Bondowoso merupakan kabupaten di Jawa Timur. Kondisi geografisnya berupa pegunungan, perbukitan, dan dataran rendah. Kabupaten ini bahkan tidak memiliki lautan alias terkurung daratan. Meski tidak memiliki wilayah pantai, wilayah daratannya memiliki keindahan alami yang wajib anda kunjungi saat liburan. Berwisata ke Bondowoso, objek wisata yang paling menarik adalah wisata alam seperti air terjun, kawah, dan telaga. Kali ini kami perkenalkan salah satu objek wisata air terjun di Bondowoso bernama Air Terjun Tancak Kembar.
Air Terjun Tancak Kembar terletak di Desa Andung Sari, Kecamatan Pakem. Lokasinya berjarak 24 kilometer dari kota Bondowoso ke arah barat. Akses kendaraan menuju Desa Andungsari relatif mudah, karena sarana jalan menuju kesana telah beraspal. Anda bisa menggunakan Kendaraan roda empat ayau dua hingga tiba di depan Pintu Gerbang Pusat Penelitian Kakao milik PTPN (PT Perkebunan Nusantara). Untuk masuk ke objek wisata ini, anda akan dikenakan tarif retribusi sebesar Rp.3000. Kalau anda membawa kendaraan bermotor, maka anda akan membayar retribusi lagi sebesar Rp. 2000 untuk sepeda motor dan Rp.5.000 untuk mobil. Selanjutnya dari pintu gerbang ini perjalanan menuju lokasi air terjun merupakan jalan tanah sepanjang kurang lebih 2.5 kilometer.
Masuk ke objek wisata ini, sebelum tiba di tempat Air Terjun Tancak kembar yang utama, anda akan menjumpai air terjun kecil yang tingginya kurang lebih 50 meter, namun debitnya relatif kecil. Karena berada di kawasan hutan lindung, saat berjalan masuk ke kawasan objek wisata ini, anda akan merasakan kesegaran udaranya. Tiba di lokasi, di balik rerimbunan pohon rimba tersebut terpampang sebuah tebing batu beraliran air putih jernih yang jatuh ke bawah. Ada dua aliran air terjun yang satu sama lain berjarak sekitar 20 meter. Kedua air terjun tersebut memiliki ketinggian yang sama sekitar 77 meter. Oleh karena itu, kedua air terjun itu lantas disebut dengan tancak, yang dalam bahasa Madura berarti air terjun, kembar. Dua air terjun itu juga disimbolkan sebagai laki-laki dan perempuan.
selain menikmati keindahan panorama alamnya, anda juga bisa menikmati kesegaran airnya dengan mandi di objek wisata ini. Masyarakat setempat percaya, mandi di air terjun ini dapat membuat awet muda. Air Terjun Tancak Kembar didukung adanya pusat penelitian kopi arabica dan cacao seluas 180 hektar. Selepas menikmati kesegaran air terjunnya, anda juga bisa sekaligus berwisata ke pusat penelitian kopi arabica dan cacao.
Pulau Buton adalah pulau yang terkenal dengan produksi aspalnya. Selain itu, di pulau ini juga terdapat beragam suku, salah satunya adalah Suku Cia-Cia, dengan jumlah penduduk sekitar 80 ribu jiwa. Suku ini cukup dikenal dengan keunikannya yang menggunakan aksara Hanggeul dalam kesehariannya. Tetapi selain itu, suku ini juga memiliki budaya yang tidak kalah unik, yaitu, Tari Cungka.
Tarian Cungka telah ada sejak sebelum datang agama di desa Wabula, salah satu desa yang ditinggali Suku Cia-Cia. Tarian ini pun punya makna tersendiri. Tarian cungka dibawa oleh manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Desa Wabula yang saat itu belum datang agama, baik Hindu maupun Islam. Kini, tarian ini dimainkan saat upacara pernikahan.
sebelum tarian Cungka dimulai, lagu tradisional Waironi dinyanyikan terlebih dahulu tanpa diiringi tarian dan gendang. Kemudian tarian Cungka dimulai oleh penari laki-laki, lalu dilanjutkan oleh penari perempuan. Tarian tersebut diiringi dengan alat musik tradisional seperti gong besar, gong kecil dan gendang.
Dalam sesi tarian ini, parabela atau ketua adat dan tokoh adat lainnya yang berjenis kelamin laki-laki menari tarian Cungka. Bagian tarian ini bermakna proses terjadinya manusia dari perjalanan roh manusia yang menjadi segumpal air. Setelah laki-laki, tarian cungka ini ditarikan oleh para perempuan atau istri dari parabela dan tokoh adat lainnya.
Tarian Cungka yang dibawakan oleh para perempuan ini bermakna perjalanan manusia dalam kandungan yakni dari air menjadi segumpal darah. Dalam upacara pernikahan masyarakat setempat, setelah Tarian Cungka akan dilanjutkan dengan Tarian Ngibi. Tarian ini ditarikan berpasang-pasangan dengan menggunakan selendang. Tarian ini bermakna kegembiraan, karena dari segumpal darah menjadi daging dan tulang.
Tarian tersebut kemudian ditutup oleh tarian dari kedua mempelai pengantin bersama keluarga. Tarian Kedua pengantin ini mempunyai arti proses yang menjadi insan manusia secara utuh. Karena punya makna yang sangat tinggi, tarian ini harus ditarikan oleh pengantin.
Kota Tobelo terletak di sebelah timur semenanjung utara pulau Halmahera dan merupakan kota terbesar di pulau ini . Tobelo merupakan ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kota ini juga merupakan kota yang terindah di kabupaten Halmahera Utara . Daya tarik utama dari Tobelo antara lain terdapat pada banyaknya gugusan pulau kecil dengan pantai yang berpasir putih , laut yang bening seperti kristal dan juga keindahan bawah lautnya yang mempesona。Tidak hanya itu, adat istiadat yang masih mengakar kuat di masyarakat juga merupakan alasan utama bagi wisatawan untuk datang ke kota ini。Selain itu salah satu keindahan alam yang luar biasa menakjubkan yang wajib anda kunjungi di Tobelo Halmahera Utara adalah Air Terjun Jembatan Batu.
Air terjun Jembatan Batu terletak di sekitar Sungai Mede, Tobelo, Hamahera Utara, Maluku Utara 。Namanya yang unik terilhami dari bentuk bebatuan di depannya yang membentuk semacam jembatan batu alami. Keistimewaan Jembatan Batu tidak terletak pada tingginya yang hanya 10 meter, namun dengan adanya air terjun mini lainnya yang ada di lokasi yang sama. Letaknya yang tersembunyi dan dikelilingi oleh hutan yang lebat menjadikan air terjun Jebatan Batu sebagai tujuan wisata yang menarik terutama bagi wisatawan pecinta petualang alam。
Bagi para pecinta alam yang memiliki hobi mendaki, tempat ini merupakan salah satu tempat yang patut dikunjungi untuk menaklukkan terjalnya dinding batu yang ada di tempat wisata air terjun Jembatan Batu. Selain terkendala tebing yang terjal, bebatuan yang licin juga merupakan salah satu kendala dalam mencapai puncak tebing tersebut.
Tetapi kesulitan itu akan segera terbayar ketika anda sampai di puncak tebing yang menyuguhkan keindahan panorama alami。Saat anda melihat panorama Air Terjun Jembatan Batu , anda akan melihat sensasi yang luar biasa. Anda akan melihat seperti kolam renang dari atas atap yang berlubang.Tetapi apabila hujan, air terjun ini berwarna coklat bercampur dengan tanah. Tetapi apabila tidak hujan, air yang ada di kolam berwarna biru kehijauan。Airnya yang jernih ini membuat siapa saja ingin segera menceburkan diri ke kolam. Di langit-langit jembatan batu terlihat cukup banyak sarang burung wallet dan banyak juga burung lain yang beterbangan di sekitar kolam air terjun.
apabila anda sudah sampai di Halmahera Utara, Kota Tobelo dan akan menuju Jembatan Batu, anda bisa menuju desa Mede. Karena Air terjun Jembatan Batu terletak di sekitar 6 Km di sebelah barat desa Mede. Jika anda menggunakan transportasi umum ke tempat ini, anda bisa menggunakan mikrolet tujuan Galela dari pertigaan Jl. Kemakmuran-Karianga, Kota Tobelo. Kemudian anda turun di desa Mede atau desa Ruko. Selanjutnya diteruskan dengan berjalan kaki masuk ke hutan. Oleh karena itu disarankan sebaiknya anda menyewa jasa pemandu lokal。
apabila anda seorang yang senang menguji adrenalin, dan menyukai ketenangan, pilihlah Jembatan batu di Tobelo , Halmahera Utara ini sebagai tempat liburan dan tempat menguji adrenalin anda. Kita akhiri pesona Indonesia hari ini dengan topic mengenai Air terjun Jembatan Batu.
Doro Somola akhir-akhir ini populer sebagai objek wisata baru di Halmahera Utara. Bentuk Doro Somola yang unik sepintas mirip dengan Raja Ampat, yang merupakan ikon pariwisata di Papua. Doro Somola adalah kawasan pantai yang didominasi oleh bebatuan lava beku di sekitar Tanjung Bongo yang terdapat di Kecamatan Galela , Halmahera Utara. Laut di sini sangat jernih dengan kumpulan koral yang terlihat jelas dari atas daerah perbukitan di sekitarnya.
etak Doro Somola adalah di antara Desa Soa Sio dan Desa Pune, kecamatan Galela yang tidak jauh dari Pelabuhan Soa Sio , Galela dan berjarak hanya sekitar 15 kilometer dari Bandar Udara Gamarmalamo, Galela, Halmahera Utara, membuat lokasi wisata baru itu mudah dicapai . Dari Pelabuhan Soa Sio tersebut, para wisatawan dengan katinting atau perahu bermesin tempel harus menempuh jarak kurang lebih 300 meter atau sekitar 20 menit untuk sampai di Doro Somola. Biaya pulang pergi dari pelabuhan ke Doro Samola Rp. 20.000 per orang. Sedangkan dari kota Tobelo ibukota Halmahera Utara juga hanya kurang dari 40 menit.
eksotisme Doro Somola memang membuat banyak wisatawan mengaguminya. Begitu anda sampai di Doro Somola anda akan melihat pulau-pulau mini berupa batu-batuan yang berasal dari bebatuan lava beku yang menjulang langsung dari dasar laut, anda juga akan melihat gradasi warna alam yang sangat indah,dan birunya air laut Teluk Galila, hijaunya pepohonan yang tumbuh eksotis di atas pulau-pulau batu, hingga megahnya karang-karang dan keramaian ikan-ikan hias yang terlihat jelas dari dasar laut yang sebening kaca. Dari kejauhan anda juga dapat melihat latar belakang berupa pemandangan yang indah dari gunung Tarakani Lamo dan Tarakani Ici . Saat ini dinas pariwisata jga sudah menyiapkan fasilitas olahraga air untuk anak-anak dan orang dewasa. Selain untuk berenang , bersantai menikmati keindahannya , tentu saja jangan lupa untuk mengabadikan keindahan di sini.
Akhir-akhir ini Doro Somola yang luasnya kurang dari 1 Km menjadi tujuan wisata yang digemari wisatawan dalam dan luar negeri. Keunikan dan keindahannya yang merupakan miniatur Raja Ampat yang membawa wisatawan ke Doro Somola . Yang harus diingat apabila mengunjungi tempat wisata adalah untuk tidak merusak dan mencoret-coret lingkungan, membuang sampah sembarangan bahkan melakukan aktivitas snorkeling yang kasar dengan merusak terumbu karang.
apabila anda belum menentukan tempat liburan, tetapkanlah Doro Somola , miniatur Raja Ampat di Halmahera Utara sebagai tujuan wisata anda.
Hari ini kami ajak anda berwisata ke kota Solo, Jawa Tengah. perayaan hari raya Imlek di kota Solo, Jawa Tengah begitu semarak. Ada 5000 lampion menghiasi kota Solo, terutama di kompleks Pasar Gede, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Urip Sumoharjo. Tak hanya itu, gapura Imlek megah pun dipasang di jalan antara Balai Kota dan Pasar Gede, selama perayaan Imlek di Solo. Lokasi Pasar Gede memang menjadi pusat acara Imlek di Solo. Pada puncak perayaan Imlek, 12 shio, 12 neon nox sho, lima lampion shio anjing, lampion dewa rezeki, dan lampion werkudoro juga dipasang di Jalan Jenderal Sudirman. Selain mempercantik kota Solo dengan berbagai ornamen Imlek, berbagai rangkaian acara pun turut dihadirkan dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek ke 2569 ini. Pemerintah Solo mengadakan Grebeg Sudiro, hingga Festival Jenang yang jadi puncaknya.
11 Februari lalu, ribuan orang memadati kawasan Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Jenderal Sudirman. Mereka datang untuk menyaksikan kirab budaya Grebeg Sudiro. Kirab perpaduan dari masyarakat Tionghoa-Jawa itu dimulai pukul 14.00 WIB. Kirab Grebeg Sudiro ini merupakan perayaan mengawali Tahun Baru Imlek yang menampilkan sembilan gunungan berisi hasil bumi dan kue keranjang. Dua gunungan di antaranya berbentuk miniatur Taman Monumen 45 Banjarsari dan rumah dinas wali kota, Loji Gandrung. Ada pula gunungan miniatur Pasar Gede. Gunungan itu diarak keliling kawasan Kelurahan Sudiroprajan.
Kirab dimulai dari depan Pasar Gede-Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Mayor Kusmanto-pertigaan Lojiwetan-Jalan Kapten Mulyadi-perempatan Ketandan-Jalan RE Martadinata-Jalan Cut Nyak Dien-Jalan Juanda-perempatan Warung Pelem-Jalan Urip Sumoharjo-Pasar Gede. Selesai diarak, warga pun berebut kue keranjang.
Grebeg Sudiro merupakan tradisi perpaduan masyarakat Tionghoa dan Jawa. Kata grebeg merupakan tradisi khas jawa untuk menyambut hari-hari khusus seperti: Mulud (kelahiran Nabi Muhammad), Syawal (lebaran), Idul Adha, Suro (Tahun Baru Jawa). Puncak perayaan ini adalah saat perebutan hasil bumi yang disusun membentuk gunung. Tradisi rebutan didasari oleh falsafah Jawa ora babah ora mamah yang artinya, jika tidak berusaha tidak makan. Sedangkan, bentuk gunung memiliki maksud dari masyarakat jawa atas rasa syukur pada sang pencipta.
Tradisi Grebeg Sudiro setiap tahunnya digelar di kawasan Sudiroprajan. Sudiroprajan merupakan sebuah kelurahan di kecamatan Jebres di Solo. Di kawasan ini, etnis Tionghoa peranakan sudah puluhan tahun menetap dan berdampingan dengan masyarakat jawa. Seiring berjalannya waktu, terjadi perkawinan diantara kedua etnis ini, sehingga menciptakan generasi baru. Untuk menunjukkan akulturasi diantara mereka, digelarlah tradisi baru bernama Grebeg Sudiro. Tradisi ini pertama kali digelar tahun 2007.
Hari ini kami ajak anda berwisata kuliner ke kota Banyuwangi. Banyuwangi merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur. Osing atau Using adalah penduduk asli kabupaten ini. Mereka merupakan penduduk mayoritas di beberapa kabupaten di Banyuwangi. Berwisata ke Banyuwangi, rasanya tak lengkap jika anda tidak berinteraksi langsung dengan kehidupan penduduk asli Banyuwangi ini. Mereka punya adat istiadat dan kesenian yang kaya serta unik. Ada Kesenian Gandrung Banyuwangi, Tari Barong, Kuntulan, Tradisi Tumpeng Sewu, Tradisi Jamuran dan lainnya. Selain itu, suku Osing juga punya kekayaan kuliner yang layak anda coba. Salah satunya yang masih lestari hingga kini adalah Bekamal.
Bekamal adalah makanan yang terbuat dari daging sapi, ayam atau kambing yang sudah diberi bumbu serta difermentasi selama beberapa hari. Untuk memasaknya, daging yang sudah difermentasi tersebut dicuci bersih. Kemudian daging ditumis dengan cabai, bawang merah dan bawang putih serta tomat. Setelah semua dicampur, daging harus ditaruh di tempat yang rendah oksigen atau tertutup rapat selama satu minggu untuk proses fermentasi, kemudian baru disimpan di lemari es. Hasilnya, daging mentah bekamal, bisa bertahan hingga 4 bulan. Dari proses fermentasinya, daging bekamal mengeluarkan aroma segar. Soal rasa daging bekamal cenderung asam bercampur asin.
untuk menikmatinya, daging ini kemudian diolah kembali untuk dikonsumsi sebagai lauk. Sebelum diolah kembali, untuk meminimalisir aroma yang khas, daging bekamal harus dicuci dengan air bersih lalu direndam semalaman dengan air perasan jeruk. Hal ini dilakukan ,selain mengurangi aroma khas, juga mengurangi rasa asin yang dominan pada bekamal. Oleh masyarakat Osing di Desa Gintangan, daging Bekamal menjadi isian lauk pada nasi bambu atau Sego Jajang. Untuk mencoba rasa Bekamal yang telah diolah, anda bisa mengunjungi rumah makan di desa Gintangan, Banyuwangi. Selain itu, bekamal juga dijual secara umum dalam bentuk kemasan.
kata Bekamal diambil dari bahasa Jawa dan Using, yang berarti supaya amalnya penuh. Kuliner tradisional ini, diperkirakan sudah ada sejak abad 16 saat Agama Islam mulai masuk ke kerajaan Blambangan, karena saat itu, masyarakat sudah mengenal perayaan Idul Adha, sehingga stok daging berlimpah saat kurban. Kerajaan ini merupakan pecahan kerajaan Majapahit terakhir di Pulau Jawa. Limpahan daging oleh masyarakat diawetkan dengan dibuat Bekamal. Dahulu oleh masyarakat setempat, setelah dibumbui, daging dimasukkan ke dalam kendil lalu ditutup rapat-ratap hingga minimal 10 hari. Nah setelah dianggap matang baru diambil sedikit-sedikit untuk dimasak tumis sebagai lauk.
Awal Februari kemarin, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, menetapkan branding Banyuwangi sebagai “The City of Carnival and Festival”. Penetapan branding tersebut dilakukan bersamaan saat peluncuran Top 77 Calender of Event Banyuwangi Festival. Penobatan kota di Jawa Timur ini sebagai kota karnaval dan festival dikarenakan kesiapan unsur atraksi, amenitas, dan aksesibilitas terutama konektivitas udara kota Banyuwangi. Selain itu, dibanding dengan kota lainnya di Indonesia, Banyuwangi merupakan salah satu kota yang menggelar kegiatan festival terbanyak. Tahun ini saja, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, menyiapkan 77 event wisata. Mulai festival kebudayaan, karnaval, olahraga, hingga kuliner.
digelarnya beragam kegiatan festival di Banyuwangi, tentu saja bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota tersebut. Setiap minggunya terdapat dua hingga tiga acara yang bisa dinikmati wisatawan saat berkunjung ke Banyuwangi. Wisatawan bisa memilih acara festival atau karnaval yang disukai. Untuk memudahkan wisatawan melihat jadwalnya, Anda bisa menggunakan aplikasi "Banyuwangi Festival". Aplikasi yang dirilis bersamaan dengan peluncuran Top 77 Calender of Event Banyuwangi Festival ini merangkum berbagai agenda wisata Banyuwangi, yang bisa dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain untuk memudahkan wisatawan untuk memilih waktu berlibur, Aplikasi “Banyuwangi Festival”, menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda, juga menjadi salah satu cara Banyuwangi untuk "go digital". Dengan hadirnya Aplikasi ini, juga ‘memaksa’ pihak penyelenggara event untuk tidak megubah jadwal seenaknya, karena dimonitor langsung oleh wisatawan.
Aplikasi berbasis Android ini cukup ringan, hanya 12 MB (Megabyte) dan dapat diunduh di playstrore. Fungsinya, mempermudah akses informasi seputar agenda Banyuwangi Festival. Untuk memanfaatkan apliasi ini, Anda bisa memulainya dengan mencari acara yang ada saat waktu kedatangan anda ke Banyuwangi. Misalnya jika Anda datang di bulan Juli, maka akan keluar berbagai acara di bulan tersebut. Beberapa event wisata yang menjadi atraksi favorit Banyuwangi yang terdapat dalam aplikasi Banyuwangi Festival, ialah seperti Festival Banyuwangi Kuliner dan Art Week (12-15 April), Jazz Pantai Banyuwangi, (12-13 Mei), Banyuwangi Ethno Carnival (29 Juli), Ijen Summer Jazz (22 September), dan Festival Gandrung Sewu (20 Oktober).
Provinsi Nusa Tenggara Timur terkenal dengan destinasi wisata favorit wisatawan. Selain Pulau Komodo, keindahan pantai dan wisata bawah laut yang eksotis menjadi tujuan wisatawan. Namun ternyata masih banyak destinasi wisata lainnya yang masih alami dengan lokasi yang tersembunyi. Salah satunya adalah Air Terjun Matayangu.
Air Terjun Matayangu memiliki dua air terjun. Air terjun pertama berketinggian 75 meter dengan air yang berasal dari sungai di dalam gua. Air terjun kedua, akan muncul saat musim hujan. Airnya berasal dari sungai yang ada di atasnya setinggi 130 meter. Tepat di bawah air terjun terdapat kolam kecil dengan air berwarna biru menawan yang digunakan sebagai pemandian. Waktu terbaik untuk mengunjungi air terjun ini adalah pada musim hujan atau pada bulan Maret sampai Juni dan Oktober sampai Desember.
Air terjun Matayangu berada di kawasan Taman Nasional Manupe. Air terjun ini sendiri bagi warga setempat merupakan tempat yang dikeramatkan. Tempat ini sering digunakan warga Merapu untuk beribadah. Mereka percaya bahwa air terjun ini adalah tempat bersemayamnya arwah-arwah leluhur Merapu. Selain itu, mereka juga percaya bahwa di dalam gua yang menjadi sumber datangnya debit air terdapat makam kuno yang menyimpan barang-barang bersejarah.
Air Terjun Matayangu terletak di desa Waimanu, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah. Untuk menuju tempat ini, dari Kupang perjalanan dilakukan dengan menggunakan pesawat ke Waingapu dengan waktu sekitar 1 jam.
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berkendara selama sekitar 2 jam menuju Waikabubak. Setelah sampai di Waikabubak, perjalanan di teruskan menuju ke lokasi Taman Nasional Manupe sekitar 3 jam. Setelah sampai, wisatawan harus melakukan trekking melewati hutan selama kurang lebih 1 jam. Lelah dengan medan yang naik turun saat trekking, terbayarkan ketika sudah sampai di air terjun.
Hari ini akan memperkenalkan Lawang Sewu di Jawa Tengah. Semarang adalah ibukota dari provinsi Jawa Tengah. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Kota ini memiliki banyak destinasi wisata, mulai dari wisata alam, wisata religi hingga wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah yang sudah cukup terkenal di Semarang adalah Lawang Sewu yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda.
Lawang Sewu didirikan pada tanggal 27 Februari 1904 sebagai kantor pusat NIS, salah satu perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Bangunan ini memiliki jendela yang tinggi dan lebar, menyerupai sebuah pintu sehingga masyarakat sekitar menyebut bangunan ini sebagai “Lawang Sewu” yang memiliki arti “Seribu Pintu”.
Walaupun gedung ini diberi nama Lawang Sewu, kenyataannya bangunan ini hanya memiliki 429 buah pintu saja. Setelah cukup lama bangunan ini seperti tidak terurus, akhirnya Lawang Sewu pada akhir Juni 2011 mengalami pemugaran dan dibuka kembali untuk umum pada tanggal 5 Juli 2011.
karena dibangun sebagai kantor pusat NIS, sejarah Lawang Sewu tidak terlepas dari perkeretaapian di Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang bernama PT Kereta Api Indonesia.
Selain itu pernah juga digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Sementara itu pada masa perjuangan, gedung ini menjadi saksi bisu dari peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Oleh karena itu, pemerintah Kota Semarang pada tahun 1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Lawang Sewu berada di Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya, berada di jantung Kota Semarang. Sehingga, akses ke destinasi wisata ini cukup mudah. Lawang Sewu setiap hari dibuka pukul 6.00 sampai 21.00 WIB.
Untuk harga tiket masuknya, dewasa seharga Rp. 10.000/orang, sedangkan pelajar dan anak-anak Rp. 5.000/orang. Jika anda ingin masuk ke ruang bawah tanah, akan dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000/orang dan untuk menyewa pemandu wisata anda harus membayar Rp. 30.000.// Ihsan
Gili Labak adalah salah satu pulau terkecil di antara 127 pulau lain yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura. Secara administratif, Gili Labak masuk ke dalam wilayah Kecamatan Pulau Talango, yang terletak di sebelah timur Madura. Masuknya Gili Labak ke wilayah Talango karena orang pertama yang menempati Gili Labak adalah satu keluarga yang berasal dari Talango. Luas Gili Labak kurang lebih hanya 5 hektar, dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 25 kepala keluarga. Pulau ini bisa dikelilingi dengan berjalan kaki tidak lebih dari satu jam.
Jarak kota Surabaya dan Gili Labak, Sumenep, Madura hanya sekitar 166 km . Melalui jembatan Suramadu ( Surabaya-Madura), perjalanan darat dari kota Surabaya menuju pulau Gili Labak dapat ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam. Bagi anda yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, dapat menggunakan bus umum menuju Sumenep, Madura dengan tarif perjalanan Rp. 55.000 saja. Bus umum ini melayani 24 jam dan jumlahnya pun cukup banyak sehingga tidak perlu terlalu lama menunggu. Anda bisa berangkat dari terminal Bungurasih dengan tujuan kota Sumenep. Dari Sumenep, Anda bisa menyambung dengan menggunakan ojek atau bemo ke Pelabuhan Kalianget. Selanjutnya anda harus menyewa kapal kepulau Gili Labak. Harga sewa kapal berkisar antara Rp. 350.000 sampai Rp. 400.000 dengan kapasitas antara 15 sampai 18 orang. Oleh karena itu disarankan untuk datang ke Gili Labak secara rombongan, untuk menghemat biaya.
Walau perjalanan menuju pulau Gili Labak agak sukar dijangkau, tetapi pulau itu tetap diminati pengunjung dalam dan luar negeri. Pesona pantainya dan terumbu karang di sini sangat indah. Bentangan pasir yang putih, bersih dan halus dapat memukau setiap orang yang memandangnya. Di Pantai Gili Labak, anda bisa melakukan kegiatan snorkeling untuk menikmati keindahan bawah lautnya. Tetapi anda harus mempersiapkan peralatannya sendiri, karena tidak tersedianya penyewaan perlengkapan snorkeling. Anda bisa dengan aman berenang dan bermain air di pantai ini.
Pulau Gili Labak biasanya ramai dikunjungi wisatawan pagi hari jam 09.00 sampai siang hari jam 13.00. Tetapi bagi Anda yang suka sensasi yang lain, anda bisa menginap dengan mendirikan tenda di sini. Anda bisa menunggu matahari terbenam sambil menikmati langit yang indah menjelang matahari terbenam. Air laut yang hampir tanpa ombak menciptakan suasana tenang dan nyaman, sangat tepat untuk Anda yang ingin melupakan kesibukan sehari-hari. Di sini Anda juga bisa menikmati makan malam di udara terbuka dengan menu ikan bakar,
Pagi hari di Pulau Gili Labak, anda akan dibangunkan oleh ayam yang berkokok. Kemudian apabila anda berjalan sekitar 300 meter saja ke bagian pantai yang lain yang menghadap matahari terbit, Anda akan bisa menikmati indahnya pemandangan terbitnya matahari. Anda akan melihat langit yang kemerahan tampak eksotik dan menarik, serta menciptakan bayang siluet pagi hari yang cantik.
Apabila Anda sedang berkunjung ke Surabaya di Jawa Timur atau di Pulau Madura, agendakan lah untuk menikmati indahnya pemandangan pulau Gili Labak .( Edn )