azerbaijan, pada 30 Juni hingga 10 Juli 2019 untuk memutuskan situs mana yang pantas ditambahkan ke daftar situs warisan dunia, di antara 1.092 situs dari 167 negara. Tahun 2019 ini, ada tiga kategori yang berbeda dalam daftar nominasi tersebut. Kategori pertama adalah situs alam. Kategori kedua adalah situs budaya, dan yang ketiga ialah gabungan antara unsur budaya dan alam. Destinasi mana yang akan masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO telah melalui evaluasi panjang dari para ahli lapangan. Akun Twitter UNESCO akan mengumumkan warisan dunia terbaru pada 10 Juli 2019.
Destinasi yang berhasil masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO akan semakin dikenal. Tak hanya itu, destinasi itu juga akan mendapat perlindungan dari UNESCO. Jika terpilih, Kota Sawahlunto akan melengkapi destinasi dari Indonesia yang masuk daftar Situs Warisan Dunia Unesco. Sebelumnya, ada delapan destinasi dari Indonesia yang telah masuk daftar tersebut. Kedelapan destinasi itu adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Nasional Lorentz, Hutan Hujan Tropis Sumatera, dan Subak di Bali.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil pisang. Hampir 70% dari petani pisang kita merupakan petani tradisional. Berangkat dari hal tersebut, Institut Teknologi Bandung (ITB) berupaya memberikan solusi pasca panen berupa tempat penyimpanan buah agar dapat tahan lebih lama ketika diperam, serta dengan harga yang lebih terjangkau. Dr. Fenny Martha Dwivanny, Associate Professor di Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) mengembangkan berbagai teknologi yang berkaitan dengan buah pisang. Kali ini, Fenny dalam penelitian multidisiplinnya mendesain sebuah “Fruit Storage Chamber” –FSC. FSC merupakan tempat penyimpanan buah pasca panen yang didesain agar ketika diperam buah dapat tahan lebih lama.
Dr Fenny menjelaskan, buah pisang hasil panen hanya tahan seminggu. Ia ingin pisang bisa lebih tahan lama. Melalui metode ini, diharapkan buah bisa lebih panjang usianya, juga teknologi ini harganya jauh lebih murah. Ketika buah dimasukkan ke dalam wadah, wadah akan menahan oksigen. Maka dari itu, terdapat pelapis yang meredam oksigen. Hasil riset multidisiplin ini juga dilengkapi dengan nanoteknologi yang diusulkan oleh peneliti dari material science.
Di mana molekul senyawa nanoteknologi di FSC ini berperan untuk mendegradasi etilen. Teknologi FSC ini diciptakan dengan mengedepankan nilai ekonomis, ramah lingkungan dan bermanfaat secara umum. Itulah mengapa FSC ini menggunakan bahan dasar dari anyaman bambu yang sering ditemukan pada penjual pisang keliling.
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi tuan rumah pelaksanaan Annual International Conference On Social Sciences and Humanities (AICOSH) dengan tema 4.0 Revolution: Religiosity, identity and social Transformation. Konferensi dilaksanakan tanggal 25-27 Juni 2019. Acara ini merupakan konferensi internasional pertama kalinya yang diikuti oleh peserta dari Indonesia dan beberapa negara lain di Asia.
Ketua panitia acara konferensi Fajar Iqbal M.Si., mengatakan, Forum Annual International Conference On Social Sciences and Humanities (AICOSH) 2019 ini merupakan penyelenggarakan yang pertama di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum), UIN Sunan Kalijaga dan mendapat tanggapan luar biasa dari para peserta. Hal itu terlihat dari ratusan peserta yang datang dari beberapa negara yaitu India, Turki, Philipina, Singapura, dan Indonesia sendiri. Sebanyak 120 peserta mempresentasikan hasil-hasil riset dari negara mereka masing-masing. Mereka dikelompokkan dalam tiga sub tema di bawah Program Studi yang ada di Fakultas Fishum (yaitu Prodi Sosiologi, Prodi Komunikasi dan Prodi Psikologi).
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora (Fishum) Muhammad Sodik, mengatakan acara ini merupakan momentum untuk membangun reputasi di dunia internasional. Sebaik apapun sebuah fakultas dan universitas bergantung kepada bagaimana mereka membangun kolaborasi dengan kampus lainnya. Menurutnya, untuk itu pihaknya mengundang pembicara dari berbagai negara seperti Singapura, Filipina dan Amerika dan Indonesia. Menurutnya pelaksanaan konferensi ini merupakan ruang akademik dan potensial menjadi ruang koneksi sosial untuk menguatkan intelektual dan sosio-kultural.
Sodik menambahkan acara ini melibatkan dosen, mahasiswa dan alumni yang menjadi kekuatan bersama. Dikatakan, tema revolusi industri 4.0 menjadi penting untuk dikaji karena sebagai bangsa dan negara Indonesia masih memerlukan persiapan yang lebih matang menghadapi Revolusi industri 4.0. Melalui konferensi internasional ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada semuanya dan kedepannya dapat menyikapi persoalan dan tantangan terkait revolusi industri 4.0. UIN.
kota Yogyakarta dan Shanghai telah menjalin kerjasama sister province sejak lima tahun lalu. Yogyakarta dan Shanghai sama sama sebagai daerah istimewa yang dipimpin oleh gubernur. Sebagai sister province, berbagai kerjasama dalam banyak bidang pun telah dilakukan Shanghai sebagai kota ekonomi yang paling maju di Tiongkok. Misalnya, kerjasama dalam bidang budaya, yakni pembangunan Pusat Budaya Yogyakarta- Shanghai di Kampung Ketandan.
Pusat Budaya Yogyakarta- Shanghai menjadi wujud pengokohan program sister province yang telah dijalin Pemerintah DI Yogyakarta dengan Shanghai, Tiongkok. Menurut Umar Priyono, Staf Ahli Gubernur DI Yogyakarta Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik, adanya kerjasama sister province melalui pusat kebudayaan ini diharapkan bisa lebih mengenalkan Yogyakarta kepada penduduk Tionghoa dan tentunya dapat membuka potensi wisata baru. Pusat Kebudayaan ini akan dibangun di kampung pecinan Ketandan Malioboro Yogyakarta. Gedung Pusat Kebudayan Yogyakarta - Shanghai dibuat sebagai tempat dilangsungkannya berbagai kegiatan kebudayaan, pendidikan, perdagangan, dan segala hal yang mendukung kerjasama sister province tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta, Ir. Gatot Saptadi, menyampaikan bahwa saat ini secara temporer seni budaya DI Yogyakarta sering dikirim dan ditampilkan di Tiongkok, untuk menegaskan eksistensi Yogyakarta. Namun untuk bentuk permanen seperti bangunan di Tiongkok, saat ini sedang dirintis. Dengan kerjasama ini pula tentunya kota Yogyakarta beserta potensi wisatanya dapat lebih dikenal khususnya oleh masyarakat kota Shanghai dan oleh masyarakat Tiongkok pada umumnya. Staf Ahli Gubernur DI Yogyakarta bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik, Drs. Umar Priyono, M.Pd, menambahkan bahwa dengan pengadaan fasilitas kerjasama ini diharapkan nantinya pihak Tiongkok juga akan memberikan fasilitas yang sama.
Di era digital ini belajar bukanlah lagi sebuah kegiatan yang menyebalkan dan membosankan. Dengan menggunakan inovasi teknologi, kegiatan belajar-mengajar dapat lebih menyenangkan. Salah satunya adalah terobosan inovatif proses belajar yang dilakukan oleh 3 anak bangsa melalui Pahamify.
Adalah Muhammad Ikhsan, Edria Elbert dan Syarif Rousyan Fikri, 3 anak bangsa yang menciptakan Pahamify. Pahamify sendiri merupakan platform bimbingan belajar online yang diciptakan untuk membantu proses belajar siswa. Tak hanya menyediakan sarana bimbingan belajar online, Pahamify juga menyediakan layanan career center yang dikelola oleh psikolog dari Universitas Indonesia. Career center sendiri merupakan layanan yang berguna untuk konsultasi siswa dalam menghadapi kegalauan serta menuntun siswa untuk mengetahui kemampuan, minat, dan bakat yang mereka miliki.
Menurut CEO Pahamify, Syarif Rousyan Fikri, tujuan dari diciptakannya Pahamify sendiri adalah mengangkat serta mendorong potensi para pelajar di Indonesia agar unggul di bidang sains dan teknologi. Serta mengarahkan setiap anak ke bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya melalui Career Center. Tak hanya membantu mengarahkan setiap anak sesuai dengan minat dan bakatnya, Pahamify juga menjadi ladang informasi bagi siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi. Karena dalam Pahamify juga tersedia informasi mengenai profil berbagai universitas serta jurusan-jurusan yang ada pada universitas tersebut. Tak kalah menarikanya, Pahamify juga menyediakan tes yang membantu menentukan jurusan serta rasionalisasi Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk masuk dalam perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Festival Film Internasional di Shanghai (SIFF) 2019 telah memasuki tahun ke-22. Enam film Indonesia memeriahkan festival di kota tersibuk di Cina itu. Film-film tersebut adalah Aruna dan Lidahnya, Generasi Micin, Humba Dreams, Montain Songs, Kafir, dan 27 Steps of May. Enam film itu diputar di beberapa gedung bioskop di Shanghai mulai 15 Juni hingga 17 Juni 2019. Aruna dan Lidahnya yang dibintangi aktor dan aktris terkemuka tanah air seperti Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al Rashid, dan Oka Antara akan diputar di Palace Cinema L Mall dan menarik minat puluhan warga Shanghai. Makanan khas Pamekasan (Madura) seperi “lorjuk” dan makanan khas Singkawang (Kalimantan Barat) “Pengkang” yang ditampilkan dalam film tersebut sukses mengundang selera penonton yang hadir di gedung bioskop terkenal itu.
Tak ketinggalan Generasi Micin yang dibintangi aktor dan aktris kondang tanah air, seperti Mathias Muchus, Cut Mini, Joshua Herman, dan dua youtubers, Kevin Anggara dan Clairine Clay juga unjuk gigi di gedung bioskop Shagying Bailian Cinema. Selanjutnya, film Kafir: Bersekutu dengan Setan besutan Sutradara Azhar Kinoi Lubis juga ditampilkan. Sujiwo Tejo yang memerankan karakter dukun dengan sangat apik, berhasil membuat para penonton di Sincere Plaza Cinema terkesima. Sutradara terkenal Riri Reza juga menyumbang karya lewat film Humba Dreams yang pernah meraih penghargaan pada Festival Film Internasional di Busan, Korea Selatan. Film ini menawarkan kisah keseharian warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diputar langsung di Festival Film Internasional Shanghai.
Film terakhir yang ditampilkan di SIFF adalah Mountain Songs buatan Yusuf Radjamuda. Film ini berhasil masuk nominasi penulis naskah dan sutradara terbaik pada kategori Asian New Talent. Pemutaran enam film Indonesia ini tidak hanya menyita perhatian warga Shanghai saja, tetapi juga warga negara Indonesia yang berada di sana. Wandi Adriano selaku Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Shanghai berharap kerja sama Indonesia dengan otoritas perfilman Kota Shanghai dapat meningkatkan promosi budaya Nusantara di Shanghai.