Hari ini kami ajak anda berwisata ke Demak. Demak, sebuah kabupaten yang terletak di pesisir utara provinsi Jawa Tengah. Berbicara mengenai pariwisatanya, Kabupaten ini dikenal sebagai destinasi wisata religi. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Demak untuk ziarah ke makam Sunan Kali Jaga, Raden Fatah atau bahkan mengunjungi Masjid Agung Demak. Selain wisata religi, Demak sebenarnya punya beragam destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi). Selain bisa menikmati keindahan alamnya, disini anda akan mendapatkan edukasi tentang pohon Mangrove.
Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi), berlokasi di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Lokasi hutan mangrove ini, tepat di antara perbatasan antara Kecamatan Wedung (Demak) dengan Kedung (Jepara). Jaraknya dari pusat Kota Demak sekitar 35 kilometer. Jika anda datang dari Kota Jepara, maka jaraknya sekitar 30 kilometer. Untuk masuk ke objek wsiata ini, anda hanya perlu membayar seharga Rp 2.000 per orang. Jam bukanya dari pukul 08.00 sampai jam 17.00 WIB.Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi) merupakan kawasan wisata hutan Mangrove. Hutan mangrove seluas setengah hektar ini juga merupakan tempat edukasi mangrove dan mitigasi bencana. Ekowisata ini dikelola Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) desa setempat. Hutan mangrove mulanya tercipta dari program Amcross 2016 hingga 2017 dengan penanaman 25 ribu pohon Magrove. Di hutan ini, ada lima jenis mangrove yang ditanam. Yakni bakau panjang, bakau pendek, bakau pendek merah, bakau api-api dan bakau Rhizophora Apiculata. Setelah penanaman itu, masyarakat setempat kemudian mengembangkannya menjadi ekowisata edukasi tentang mangrove dan mitigasi bencana. Hutan mangrove ini kemudian dibuat trek, dan sejumlah sarana lain seperti gazebo, tempat selfie, pembelajaran pembibitan dan penanaman mangrove. Selain itu ada kafe yang dijadikan tempat materi pembelajaran bagi pengunjung.
masuk ke Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi), pemandangan hijau hutan mangrove langsung dapat anda saksikan. Anda bisa berkeliling menikmati keindahan hutan mangrove dengan berjalan kaki di treck yang sudah disediakan. Di tengah trek (berupa jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu), terdapat gazebo yang terbuat dari limbah kayu dan bambu. Anda bisa beristirahat di gazebo tersebut. Di sisi hutan mangrove, yang berbatasan langsung dengan Sungai Wulan Drainese (SWD) I, tersedia spot foto yang menarik. Anda bisa berfoto sembari melihat perahu nelayan yang melintas. Bagi yang tertarik mengenal lebih jauh tentang mangrove, anda bisa mengikuti program edukasi yang tersedia. Dengan membayar sebesar Rp. 15.000 per orang, anda akan belajar mulai dari mengenal mangrove, pembibitan, penanaman serta mitigasi bencana.
Banda Aceh merupakan salah satu kabupaten di provinsi Aceh. Lokasinya di ujung pulau Sumatera. Secara geografis, kabupaten ini berbatasan langsung di sebelah barat, timur dan utara dengan Samudera Indonesia, Teluk Bengala dan Selat Malaka. Karenanya tak heran jika kabupaten ini dianugerahi pantai-pantai yang indah. Bagi anda pencinta wisata bahari, kami rekomendasikan anda mengunjungi pantai-pantai di Aceh Besar. Salah satunya yang bisa anda kunjungi adalah Pantai Kuala Leupung.
Pantai Kuala Leupung terletak di pinggir jalan lintas Nasional Meulaboh-Banda Aceh. Beberapa waktu terakhir ini, pantai Kuala Leupung menjadi primadona banyak wisatawan, karena selain menawarkan keindahan alamnya, pantai ini juga mempercantik diri dengan berbagai ornamen indah dan romantis di sekitar pantai. Olehkarena itu di pantai ini Anda dapat menemukan banyak spot berswafoto indah. Bagi anda yang tertarik berkunjung ke Kuala Leupung, pantai ini mudah di akses dari kota Banda Aceh. Anda harus menempuh perjalanan sekitar satu jam dari Kota Banda Aceh. Untuk memasuki wilayah Pantai Kuala Leupung ini, Anda harus membayar tiket sebesar Rp20 ribu per orang. Biaya tersebut sudah termasuk biaya parkir kendaraan.
Tiba di pantai Kuala Leupung, anda akan merasakan sejuknya udara pantai. Pemandangan air lautnya yang biru dan pasir pantainya yang bersih. Selain itu, di pantai ini anda akan menikmati pemandangan payung bewarna-warni yang digantung. Spot ini menjadi lokasi berswafoto yang unik bagi para pengunjung. Bukan hanya itu, pantai ini juga menawarkan tempat duduk dari sofa di bibir pantai yang menghadap ke lautan bebas. Ada pula ayunan yang dimodifikasi layaknya sangkar burung, dan ayunan yang menghadap persis pada matahari tenggelam, serta bingkai berbentuk ‘love’ dan pernak pernik lainnya. Semua ornamen tersebut menjadi spot foto menarik bagi wisatawan.
selain berfoto di spot-spot fotonya yang unik, di pantai ini tentunya anda bisa merasakan pula kesegaran air lautnya dengan berenang. Anda pun bisa bermain atau bersantai di sepanjang bibir pantai. Pantai Kuala Leupung sudah dilengkapi fasilitas yang cukup lengkap, seperti kamar mandi, lapangan parkir, tempat beristirahat dan rumah makan.
Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa. Tak heran jika Indonesia kaya akan seni dan budaya. Namun tak sedikit kesenian yang hampir punah. Oleh karena itu, agar tetap lestari, berbagai upaya dilakukan. Seperti di daerah Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang melestarikan salah satu kesenian unggulan daerahnya. Nama kesenian tersebut adalah Tari Topeng Gethak.
tari topeng gethak merupakan salah satu tari tradisional yang menjadi bagian dari seni pertunjukan Ludruk Sandur. Seni pertunjukan Ludruk Sandur atau kesenian Sandur merupakan jenis kesenian rakyat yang paling banyak digemari di Pamekasan, Madura. Kesenian Sandur selalu hadir dalam setiap acara seperti pesta perkawinan, khitanan dan lain-lain. Maka tak heran semua masyarakat di wilayah Pamekasan mengenal kesenian ini. Dalam pertunjukan Ludruk Sandur, tari topeng gethak hadir sebagai pembuka pertunjukan kesenian tersebut.
Tari Topeng Gethak awalnya dikenal dengan nama Tari Klonoan. Setiap gerakan dari Tari Klonoan selalu tergantung pada bunyi kendang yang berbunyi “Ge” dan “Tak”. Bunyi kendang itulah yang menjadikan tari tradisional ini dinamakan Tari Topeng Gethak. Hingga saat ini, nama Klonoan sudah tidak lagi digunakan dan berubah menjadi Topeng Getak.
Seni tari tradisional ini menggambarkan sosok seorang tokoh bernama Prabu Baladewa dalam pertunjukan Topeng Dhalang Madura. Tokoh tersebut merupakan tokoh yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Madura. Baladewa merupakan tokoh dengan karakter yang kuat, kaku, berpikiran terbuka dan lurus dalam mengungkap setiap masalah. Karakter tersebut dianggap menggambarkan karakter orang Madura pada umumnya.
pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan telah menetapkan Tari Topeng Getak sebagai Tari Khas Unggulan Kabupaten Pamekasan. Sejak tahun 2010, tari topeng gethak mulai diajarkan kepada siswa sebagai kegiatan kurikuler. Hal ini dinilai cukup efektif untuk menjaga kelestarian tari tradisional tersebut.
demikian edisi Pesona Indonesia kali ini dengan topik Tari Topeng Gethak dari Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Besok kita akan berjumpa kembali pada edisi Pesona Indonesia berikutnya dengan topik menarik lainnya.
Berwisata kuliner ke kota-kota di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, anda akan menemukan beragam kuliner yang hampir sama. Sebut saja salah satunya kuliner bernama Pecel. Pecel atau Pecal merupakan makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka jenis sayuran. Biasanya sayuran yang dipakai berupa bayam, kangkung, ubi jalar, daun ketela, daun beluntas, daun pegagan, kecombrang, polong, kacang panjang, kecipir, kecambah. Bahan pecel umumnya didapat di pekarangan, pinggir sawah, bahkan kadang tumbuh liar di tepi jalan.
Ketika akan disajikan, sayuran terlebih dahulu direbus, lalu disiram dengan sambel pecel. Sambel pecel terbuat dari campuran kencur, gula merah, garam, cabai, kecombrang, daun jeruk perut dan kacang tanah sangrai. Semua bumbu ini kemudian diulek. Sambel pecel memiliki cita rasa manis, asam, pedas, dan gurih. Sambel pecel kini berkembang di berbagai daerah. Ada yang bercita rasa daun jeruk purut, ada yang bercita rasa kencur, ada pula yang bercita rasa manis asam yang tinggi. Sambel pecel ini terbilang lebih praktis, karena disimpan dan disantap di lain waktu. Di berbagai daerah, kini sudah ada yang menjual sambel pecel dalam bentuk padat. Saat akan disantap, sambal ini tinggal ditambahkan air saja.
Pecel biasanya dijadikan sarapan dan makan siang. Bisa disantap pecelnya saja atau dengan tambahan nasi, serta lauk lainnya. Setiap daerah memiliki ciri khas pecel tersendiri. Misalnya di Yogyakarta dan sekitar, pecel disajikan dengan tempe dan tahu bacem. Di Solo dan Madiun, pecel disajikan dengan kerupuk karak. Harganya relatif murah, sekitar Rp.5000 hingga Rp.10.000 per porsi.
Menurut ahli gastronomi dari Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, Hidangan sayur rebus yang disiram sambel kacang ini tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Tengah dan sekitar. Menurut Babad Tanah Jawi, pecel asal muasalnya dihidangkan di daerah Yogyakarta. Dipecel berarti daun-daunan yang direbus kemudian dibuang airnya dengan diperas. Murdijati menambahkan Pecel juga menjadilambang kesederhanaan dan perjalanan. Salah satu buktinya pecel adalah hidangan yang paling sering ditemui di sepanjang perjalanan kereta api. Pecel disantap oleh berbagai kalangan masyarakat dan dijual oleh pedagang kaki lima sampai hotel bintang lima.
Tuhan menciptakan makhluk hidup secara berpasangan. Di era modern seperti saat ini, sudah banyak cara yang dapat dilakukan orang untuk menemukan jodohnya, contohnya menggunakan berbagai sosial media. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat dan tradisi. Salah satu tradisi yang terdapat di daerah di Indonesia adalah tradisi yang menyangkut perjodohan.
Tradisi mencari jodoh dari daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara dinamakan tradisi Kabuenga, tradisi kawin colong yang masih dilestarikan oleh suku Osing (Using) di Banyuwangi, tradisi omed-omedan dari Bali, terutama di daerah Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan, dan masyarakat Lakudo, kabupaten Buton Tengah, provinsi Sulawesi Tenggara memiliki tradisi pencarian jodoh yang bernama Kamomose.
Kamomose berasal dari kata “Komomo” yang berarti bunga yang sedang kuncup atau hampir mekar, dan kata “Poose ose” yang artinya berjejer secara teratur. Jadi secara harafiah, Kamomose adalah sebuah tradisi dimana para gadis yang menginjak usia remaja duduk berjajar untuk kemudian dikenalkan kepada pemuda desa. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setelah masyarakat setempat merayakan hari raya Lebaran.
diawal prosesi tradisi ini, para gadis desa dipingit selama 6 hari 6 malam oleh para orang tua atau tetua desa yang diberi kepercayaan untuk mengasuh mereka. Setelah itu, para gadis akan dirias seperti seorang pengantin dengan baju adat khas Buton. Kemudian, mereka keluar dari rumah dan berjajar dengan gadis lainnya dengan cara berhadap-hadapan sambil membawa wadah seperti baskom.
Prosesi ini merupakan pertemuan antara gadis dan pemuda desa. Jika pemuda tertarik dengan seorang gadis, ia akan melemparkan kacang ke dalam wadah yang dibawa oleh gadis tersebut. Selain kacang, pemuda juga dapat meletakkan uang atau benda berhaga lainnya.
prosesi berikutnya adalah anak gadis berunding dengan keluarganya untuk memilih dan meminta persetujuan dari keluarganya. Jika sudah sepakat, maka acara akan dilanjutkan dengan tahap perkenalan, dan kemudian kejenjang yang lebih serius, seperti lamaran atau bahkan menikah. Tradisi ini hingga sekarang masih dilakukan oleh masyarakat lokal.
Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan kabupaten Cirebon, provinsi Jawa Barat. Brebes terkenal dengan sebutannya sebagai kota bawang dan kota telor asin. Secara geografis desa Ciseureuh merupakan desa paling selatan dan salah satu dari tiga (3) desa di kecamatan Ketanggungan . Walaupun kabupaten Brebes terletak di Jawa Tengah, tetapi bahasa yang dipakai masyarakat Desa Ciseureuh adalah bahasa Sunda, yaitu bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat di Jawa barat, tetapi dengan dialek Brebes.
Upacara adat Ngasa ini telah dilaksanakan oleh warga Jalawastu secara turun temurun sejak ratusan tahun silam. Upacara ini sebagai symbol tanda terimakasih kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang telah dikaruniakan. Di daerah pantai ada sedekah laut ada juga sedekah bumi dan yang dilaksanakan oleh masyarakat Jalawastu adalah sedekah gunung. Upacara adat ini digelar setiap Selasa Kliwon . Upacara adat Ngasa ini diadakan dalam kurun satu tahun sekali.
Pada hari Selasa Kliwon sejak jam 05.00 W.I.B puluhan ibu-ibu menggendong bakul dan tangan kanannya menjinjing rantang seng. Sampai di tempat yang menjadi pusat upacara adat Ngasa, beberapa lelaki menggelar tikar dan ibu-ibu menaruh makanan di atas tikar dan diatur sejajar. Ketua adat dan beberapa ketua lainnya berpakaian putih-putih dan menyusul di belakang rombongan ibu-ibu pembawa makanan. Menurut ketua adat, masyarakat Jalawastu pantang makan nasi , lauk daging dan ikan . Makanan pokoknya adalah jagung yang ditumbuk halus serta umbi-umbian dan sebagai lauknya adalah lalapan dedaunan, pete, terong, sambal dan dedaunan terutama daun reundeu yang dipercaya hanya tumbuh di gunung Kumbang ini.
masyarakat Jalawastu juga tidak menggunakan piring , sendok dan rantang yang terbuat dari kaca . Piring, sendok dan rantang yang digunakan terbuat dari seng, plastic atau dedaunan . Rumah mereka pun masih menggunakan dinding kayu dan atap seng, karena mereka pantang menggunakan semen. Rumah mereka juga tidak boleh menggunakan keramik. Selain itu mereka juga tidak boleh menanam kedelai serta memelihara kerbau, domba dan angsa; dan bila pantangan itu dilanggar, maka mereka percaya akan ada bencara yang menimpa. Yang paling unik, walaupun Brebes terkenal sebagai kota Bawang merah , tetapi mereka tidak boleh menanam tanaman khas tersebut , tanaman lain yang juga tidak boleh ditanam adalah kedelai.
Dalam upacara Ngasa juga ada beberapa kesenian lain yang menyertainya, seperti Perang centong yang merupakan peperangan yang menggambarkan keangkaramurkaan dan kebaikan, tari Nenandur yang menggambarkan aktivitas warga Jalawastu sebagai petani, tari Dendong yang menggambarkan para ibu yang sedang menumbuk padi di lesung serta tari rotan gila atau yang dikenal dalam bahasa sunda dengan sebutan tari Hoe Gelo, hoe berarti rotan dan gelo berarti gila. Tarian ini menunjukkan kegembiraan pemuda setelah panen serta mengasah kekuatan setelah makan hasil bumi. Tarian yang ditarikan oleh lima orang pemuda ini mengakhiri upacara adat Ngasa.
Upacara adat Ngasa ini merupakan bentuk puji syukur kepada Tuhan atas segala limpahan nikmat yang diberikan kepada masyarakat Jalawastu serta memohon agar dilindungi dari segala marabahaya.
Mamuju Utara merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Barat. Ibukota kabupaten ini terletak di Pasangkayu. Lokasinya berjarak 276 Kilometer dari kota Mamuju, ibukota provinsi Sulawesi Barat. Lokasi kabupaten Mamuju Utara yang berbatasan dengan selat Makassar di sebelah barat, membuat kabupaten ini dianugerahi beragam pantai indah yang menjadi destinasi wisata unggulan Kabupaten Mamuju Utara. Salah satu yang kami rekomendasikan untuk anda kunjungi, jika berkunjung ke Mamuju Utara adalah Pantai Tanjung Babia. Berwisata ke pantai Tanjung Babia, anda tidak hanya dapat menikmati keindahan alamnya saja, melainkan juga beragam kuliner khas masyarakat Mandar, salah satu penduduk asli Sulawesi Barat.
Objek Wisata pantai Tanjung Babia terletak di wilayah Kecamatan Pasangkayu, berjarak 2 kilometer dari Ibukota Kabupaten Mamuju Utara. Pantai Tanjung Babia ini merupakan salah satu destinasi wisata Unggulan di kabupaten Mamuju Utara, karena paling sering dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara setiap minggunya. Dari pusat kota Pasangkayu, anda bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat menuju pantai Tanjung Babia. Tiba di objek wisata ini , anda bisa langsung menikmati keindahan pantai dengan garis pantai sejauh 3 kilometer . Garis pantai yang panjang ini membuat siapapun akan puas bermain di hamparan pasir pantainya.
Pantai Tanjung Babia punya air laut biru nan jernih yang dapat memanjakan mata anda dan membawa ketenangan hanya dengan memandangnya. Dengan tinggi ombak yang bisa mencapai 2 meter, anda bisa berperahu, berlayar, memancing, atau berolahraga air. Selain itu, anda juga bisa menikmati kesegaran air Pantai Tanjung Babia dengan berenang. Namun anda harus berhati-hati. Lelah berenang atau berolahraga air di pantai ini, anda bisa beristirahat di gazebo yang tersedia di sepanjang pantai Tanjung Babia.
Pantai Tanjung Babia tak hanya menawarkan pesona pantai yang asri dan indah. Kawasan obyek wisata bahari ini juga menawarkan aneka kuliner tradisonal khas Mandar seperti jepa. Makanan khas ini terbuat dari parutan singkong dicampur kelapa parut. Jepa biasa disajikan hangat dengan ikan bakar segar atau ikan masak bopiapia yang baru saja ditangkap nelayan. Selain menikmatinya, anda pun bisa menyaksikan langsung bagaimana proses pembuatan makanan khas jepa, ikan bakar segar atau ikan masak bobiapia yang dimasak khusus dengan tungku.
Malang tak ada habisnya menawarkan berbagai keindahan alamnya yang menawan. Beberapa destinasi wisata Malang sangat sayang untuk dilewatkan, apalagi wisata yang masih tersembunyi. Ada salah satu destinasi wisata tersembunyi yang layak dikunjungi dan kerap diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Namanya adalah Bedengan Malang, wisata yang berkonsep bumi perkemahan.
jika anda seorang wisatawan pecinta alam terbuka, Bedengan Malang adalah destinasi wisata yang cocok. Sebagai bumi perkemahan, tempat ini memiliki nuansa alam yang masih sangat alami. Terdapat banyak pepohonan yang rindang dan tumbuh tinggi. Sungai yang mengalir di kawasan ini airnya begitu segar dan jernih. Menurut masyarakat setempat, airnya berasal dari sebuah air terjun bernama Brues. Kawasan yang cukup luas ini membuat para wisatawan dapat mendirikan tenda dengan bebas.
sebelum menjadi tempat wisata di Malang, Bedengan merupakan kawasan yang digunakan sebagai tempat pembibitan tanaman pohon. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai bedengan. Oleh karena itu, destinasi wisata ini dinamakan Bedengan Malang.
Tanaman pohon yang ditanam di tempat ini antara lain adalah pohon jeruk. Jadi, di kawasan ini wisatawan diperbolehkan memetik jeruk langsung dari pohon. Ada 12 jenis jeruk yang dapat dipilih. Jeruk-jeruk yang sudah dipetik tersebut dapat dimakan langsung atau dibawa pulang.
meski Bedengan Malang merupakan destinasi wisata yang masih alami, fasilitas seperti area parkir, mushola dan kamar mandi sudah tersedia. Meski masih terhitung sederhana, namun cukup membantu para pengunjung yang datang.
Bedengan Malang berada di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Jika anda berangkat dari pusat Kota Malang jaraknya sekitar 25 kilometer. Arahkan kendaraan menuju Jalan Joyo Agung hingga masuk wilayah Selokerto. Sesampainya di lokasi Bedengan Malang, anda cukup membayar sebesar Rp 5.000 per orang. Untuk biaya sewa parkir anda dikenakan biaya sebesar Rp 2.500 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
Bengkulu, salah satu provinsi di Sumatera ini terkenal sebagai habitat asli Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar di dunia. Oleh karena itulah, Bengkulu mendapat julukan Bumi Rafflesia. Berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia serta memiliki garis pantai yang panjang dan indah, tak heran, jika provinsi ini punya banyak pantai indah. Objek wisata pantai menjadi salah satu destinasi unggulan di Bengkulu. Selain pantai sebenarnya provinsi ini punya destinasi wisata alam lainnya. Salah satunya Air Terjun atau yang dikenal juga dengan nama Curug. Wisata Air Terjun yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Curug Cay. Air terjun ini layak dikunjungi karena keindahannya memanjakan mata.
Curug Cay terletak di Desa Bukit, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah. Anda dapat menempuh perjalanan darat dari Kota Bengkulu menuju lokasi dengan jarak sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh 45 menit. Setelah tiba di lokasi wisata, untuk masuk melalui pintu gerbang obyek wisata Curug Cay, anda dikenakan biaya parkir sebesar Rp2.000 per kendaraan roda dua.dan Rp. 4000 per kendaraan roda empat Rp4.000. Perjalanan pun tidak sampai di situ, anda harus kembali berjalan kaki ke lokasi wisata sekitar 200 meter melewati perkebunan karet warga dan anak tangga sebanyak 172 buah hingga ke kawasan air terjun. Menuruni anak tangga ini cukup melelahkan, karena kemiringannya hingga 45 derajat.
tiba di lokasi wisata, anda akan terkagum-kagum dengan keindahan Curug Cay. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 12 meter. Di sekitarnya masih tumbuh pepohonan menjulang tinggi yang membuat suasana disini begitu sejuk. Curug Cay memiliki kolam seluas 15 hingga 20 meter. Airnya dingin, dan jernih. Kedalaman airnya sekitar 3 meter. Anda bisa langsung terjun ke kolam air terjun ini untuk merasakan kesegaran airnya.
Selain berenang di bawah kolam air terjunnya, jangan lupa juga mengabadikan setiap sudut keindahan Curug Cay ini. Jiia mulai lelah, anda bisa duduk di tempat duduk yang telah disediakan. Tempat duduk disana terbuat dari bambu. Ada dua tempat duduk cukup besar. Satu tempat duduknya berada di atas pohon, tepatnya di atas air terjun. Ukurannya dua meter dan sangat kokoh. Dari atas ini, anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang indah. Kawasan wisata ini belum menyediakan restaurant, jadi jika anda berkunjung kesini, lebih baik membawa bekal makanan anda sendiri. Untuk kamar mandi, sudah tersedia dengan baik.
Provinsi Aceh merupakan provinsi yang letaknya di utara pulau Sumatera dan paling barat di Indonesia. Provinsi ini memiliki banyak peninggalan sejarah, terutama peninggalan kerajaan Islam seperti Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan peninggalan Kesulatanan Aceh, yang masih berdiri hingga saat ini. Namun, selain peninggalan sejarah, Aceh juga memiliki wisata alam yang tidak kalah menarik, seperti Danau Laut Tawar.
Danau Laut Tawar terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Untuk menuju destinasi wisata ini, bisa ditempuh dari kota Banda Aceh, dengan bus atau travel yang menuju kota Takengon. Jarak tempuhnya sekitar 315 Kilometer dan memakan waktu 7 jam perjalanan. Sebagai alternatif perjalanan, wisatawan dapat mengunjungi objek wisata ini melalui Bandara Kuala Namu menuju Bandara Rambele dengan waktu tempuh 60 menit. Untuk memasuki objek wisata ini, pengunjung tidak perlu membayar biaya masuk.
masyarakat Gayo menyebut danau ini dengan sebutan Danau Lut Tawar. Danau ini dinamakan “Laut Tawar” karena begitu luas bagaikan lautan dengan airnya yang tawar. Bagi masyarakat Gayo, Danau Laut Tawar sangatlah vital karena selain sebagai tempat wisata yang kerap dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, juga digunakan sebagai sumber air bagi Kabupaten Aceh Tengah dan beberapa kabupaten lain di sekitarnya.
Objek wisata ini menyimpan banyak flora dan fauna, salah satunya yang paling terkenal ialah ikan depik yang merupakan spesies ikan endemik di Danau Laut Tawar. Ikan Depik ini berbentuk kecil memanjang hampir menyerupai ikan teri. Biasanya pada waktu pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Agustus hingga pada akhir tahun, para nelayan terlihat sibuk menangkap ikan depik di pinggir Danau Laut Tawar.
Danau Laut Tawar begitu indah, karena diapit oleh dua buah bukit yang menyajikan keindahan tersendiri. Di objek wisata ini, ini para wisatawan juga dapat melihat aktivitas masyarakat sehari – hari yaitu bercocok tanam dan memancing. Disini, pengunjung juga bisa mengelilingi Danau Laut Tawar dengan naik perahu motor, atau bersepeda.
Pengunjung juga dapat berwisata kuliner di Takengon dengan mencicipi Ikan Depik yang nikmat dan khas Danau Laut Tawar. Tempat wisata ini sudah dilengkapi dengan akomodasi diantaranya terdapat penginapan-penginapan yang disewakan bagi para wisatawan yang ingin bermalam di sekitar Danau.