pesona indonesia

pesona indonesia (547)

23
January

Kopi Sanger

Written by
Published in pesona indonesia


Bagi anda pencinta kopi, anda wajib mengunjungi Indonesia, karena Indonesia kaya akan kopi lokalnya dengan berbagai kekhasan rasa dan pengolahan. Ada pula cara penyajian kopi yang tidak kalah menarik yang bisa anda temui di berbagai daerah di Indonesia seperti Kopi Joss, Kopi Durian, Kopi Tarik, hingga Kopi Tubruk. Bila Anda berkunjung ke Aceh, cobalah untuk menikmati kopi dengan racikan khas Aceh di kedai-kedai yang tersebar di berbagai daerah di Aceh. Pada umumnya, kedai-kedai kopi di Aceh akan menawarkan anda Kopi Sanger (dibaca Sangeeh), perpaduan kopi hitam dengan susu. 

Kopi Sanger adalah awalnya bernama Kopi Sanggeng. Dalam Bahasa Aceh, sanggeng berarti bodoh. Disebut bodoh karena takaran kopi dan susu yang ada di kopi sanggeng jauh lebih sedikit  dibanding kopi susu pada umumnya. Takaran yang jauh lebih sedikit pun menyebabkan harganya jauh lebih murah dari kopi susu biasa. Nama Sanggeng berganti ke Sanger, karena di tahun 1990-an, kopi sanggeng populer di kalangan mahasiswa. Cukup populer, karena harganya yang murah. Porsi yang sedikit dan harga yang pas di kantong mahasiswa menjadikan kopi ini sebagai kopi yang “paling mengerti” keadaan mahasiswa masa itu. Dari sanalah istilah sanger muncul yang merupakan singkatan dari “sama – sama ngerti.”

selain memiliki kisah yang unik, Kopi Khas Aceh ini juga punya keunikan dalam penyajiannya. Awalnya bubuk kopi hitam dimasukkan ke dalam saringan kain.

Lalu air yang telah mendidih dituangkan ke dalam saringan tersebut selama beberapa kali. Kopi yang telah disaring tersebut akan ditarik panjang selama beberapa kali, secara bergantian dan akan pindah ke mug atau gelas yang berbeda secara berulang. Secara sederhana mirip dengan cara pembuatan teh tarik. Setelah dirasa pas, kopi kemudian dituang kedalam cangkir yang telah berisi susu kental manis. Takaran susu hanya boleh mencapai garis paling bawah dari dasar gelas. Kopi yang telah bercampur dengan susu lalu dikocok sampai berbusa. Setelah itu, kopi sanger pun siap disajikan.

Meski takarannya lebih sedikit dari kopi susu pada umumnya, kopi sanger memiliki sensasi rasa yang berbeda. Kopi ini juga punya aroma yang khas. Ketika dinikmati, rasa kopinya pun sangat kuat dengan sedikit rasa manis dari susu. Untuk menikmati segelas kopi sanger, anda hanya perlu merogoh kocek antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Harga itu tergantung dari jenis kopi—robusta atau arabika dan penyajiannya, panas atau dingin.

demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topik Kopi Sanger. Besok, akan berjumpa kembali dengan topik- topik menarik lainnya.

21
January

KOPI KERTUP DARI GAYO, ACEH

VOI PESONA INDONESIA Hari ini akan mengajak anda mengunjungi Aceh yang merupakan ibukota provinsi Aceh, untuk mencicipi kopi khas Aceh. Aceh selain terkenal dengan Serambi Mekkah, juga popular dengan warung-warung kopinya. Di Aceh terdapat dua jenis kopi yang dibudidayakan, yaitu kopi Arabika  dan kopi Robusta. Untuk kopi jenis Arabika umumnya dibudidayakan  di wilayah dataran tinggi “Tanah Gayo, Aceh Tenggara dan Gayo Lues”, sedangkan di Kabupaten  Pidie terutama wilayah Tanse dan Geumpang  serta Aceh Barat lebih dominan  dikembangkan kopi jenis Robusta.

kopi Gayo memang terkenal dengan rasa pahit gurihnya dan aromanya yang tajam. Di dataran tinggi Gayo Aceh  ada cara minum kopi yang diwariskan   secara  turun temurun disebut Kopi Kartup.  Pada dasarnya, kopi kartup adalah minum kopi tubruk yang disajikan bersama dengan potongan gula aren. Gula aren atau gula merah ini menambah kaya rasa kopi di lidah.

kertup berasal dari bahasa Aceh yang berarti digigit. Cara menikmati kopi kertup ini yaitu dengan cara meminum kopi terlebih dulu kemudian memasukkan potongan gula aren ke dalam mulut. Kunyah pelan-pelan gula aren agar tercampur antara rasa kopi dengan gula aren. Rasakan sensasi campuran kopi cair dan lelehan gula aren, dan resapi rasa dari kafein yang bertemu  dengan gula aren di langit-langit mulut, rasanya unik sekali. Rasa manis yang dihasilkan oleh gula aren berbeda dengan rasa manis  dari gula pasir.saat ini kopi kertup dari Gayo  sedikit susah ditemukan. Hanya  pengelola dari keturunan Gayo lah yang melestarikan tradisi minum kopi ini. Bagi anda yang ingin mencoba minum kopi ala kopi kertup bisa melakukannya sendiri asalkan mengikuti cara-caranya.

Pilihlah kopi bubuk yang berasal dari Gayo yang sekarang sudah banyak dijual dan dikemas secara apik.   Mengapa kopi Gayo? Ini tak lain agar mendapatkan rasa yang tidak jauh berbeda Karena Kopi Kertup berasal dari Gayo, Aceh. Sebelumnya anda harus masak air hingga mendidih, kemudian  tuang air kurang lebih 100-120 cc untuk 1-2 sendok makan kopi. Jangan tuangkan air panas sekaligus, tapi bagi untuk dua kali tuang.  Pertama tuang sebanyak seperempat nya, biarkan  bubuk kopi larut terkena air, lalu aduk tanpa menggunakan sendok, caranya dengan memutar gelas. Setelah tercampur, tuang sisa air ke dalam gelas Diamkan beberapa saat agar aroma keluar.  Bubuk kopi yang kasar akan berada di atas permukaan Turunkan atau pinggirkan dengan menggunakan sendok. Tunggu beberapa saat, kopi sudah bisa dinikmati. Jangan lupa untuk menyiapkan gula arennya. Sensasi  unik segera anda rasakan.

menikmati kopi kertup  adalah cara lain  menikmati kopi tubruk. Hadirnya  gula merah atau gula aren di jamin menambah   kaya rasa kopi di lidah.

demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topic  Kopi Kertup dari Gayo, Aceh. Kita akan berjumpa kembali esok dengan topik-topik menarik lainnya. 

 

22
January

Hari ini akan memperkenalkan Tari Jonggan di Kalimantan Barat. Jadi tetaplah bersama kami hanya di RRI World Service Voice of Indonesia.Kalimantan merupakan pulau yang sangat luas yang membuat pulau ini memiliki beragam budaya dan tradisi masing-masing suku yang mendiami pulau ini. Salah satu tradisi yang hingga saat ini masih di lakukan adalah Tari Jonggan dari suku Dayak Kanayant.

Jonggan adalah salah satu kesenian tradisional di Kalimantan barat yang menggambarkan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan masyarakat dayak. Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak Kanayant di Kalimantan barat. Nama jonggan di ambil dari bahasa dayak yang berarti joget atau menari. Menurut beberapa sumber, tarian Jonggan mulai muncul sekitar tahun 1950-an di kabupaten Landak, Kalimantan barat. Tarian ini awalnya di gunakan sebagai hiburan masyarakat dayak pada berbagai acara adat di sana. Kemudian, Jonggan sering di tampilkan pada acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan lain lain.

Sebelum Tari Jonggan di pentaskan, ada sebuah ritual khusus yang harus dilakukan terlebih dahulu. Ritual tersebut disebut nyangahant yang berarti berdoa. Ritual ini di lakukan untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar.

Nyangahant diawali dengan bapamang yaitu penyampaian doa oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah di siapkan. Jonggan dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita. Ketika menari, mereka mengenakan busana kebaya, paca dan selendang. Paca merupakan pakaian berbentuk kain batik yang panjang. Kostum yang di gunakan dalam tarian ini sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan aksesoris.

Jonggan merupakan salah satu jenis pertunjukan tarian yang memperbolehkan penonton untuk ikut menari dan ikut berbalas pantun, tapi pantunnya harus sesuai dengan tema yang disampaikan. Karenanya, tarian ini pun digolongakan sebagai tarian yang interaktif dan komunikatif.Tarian ini di iringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang), dau (gamelan), dan suling bambu.

demikian Pesona Indonesia edisi kali ini tentang Tari Jonggan dari Kalimantan Barat. Kita akan berjumpa kembali esok dengan topik-topik menarik lainnya.

10
January


VOI PESONA INDONESIA Keindahan pantai di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan memang tak ada habisnya. Sebut saja, Pulau Takabonerate. Destinasi wisata ini sudah terkenal hingga ke mancanegara. Namun, di tahun 2017, ada pantai lainnya yang memiliki panorama yang tak kalah eksotis. Namanya adalah Pantai Punagaan.

Pantai Punagaan ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan pada awal tahun 2017. Sejak itu, Pantai yg kerap pula disebut dengan Pantai Ngapaloka ini menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib untuk dikunjungi.

Pantai Punagaan terletak di pesisir timur Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Pantai ini berjarak sekitar 20 km dari Kota Benteng, Ibukota Kepulauan Selayar. Menuju ke destinasi wisata ini, wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan waktu tempuh 30 sampai 45 menit dari kota Benteng. Akses jalan dari Benteng ke Pantai Punagaan relatif baik meski di beberapa titik merupakan jalan untuk pendakian.

Pantai Punagaan tidak seperti pantai pada umumnya. Pantai ini dikelilingi oleh pepohonan hijau nan rindang. Sebagian wilayahnya didominasi oleh tebing dan bukit yang berada di belakang. Di beberapa titik juga terdapat pasir berwarna kelabu. 

Selain itu, Pantai Punagaan ini juga memiliki keindahan alam bawah laut. Airnya begitu jernih sehingga wisatawan bisa menikmatinya dari permukaan saja. Namun, jika ingin meilihat lebih dekat, wisatawan bisa melakukan snorkeling. Di alam bawah lautnya terlihat berbagai terumbu karang maupun biota laut seperti lobster dan ikan kerapu. Keunikan-keunikan dari pantai ini menjadi daya tarik tersendiri sehingga tak sedikit wisatawan yang menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan untuk dikunjungi.

di Pantai Punagaan ini terdapat sebuah jembatan kayu. Fungsinya adalah sebagai tambatan perahu. Selain itu, di tengah jembatan ini ada rumah yang dihias hingga berbentuk menyerupai gazebo. Kedua tempat tersebut biasa digunakan oleh wisatawan sebagai spot favorit untuk berswafoto.

Pendengar, berkunjung ke Pantai Punagaan jangan lupa untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah serta membawa peralatan snorkeling jika anda berencana akan melakukan snorkeling. Sebab, destinasi wisata ini belum memiliki fasilitas untuk wisatawan seperti rumah makan dan penyewaan alat snorkeling.

 

 

11
January

 

VOI PESONA INDONESIA Bangka merupakan salah satu pulau terbesar di provinsi kepulauan Bangka Belitung. Di pulau inilah, Pangkal Pinang, ibukota provinsi Bangka Belitung berada. Meski sejak lama, pulau Bangka dikenal sebagai kota Timah, pulau ini juga menawarkan beragam objek wisata indah, khususnya objek wisata bahari. Edisi Pesona Indonesia kali ini, mengajak anda untuk mengenal keindahan pantai Tikus Emas yang berlokasi di Kecamatan Parit Pandang, Kota Sungai Liat, Kabupaten Bangka.

Pantai Tikus Emas terletak di sebelah timur kota Sungai Liat, ibukota Kabupaten Bangka.  Anda dapat menempuhnya dengan waktu sekitar 15 menit dari pusat kota dan sekitar 51 menit ,jika anda dari kota Pangkal Pinang dengan jarak tempuh 36,1 Kilometer. Diberi nama pantai tikus, menurut cerita masyarakat setempat, pantai ini dulunya merupakan kawasan yang dihuni tikus. Bahkan jika dilihat dari atas bukit, bentuk pantainya tampak menyerupai tikus. Selain itu, pantai ini ini diberi nama pantai tikus, juga karena di sini terdapat banyak sekali jalan tikus atau jalan setapak. Konon pada zaman dahulu jalan setapak ini di buat oleh pencari timah ilegal untuk membawa timah ke sisi pantai. Masuk ke pantai Tikus Emas, anda akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 5.000 untuk mobil dan Rp.2000 untuk sepeda motor. Setibanya di pantai, kita akan disuguhi pemandangan pantai khas Bangka yang menakjubkan. Di pantai ini menawarkan kepada Anda pasir putih, laut yang tenang dan pepohonan cemara yang tertata rapi di pinggir pantai. Karena lautnya yang tenang, sangat aman dan menyenangkan bermain air atau berenang di pantai ini. Tidak hanya berenang saja, ada arena permainan off road mini untuk anak balita juga, namun tetap harus didampingi oleh orang tua supaya aman. Memang pantai ini didesain ramah anak.  Selain permainan off road mini, disini juga ada permainan kereta api, mandi bola dan berkuda.Di pantai Tikus Emas, bagi anda yang hobi memancing, anda juga bisa melakukan hobi anda disini. Anda juga bisa mencoba Watersport. Dengan biaya sebesar Rp.200.000, anda bisa menyewa  jetski selama 15 menit. Puas bermain di Pantai Tikus Emas, berjalan-jalanlah di sekitar kawasan pantai, karena tak jauh dari kawasan pantai Tikus Emas, ada bangunan megah menjulang tinggi. Bangunan Tersebut merupakan Pagoda Vihara yang disebut-sebut mirip dengan vihara Shaolin di negeri Tirai Bambu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

09
January

Kampung Tugu

Written by
Published in pesona indonesia


VOI PESONA INDONESIA Kampung Tugu merupakan sebuah kampung yang berlokasi di wilayah kecamatan Koja, Jakarta Utara. Uniknya, sebagian besar warga Kampung Tugu merupakan keturunan orang Portugis, yang dijadikan pekerja dan serdadu di zaman Belanda. Ratusan tahun mereka menetap disana, menikah dan berakulturasi dengan penduduk lokal. Di kampung ini, hinggi kini masih bisa dijumpai berbagai peninggalan masyarakat Portugis, antara lain adalah Gereja Tugu serta tradisi yang diturunkan dari generasi awal. Salah satu tradisi yang masih dipertahankan hingga sekarang adalah tradisi Rabo-Rabo. Tradisi ini biasanya digelar untuk menyambut Tahun Baru.

tanggal 1 Januari lalu, masyarakat Kampung Tugu menggelar Tradisi Rabo-Rabo. Rabo dalam bahasa Portugis berarti ekor. Saat tradisi ini berlangsung, masyarakat bernyanyi dan bermain musik keroncong Tugu sambil berkeliling ke rumah tetangga. Ketika sampai di rumah warga, mereka akan langsung berciuman pipi kiri dan kanan dengan keluarga rumah yang didatangi, bernyanyi, berjoget, sembari makan camilan, dan minum. Setelah selesai dua sampai empat lagu yang dimainkan, mereka berkunjung ke rumah warga lain.

Uniknya, warga yang rumahnya dikunjungi kemudian harus mengekor pada rombongan. Mereka bergabung untuk ikut menari dan mengunjungi rumah berikutnya. Hal ini terus-menerus dilakukan hingga rumah terakhir, sehingga tak heran jika jumlah rombongan akan semakin bertambah banyak. Dalam rombongan ini tentunya  terdiri dari perempuan, laki-laki, tua, maupun muda. Semua berbaur dalam keakraban yang hangat. Memang tradisi ini digelar untuk mempererat tali persaudaraan antar warga. Tradisi inilah yang membuat warga Kampung Tugu hingga kini tetap hangat, kompak dan bersahabat satu sama lainnya.

Sebelum memulai Tradisi Rabo-Rabo biasanya warga akan melaksanakan kebaktian ibadah bersama di gereja. Di Kampung Tugu, semua kegiatan harus diawali dengan berdoa. Selesai berdoa rombongan pemusik akan bergerak mengunjungi rumah pertama yang sudah disepakati sejak awal. Puncak tradisi ini digelar tanggal 7 Januari kemarin, dimana semua warga menggelar kegiatan mandi-mandi. Mereka akan mencoreng bedak ke wajah  sebagai tanda saling memaafkan kesalahan-kesalahan sepanjang tahun kemarin. Dora

 

 

 

 

 

 

 

                       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

04
January

 

VOI PESONA INDONESIA Toraja tidak hanya terkenal akan produksi biji kopinya. Namun, Kabupaten ini juga dikenal memiliki beragam destinasi wisata yang menarik. Salah satunya adalah Desa Adat Kete Ke’su yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan local maupun mancanegara.

Desa Kete Ke’su memiliki deretan rumah adat yang disebut Tongkonan. Beberapa bangunan diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Bentuk Tongkonan ini memiliki beberapa keunikan seperti atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau. Selain itu, semua Tongkonan dibangun menghadap Utara sebagai lambang asal muasal leluhur Tana Toraja. Harapannya adalah jika ada penduduk setempat yang meninggal, ia dapat berkumpul bersama para leluhurnya di sana.

Tongkonan ini biasanya dihias dengan tanduk kerbau yang disusun secara vertical di halaman depan. Keberadaan tanduk kerbau ini menunjukan status sosial pemilik Tongkonan.

waktu terbaik untuk mengunjungi Desa Kete Ke’su ini adalah dari bulan Juni hingga Desember. Sebab, biasanya di bulan-bulan tersebut sedang diadakan Rambo Solok yang diadakan hingga seminggu. Rambo Solok merupakan pemakaman tradisional yang rumit sekaligus upacara yang paling penting di Toraja. Biaya untuk melakukan upacara ini pun sangat mahal. Oleh karena itu, upacara ini bisa ditunda hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

 

menuju Desa Kete Ke’su bisa dicapai melalui perjalanan darat. Dari Makassar, bisa menggunakan bus untuk menuju ke Rantepao, Toraja. Jadwal keberangkatan bus ini biasanya pukul 7 pagi dan 7 malam. Jumlah bus yang beroperasi setiap harinya tergantung pada jumlah penumpang. Setelah sampai di Rantepao, perjalanan ke Desa Kete Ke’su ini akan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan sewaan. Perjalanan ini memakan waktu selama sekitar setengah jam.

Desa Kete Ke’su sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet, toko souvenir, warung makanan dan minuman serta area parkir untuk kendaraan roda dua dan empat. Biaya yang diperlukan untuk masuk ke desa ini relatif murah yaitu Rp 10.000 per orang.

Dalam upacara Rambo Solok, puluhan hingga ratusan kerbau dipotong karena kepercayaan suku Toraja, roh-roh hewan merupakan sarana bagi jiwa untuk mencapai Nirvana. Selain itu kerbau juga merupakan simbol kekayaan dan kekuasaan sehingga jumlah hewan yang dipotong dalam upacara ini menjadi lambang status individu. Untuk kelas menengah, dibutuhkan 8 kerbau dan 50 ekor babi untuk upacara. Sedangkan bagi bangsawan dibutuhkan 100 kerbau.

04
January

Pantai Hamadi

Written by
Published in pesona indonesia

 

VOI PESONA INDONESIA jika anda ingin menikmati wisata sambil mempelajari sejarah dengan akses yang mudah, silakan kunjungi Distrik Jayapura Selatan, Kotamadya Jayapura, Provinsi Papua. Tidak jauh dari pusat ibukota Papua ini, ada sebuah pantai yang merupakan perpaduan wisata alam dan wisata sejarah. Pantai ini bernama Pantai Hamadi. 

untuk sampai ke Pantai Hamadi, pertama anda bisa naik pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Sentani di Kota Jayapura. Lalu, dari kota Jayapura, anda bisa lanjutkan perjalanan dengan angkutan umum dengan tarif sekitar Rp. 5.000 hingga Rp. 10.000; atau, anda bisa gunakan jasa ojek dengan tariff Rp. 10.000 hingga Rp 30.000 saja.  

Jika anda merasakan semilir angin dalam perjalanan dari Kota Jayapura, artinya anda sudah dekat dengan Pantai Hamadi yang memang terletak dekat jalan raya. Tak lama kemudian, anda akan melewati pintu gerbang kawasan Pantai Hamadi. Untuk masuk ke kawasan pantai, anda akan dikenakan tariff masuk Rp 10.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 20.000 untuk kendaraan roda empat.

Sesampainya di kawasan Pantai Hamadi, anda akan disambut oleh segarnya angin dan pemandangan yang indah. Pepohonan hijau, hutan bakau, dan pasir putih akan hadir di sekitar Pantai Hamadi. Pantai Hamadi akan semakin menarik lagi saat laut pasang. Karena setiap kali laut sedang pasang, ada fenomena yang dinamakan warga sekitar sebagai “Ombak Terbang”. “Ombak terbang” ini terjadi ketika gelombang besar dari laut lepas membentur keras tembok karang buatan. Saking keras benturannya, ombak bisa memuncrat  hingga 5 sampai 8 meter tingginya.Di pantai yang luasnya sekitar 5 hektar persegi ini, anda juga bisa menemukan sisa-sisa perang dunia kedua. Peninggalan sejarah yang paling mudah ditemukan adalah bebatuan sisa benteng pertahanan Sekutu yang terbentang sepanjang 2 kilometer.  Jika anda berkeliling lebih lanjut, anda bisa menemukan banyak peninggalan sejarah lainnya seperti meriam. 

setelah berenang dan berkeliling di Pantai Hamadi, anda bisa melepas lelah dengan bersantai di pondok-pondok yang disewakan dengan harga mulai Rp 25.000 hingga Rp 100.000. Di pondok-pondok ini, anda bisa menikmati udara segar dan bersih dari lautan lepas.

Setelah puas bermain di Pantai Hamadi, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga dan sahabat anda. Tidak jauh dari kawasan Pantai Hamadi, ada pusat cinderamata dan kerajinan lokal bernama Pasar Sentral Hamadi. Selain bisa membeli oleh-oleh, anda juga bisa menemukan sebuah monumen yang mengenang pendaratan pasukan sekutu tepat di depan Pasar Sentral Hamadi.

02
January

 

VOI PESONA INDONESIA Menjelang tahun baru 2018, ada beberapa kota yang rutin menggelar tradisi tahunan di daerahnya masing-masing untuk menyambut tahun baru masehi. Contohnya adalah Manado yang menggelar tradisi Mekiwuka. Kota Manado tidak hanya memiliki daya tarik pada wisata alamnya saja, tetapi budayanya pun memiliki daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi kota ini.

upacara Mekikuwa adalah upacara adat suku Minahasa di Manado. Mekiwuka merupakan ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan disepanjang tahun yang telah dilewati dan permohonan kepada Tuhan agar dibukakan jalan untuk memperoleh banyak berkat dalam menjalani tahun yang baru.

Upacara adat ini diselenggarakan dengan melakukan pawai yang dilakukan oleh seluruh warga kampung dengan memainkan alat musik sambil bernyanyi. Mereka  mengunjungi setiap rumah untuk memberi selamat tahun baru. Mekiwuka dilakukan mulai dari tengah malam pergantian tahun hingga subuh.

upacara Mekiwuka ini sudah ada sejak sejak beberapa tahun lalu di pesisir teluk Manado. Tradisi ini merupakan hasil kesepakan antara suku Minahasa dan orang Borgo. Orang Borgo adalah keturunan langsung hasil perkawinan campur antara suku Minahasa asli dan orang-orang Eropa, Spanyol, dan Portugis yang datang untuk berdagang di Kota Manado.

Pengaruh masyarakat keturunan Borgo terhadap seni tradisional sebagai bagian dari identitas Minahasa di Manado adalah tarian Katrili dan Figura. Figura mirip dengan Mekiwuka, keduanya merupakan tradisi menyambut tahun baru, bedanya kalau Mekiwuka dilaksanakan pada saat tengah malam menjelang pergantian tahun, sedangkan figura biasanya dilaksanakan saat kunci taong (tutup tahun) seminggu sesudah tahun baru.

untuk melestarikan budaya ini setiap tahunnya, pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Pariwisata menggelar Festival adat Mekiwuka yang dirangkaikan dengan festival Figura setiap tahunnya.

Festival Adat Mekiwuka dilaksanakan resmi oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2016, sedangkan Festival Figura sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

02
January

 

VOI PESONA INDONESIA Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkenal akan padang savana, tradisi budaya Pasola, dan perkampungan tradisionalnya yang masih asli. Selain padang savana, pulau Sumba juga memiliki pesona alam lainnya berbentuk danau. Namanya adalah Danau Waikuri.

Danau Waikuri atau Weekuri adalah sebuah laguna tersembunyi yang ada di Kab. Sumba Barat Daya, NTT. Sebagian besar pelancong belum mengenal Danau Waikuri, sehingga cocok bagi anda yang ingin melepas penatnya hiruk pikuk perkotaan.

Untuk mencapai Danau Waikuri, pertama-tama anda harus naik pesawat ke Bali atau Kupang, kemudian lanjut ke Bandara Tambolaka di kota Tambolaka, Sumba Barat Daya. Dari kota Tambolaka,  anda bisa menyewa jasa ojek. Selain itu, anda juga bisa meminta bantuan hotel tempat anda singgah untuk menyewa mobil serta supirnya.

Perjalanan ke Danau Waikuri dengan supir memang akan membuat anda lebih mudah. Namun, bagi anda yang ingin mengenal warga Sumba Barat Daya lebih dekat lagi, sewalah kendaraan tanpa supir dan langsung tanyakan saja jalan kepada warga sekitar. Namun, tidak semua warga Sumba Barat Daya tahu tentang Danau Waikuri, maka anda harus sampai dahulu ke Desa Tanjung Karoso. Di desa ini, semua warga Desa Tanjung Karoso dijamin tahu jalan ke Danau Waikuri.

Sesampainya di Danau Waikuri, mata pengunjung akan dimanjakan dengan cekungan batu karang yang selalu terisi air dari laut lepas. Air yang terjebak di danau atau laguna ini akan memantulkan warna biru kehijau-hijauan yang sangat indah. Di sela-sela batu karang, tumbuh pohon-pohon yang menjadi pagar alami. Pagar alami ini tidak hanya menambah keindahan Danau Waikuri, tetapi juga terkesan menyembunyikannya dari dunia sekitar.

Di pantai ini, terkadang ada warga setempat yang dengan senang hati akan mengajarkan anda cara mengapung di Danau Waikuri. Sensasi mengapung di danau yang indah dan tenang tentu akan sangat berkesan di hati. Setelah mengapung, anda bisa naik ke atas tebing untuk menikmati panorama laut lepas di antara Pulau Sumba dan Pulau Flores.

beberapa tahun lalu, tidak ada fasilitas wisatawan di Danau Waikuri. Namun, seiring meningkatnya jumlah wisatawan membuat berbagai fasilitas dibuat di kawasan Danau Waikuri, seperti tempat parkir, toilet, panggung kecil, dan tempat makan. Ada juga pedagang cinderamata khas Sumba. Contohnya adalah kain tenun warna-warni yang harganya mulai seratus ribu rupiah, tergantung dari tingkat kerumitan pembuatannya.

Waktu terbaik untuk berkunjung ke Danau Waikuri adalah sebelum pukul 11.00 WIB atau setelah pukul 15.00 WIB, karena siang hari matahari akan sangat terik. Selain itu, suasana sore hari di sekitar Danau Waikuri akan membuat air di danau ini berwarna keemasan.