VOI PESONA INDONESIA Pura Batu Bolong adalah salah satu objek wisata yang berada di pesisir pantai Lombok dan di bangun di atas batu hitam. Lebih tepatnya, Pura ini terletak di Dusun Batu Bolong, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat. Lokasi pura ini sangat strategis karena jaraknya hanya sekitar 5 menit dari kawasan pusat pariwisata Pantai Senggigi atau sekitar 20 menit dari pusat Kota mataram.
menurut sejarah, Pura Batu Bolong dibangun pada tahun 1533 oleh seorang resi bernama Dang Hyang Dwijendra yang berasal dari Jawa Timur. Ia membangun pura tersebut saat ia melakukan penyebaran Agama Hindu dari Pulau Jawa menuju Pulau Bali dan terakhir menuju Pulau Lombok. Nama pura ini di ambil dari bentuk batu hitam tempat pura itu dibangun. Batu besar yang berbentuk bukit ini memiliki lubang di bagian pesisir pantai. Lubang ini dulunya merupakan akses jalan bagi para masyarakat sekitar untuk mencari kayu ke hutan Senggigi, sebelum dibangunnya jalan besar di kaki perbukitan yang menghubungkan Kabupaten Lombok Barat dengan Kabupaten Lombok Utara.
Jika air sedang surut Anda bisa melewati lubang batu tersebut dan Anda akan langsung tiba di Pantai Duduk, pantai yang panjang, tidak ada bangunan satupun di sekitar pantai, hanya ada beberapa warung-warung kecil. Cukup dengan membayar Rp 20.000 Anda dapat memasuki kawasan pura. Para penjaga pintu akan memberikan anda selendang kuning yang diikatkan di pinggang, sebagai bentuk apresiasi bahwa Anda adalah tamu pura. Jangan terlalu ribut ketika Anda memasuki kawasan pura, karena ini adalah rumah peribadatan. Di sekitar Pura Batu Bolong juga sudah banyak penginapan yang tersedia jika wisatawan ingin menikmati keindahan alam di sekitar Pura ini lebih lama
VOI PESONA INDONESIA Jika anda senang mengunjungi tempat wisata alam, maka air terjun atau curug Cikondang di Cianjur,Jawa Barat ini bisa menjadi salah satu destinasi yang sangat direkomendasikan. Begitu juga bagi anda yang selalu sibuk beraktifitas di kota, tempat ini sangat cocok untuk menghilangkan rasa penat. Nama curug “Cikondang” berasal dari nama tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi tersebut。 Kondang adalah nama lain dari pohon Loa. Sementara “ Kondang “ dalam bahasa Sunda juga mempunyai arti terkenal.
Lokasi Curug Cikondang letaknya hanya 37 Km dari kota Cianjur. Curug ini terletak di Wangunjaya, Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat di tengah-tengah perkebunan teh. Untuk sampai ke lokasi curug tersebut, anda bisa menggunakan kendaraan roda dua, kemudian diparkir di kawasan pemukiman penduduk. Anda bisa melanjutkan lagi dengan berjalan kaki hingga sampai di lokasi curug. Jarak lokasi dengan tempat parkir sekitar 500 meter. Bentuk curug atau air terjun Cikondang yang mendapat julukan Niagara Mini ini terlihat luar biasa. Bentuknya yang tinggi dan lebar serta dikelilingi oleh persawahan dan perkebunan yang asri membuat air terjun ini menjadi destinasi wisata alam favorit di Cianjur 。
Di curug Cikondang, anda akan menemukan bentuk air terjun yang unik dengan bebatuan cadas yang tersusun seperti anak tangga, yang membuat curahan air terpecah sehingga menambah sensasi saat menikmatinya. Air nya mengalir dengan jernih. Salah satu alasan mengapa curug Cikondang dikenal sebagai “Niagara”nya Cianjur adalah karena debit airnya terkenal cukup deras. Oleh karena itu pengunjung sangat dilarang untuk berenang di dekat titik jatuhnya air dari curug Cikondang tersebut。Banyak di antara pengunjung yang lebih menikmati keindahannya sambil ber swa foto, dengan latar belakang keindahan panorama air terjun serta hijaunya pemandangan perbukitan yang menyejukkan mata。
Pendengar,untuk memasuki Curug Cikondang, pengunjung dikenakan biaya tiket dengan harga terjangkau. Jika membawa kendaraan, pengunjung juga harus membayar biaya parkir. Objek wisata air terjun ini terbuka untuk umum setiap hari mulai pukul 08.30 -16.00. Kawasan curug tersebut juga seringkali dijadikan tempat untuk kegiatan berkemah。Pendengar, di masa pandemi ini anda masih bisa untuk berwisata ke curug Cikondang dan tentu saja tetap menerapkan standar protokol kesehatan , seperti wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak//.Pendengar, Sekian Pesona Indonesia hari ini. Kita berjumpa lagi besok.
VOI PESONA INDONESIA Majalah perjalanan dan gaya hidup mewah, Condé Nast Traveler (CNT) telah merilis 22 rekomendasi destinasi wisata terbaik untuk dikunjungi sepanjang tahun 2022. Seluruh daftar tersebut dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti makanan dan minuman lezat, situs bersejarahdan berbagai tempat dengan pemandangan menakjubkan. Sumba menjadi salah satu destinasi wisata di Asia yang direkomendasikan untuk dikunjungi tahun ini. Menurut penjelasan CNT, Sumba dapat menjadi alternatif tujuan berlibur di Indonesia selain Bali. Jika menginginkan perjalanan pasca pandemi yang penuh ketenangan, Sumba bisa jadi pilihan. Pulau Sumba berada di Nusa Tenggara Timur dan dikenal dengan objek wisata alamnya yang indah. Dari perbukitan, danau, pantai hingga desa-desa adat menjadi daya tarik wisatawan ke pulau ini. Salah satu destinasi wisata alam yang ikonik di Sumba adalah daerah perbukitannya. Tersebar dari Sumba Timur ke Sumba Barat, hamparan bukit di seluruh wilayah Sumba memang begitu eksotis dengan padang savananya. Bila datang pada musim hujan, perbukitan akan terlihat hijau dan segar, kemudian akan berubah menjadi kuning kecokelatan pada saat musim kemarau.
Ada banyak bukit yang bisa dikunjungi. Salah Satunya Bukit Lendongara. Bukit Lendongara menawarkan landscape perbukitan dengan latar belakang laut. Area perbukitan hijau begitu menyejukkan mata, ditambah udara segar dan alami serasa berada di atas awan. Tempat ini sangat cocok untuk spot foto terbaik, terutama saat matahari tenggelam. Bukit yang mirip dengan bukit teletubies ini masuk dalam wilayah Desa Karuni, Kecamatan Loura. Jarak menuju bukit tersebut dari Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya sekitar 20 kilometer. Dari Bandara Tambolaka ataupun Kota Tambolaka hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit.
Sesampainya di Bukit Lendongara, Anda akan berdecak kagum. Bukit berselimut rumput menghijau itu bagaikan hamparan permadani. Konon, jika sudah memasuki musim kemarau warna permadani itu akan berubah kecoklatan oleh rumput yang mengering.Tekstur Bukit Lendongara yang bergelombang menambah pesonanya. Bukit dan lembah berselang-seling bagaikan ombak. Udara sejuk dan suasana indah di Lendongara menjadi alasan utama untuk berlama-lama duduk dan menikmati keindahannya. Berada di Bukit ini, jangan lewatkan untuk mengabadikan setiap momentnya. Pagi hari saat matahari terbit atau sore hari pada saat matahari terbenam adalah waktu yang tepat untuk mengabadikan keindahan pemandangan di Bukit Lendongara.
VOI PESONA INDONESIA Ciwidey biasanya terkenal dengan wisata kawah putih dan kebuh teh Rancabali. Tapi belakangan ada tempat wisata favorit baru, namanya Ecopark Curug Tilu Rancabali. Tempat ini terbilang lengkap karena menyediakan spot untuk wisata sampai gazebo untuk menginap. Anda tidak akan kesulitan mencari lokasi Ecopark Curug Tilu ini karena Anda dapat menemukannya tepat di samping gapura pintu masuk Kebun Teh Rancabali. Dengan lahan sekitar 3,7 hektar, tentu saja Ecopark Curug Tilu ini memiliki banyak sekali spot menarik. Beberapa yang selalu jadi incaran adalah di area gazebo glamping, di ranjang jaring ala Bali, spot foto dengan latar belakang Kebun Teh Rancabali dan banyak lainnya. Untuk anak-anak juga ada playground.
Setelah penataan ulang, wisata di Ecopark Curug Tilu – Ciwidey, Bandung telah membuat destinasi ini menjadi ngehits, menarik dan instagramable. Salah satu lokasi destinasi yang menarik adalah air terjun curug tilu yang berada di area perkebunan teh Rancabali, Ciwidey. Curug atau air terjun ini berukuran mini nyempil di balik kebun teh rancabali. Namun sekarang mampu menyita perhatian para pelancong yang melintas di jalur perbatasan Ciwidey-Cianjur. Nama Curug Tilu atau 3 air terjun sendiri mengacu pada tiga aliran terjun dengan ketinggian yang sama. Sebenarnya ini adalah air terjun buatan, namun bersumber dari mata air alami. Ketiga air terjun tersebut dibuat dengan bebatuan yang ditata rapi dan estetik. Lokasinya yang berada di daerah Rancabali dengan ketinggian sekitar 1600 meter diatas permukaan laut, membuat udara disinipun cukup sejuk.
Ecopark Curug Tilu ini buka dari jam 07:00 sampai 21:00. Untuk hari Senin hingga Jumat, harga tiketnya adalah Rp 15.000, sedang Sabtu, Minggu dan hari libur harga tiketnya adalah Rp 20.000. Ingin menginap? Untuk satu malam, glam camp yang ada di Ecopark Curug Tilu ini mematok harga Rp 400.000 saat weekday dan Rp 500.000 ketika weekend. Akses menuju kesana pun terbilang mudah. Dari kota Bandung menuju arah selatan mengambil arah ke wisata Kawah Putih. Kemudian dari jalan raya arah gerbang Kawah Putih menuju Situ Patenggang. Tidak jauh dari gerbang wisata anda akan melewati belokan yang ada turunannya dan lokasi Ecopark Curug Tilu ada di sebelah kanan anda. Atau Anda dapat mencarinya dengan langsung mengetikkan Ecopark Curug Tilu pada aplikasi peta online.
VOI PESONA INDONESIA Tari Cangget merupakan salah satu tari tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun. Pada tahun 1942 sebelum kedatangan Jepang ke Indonesia, Tari Cangget ditampilkan untuk acara adat, seperti saat panen raya, upacara mendirikan rumah ataupun untuk mengantar orang yang akan pergi haji. Namun sekarang Tari Cangget sering digunakan untuk mengiringi upacara perkawinan atau upacara pemberian gelar. Masyarakat Lampung mengenal berbagai jenis tarian Cangget, dan kali ini kami perkenalkan kepada anda, salah satunya, yakni Tarian Cangget Pilangan.
Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya. Tari Cangget tampil dengan pakaian adat dan alat musik khas Lampung. Beberapa properti yang digunakan, seperti keris, jempana, payung, tombak, talam emas, dan lainnya. Untuk lagu-lagu yang mengiringi tari Cangget, adalah tabuh mapak, tabuh tari, serliah adak, mikhul bekekes, gupek,dan hujan turun.
tari Cangget biasanya ditarikan oleh 6 hingga 14 penari wanita dan dua penari pria. Pola gerak penari wanita berdiam diri sambil menaripada barisan, sedangkan penari pria menari di depan penari wanila sambil menunjukan atraksi tariannya untuk mencuri perhatian si wanita. Meskipun tarian cangget terdiri dari berbagai jenis, tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); gerakan knui melayang (lambang keagungan);gerak igel (lambang keperkasaan); gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati; gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati); gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi marabahaya); dan gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).
VOI PESONA INDONESIA Tradisi Roah Segare merupakan bentuk rasa syukur masyarakat nelayan di Desa Kuranji Dalang kepada Allah atas hasil laut yang melimpah. Roah Segare diselenggarakan setiap bulan Muharram dalam penanggalan hijriah. Tradisi ini terus mereka lakukan turun-temurun hingga saat ini sebagai bentuk rasa syukur, juga karena telah dijauhkan dari segala macam bentuk musibah.
Prosesi Roah Segare dimulai dengan pembacaan Barzanji, Selakaran (melantunkan zikir dan sholawat Nabi Muhammad Saw secara bersama-sama, sambil berdiri, dan membentuk lingkaran), dan doa kepada Allah. Kemudian, dilanjutkan dengan mendoakan Dulang Penamat (sesaji) untuk kemudian dibawa ke bibir pantai. Dulang tersebut kemudian dilarung ke laut. Proses larung itu adalah simbol dari rasa syukur masyarakat nelayan dengan hasil laut yang melimpah. Dalam tradisi Roah Segare, ada beberapa ketentuan adat yang harus dilakukan. Misalnya nelayan tidak boleh melaut untuk mencari ikan selama tiga hari setelah ritual Roah Segare berlangsung. Ini untuk memberi waktu untuk laut memulihkan diri sejenak, setelah selama ini diambil hasilnya oleh nelayan. Jika dilanggar, masyarakat setempat percaya, nelayan akan mendapat bala bencana. Setelah tiga hari nelayan baru boleh melaut dengan harapan dan semangat baru, yaitu mendapat tangkapan yang melimpah.
Setelah prosesi melarung, masyarakat beserta para tamu pun disuguhkan makan yang telah didoakan tadi. Mereka melakukan tradisi Begibung atau makan bersama dalam satu wadah besar atau nampan. Makan bersama ini sebagai wujud kebersamaan dan kekeluargaan para nelayan di Pantai Kuranji. Roah Segare kini bukanlah hanya tradisi semata. Tradisi masyarakat Lombok ini terus dilakukan dan dikembangkan agar menajdi salah satu ikon wisata di Lombok Barat.
VOI PESONA INDONESIA Provinsi Jambi berada di bagian tengah Sumatra yang berdekatan dengan Sumatra Selatan dan Barat. Oleh karenanya, makanan khas Jambi memiliki banyak kemiripan dengan dua provinsi terebut. Salah satu makanan khas Jambi yang mempunyai cita rasanya mirip dengan kuliner Sumatra Selatan dan Barat adalah Gulai Tepek Ikan. Teksturnya mirip pempek khas Palembang, tetapi disajikan dengan kuah gulai yang kental dan rasa rempahnya kuat seperti kuliner khas Sumatra Barat.Jadi, jika Sumatra Selatan terkenal dengan pempek dan Sumatra Barat mempunyai gulai, maka Jambi memiliki Gulai Tepek ikan, yang merupakan kuliner khas Jambi dengan perpaduan cita rasa Minang dan Palembang.
Olahan ikan air tawar seperti tenggiri, gabus dan belida pun populer di ketiga wilayah ini, yaitu Provinsi Jambi, provinsi Sumatra Selatan dan Sumatra Barat。Untuk membuat Gulai Tepek Ikan, ikan tenggiri atau gabus diadon bersama tepung sagu dan bawang putih, kemudian dibentuk seperti pempek lenjer dan dimasak hingga matang。 Adonan ini lalu dicampurkan ke dalam kuah santan gulai yang gurih asam。Rasa asam pada kuah gulai berasal dari penggunaan nanas. Selain nanas, setidaknya ada belasan bumbu yang jadi bahan pembuatan kuah gulai seperti, kemiri, bawang merah, bawang putih, serai, kunyit, lengkuas, jahe merah, santan kelapa, garam dan gula。Langkah terakhir ialah memasukkan tepek ikan yang telah dipotong kecil-kecil, lalu tambahkan nanas, gula dan garam sesuai selera。
nama ‘tepek’ sendiri sebenarnya berarti dipadatkan atau dipipihkan. Ditepek-tepek sesuai dengan proses ketika membuat adonan ikan dan sagu, sebelum akhirnya direbus hingga matang. Tepek ikan yang sudah matang kemudian didinginkan dan dipotong kecil-kecil berbentuk jajaran genjang。Gulai tepek ikan bisa dijumpai pada saat-saat tertentu seperti pernikahan, kenduri atau acara adat Jambi. Gulai Tepek Ikan ini cocok dimakan bersama nasi gemuk//.
VOI PESONA INDONESIA Rapa'i Geleng adalah tarian yang berasal dari Manggeng, yang sekarang masuk kawasan Kabupaten Aceh Barat Daya. Tarian ini diperkirakan sudah berkembang sejak tahun 1965, namun baru marak di tahun 1980-an dan dikenal secara luas setelah dipertunjukkan dalam Pekan Kebudayaan Aceh tahun 2004. Tidak diketahui secara jelas siapa penciptanya. Tarian ini menggunakan alat musik tabuh Rapa’i, yaitu alat musik perkusi sejenis rebana yang berkembang seiring dakwah Islam di wilayah pesisir Aceh. Saat tarian ini berlangsung penarinya sering menggelengkan kepala, sehingga tarian ini kemudian dikenal dengan nama Rapa’i Geleng.
Pada mulanya, Tarian Rapai Geleng di bawakan untuk mengisi kekosongan waktu santri yang jenuh usai belajar. Lalu, tarian ini dijadikan sarana dakwah dan kemudian sekarang berkembang menjadi sarana hiburan. Tarian ini juga sering dipertunjukkan pada upacara perkawinan, sunatan, serta pertunjukan pada acara-acara penyambutan tamu kehormatan.
Tari Rapa’i Geleng dibawakan oleh 12 penari. Tarian ini pada awalnya hanya dilakukan oleh laki-laki, namun pada perkembangannya dapat juga ditarikan oleh perempuan, tentunya ditarikan secara terpisah. Saat menari, penari mengenakan kostum berwarna hitam-kuning berpadu manik-manik merah. Mereka menari dengan tabuhan gendang sambil bernyanyi. Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi. Bagi masyarakat Aceh, tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat.
VOI PESONA INDONESIA Jika suatu hari anda bisa berkunjung ke Indonesia, berwisatalah ke Aceh. Berwisata ke Aceh, janganlah lupa membeli produk khas daerah tersebut sebagai buah tangan anda. Disana ada beragam produk khas Aceh yang bisa anda beli sebagai buah tangan. Ada kopi ataupun rencong, senjata tradisional masyarakat Aceh. Namun jika anda sedang jalan-jalan ke Kabupaten Pidie, di Aceh, anda bisa membawa pulang manisan tebu sebagai buah tangan, sekaligus melihat langsung cara pembuatannya yang cukup unik.
Sesuai namanya, manisan ini terbuat dari air tebu. Proses membuatnya tidaklah mudah, namun cukup unik, karena masih menggunakan cara-cara tradisional. Tebu hasil panen terlebih dahulu harus dipotong, lalu dibersihkan. Kemudian potongan tebu digiling. Untuk menggilingnya, masyarakat Aceh masih menggunakan tenaga kerbau, untuk menggerakkan penggiling tebu. Air tebu yang dihasilkan dimasak dengan menggunakan kayu bakar. Proses memasak air tebu menjadi manisan ini membutuhkan waktu cukup lama, hingga delapan jam. Selama delapan jam inilah, air tebu harus terus diaduk, agar tidak mengeras.
Membuat manisan tebu merupakan salah satu tradisi bagi sebagian masyarakat Aceh. Sebenarnya sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Aceh sudah membuat manisan tebu. Namun sejak ada konflik Aceh yang dulu sempat terjadi, mereka sempat menghentikan aktivitas pembuatan manisan tebu. Kini sejak Aceh sudah damai kembali, aktivitas pembuatan manisan ini kembali dilakukan. Apalagi permintaan manisan tebu dari hari ke hari semakin besar. Selain langsung disantap, manisan ini biasanya merupakan bahan tambah dalam pengolahan kuliner rujak Aceh. Ada juga yang menjadikan manisan tebu sebagai obat penyakit tertentu, yang pastinya tidak menggunakan bahan pengawet.
anda bisa membeli manisan tebu di berbagai daerah di Aceh. Salah satunya di Kabupaten Pidie. Untuk menuju kesana, anda bisa menempuh waktu sekitar 3 jam dari Kota Banda Aceh, ibukota provinsi Aceh. Atau, anda dapat menempuh perjalanan selama 20 menit saja dari Kota Sigli, ibukota Kabupaten Pidie. Disana, manisan tebu dijual sebesar Rp. 5000 hingga Rp. 10.000 untuk manisan cair, dan Rp. 10.000 hingga 15.000 untuk manisan kental.
VOI PESONA INDONESIA Purwakarta merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Berada di kaki Gunung Burangrang, Purwakarta menyimpan sejuta pesona wisata. Salah satunya ada Gunung Bongkok. Berada di ketinggi 985 meter diatas permukaan laut (mdpl), gunung ini disebut-sebut sebagai salah satu titik menikmati sunrise terbaik di Purwakarta. Bagi anda yang suka hiking dan camping, objek wisata ini cocok untuk anda. Tak perlu memakan waktu banyak. Untuk menuju puncak Gunung Bongkok dicapai hanya menempuh waktu sekitar 1,5 jam saja.
Gunung Bongkok memiliki dua puncak. Jika Anda ingin menikmati matahari terbit, wajib menapaki puncak datar. Sesampainya di puncak datar, jangan lupa langsung abadikan momen anda. Meskipun gunung ini hanya memiliki ketinggian sekitar 985 mdpl, namun Anda tetap harus berhati-hati. Apalagi ketika berada di puncak datar, karena lokasi puncak datar curam. Kedua sisi gunung berhadapan langsung dengan jurang. Kedua adalah puncak watu tumpang, puncak tertinggi Gunung Bongkok yang menawarkan pemandangan waduk Jatiluhur dan Kota Purwakarta. Di puncak terdapat banyak bebatuan dengan ukuran yang cukup besar dan menjulang. Selain permukaan yang penuh batu, angin di puncak watu tumpang kencang. Jadi Anda tetap harus hati-hati.
gunung Bongkok berlokasi di desa Cikandang. Untuk menuju Gunung Bongkok, dari Purwakarta bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau empat selama sekitar 15 hingga 30 menit. Ada biaya parkir yang harus bayar untuk sepeda motor sebesar 2000 Rupiah dan mobil sebesar 5000 Rupiah. Di desa Cikandang, ada Pos Munclu, tempat para pendaki atau wisatawan untuk melakukan kamping. Biasanya mereka yang ingin kamping, memilih bermalam sebelum menikmati sunrise. Jangan lupa untuk membawa persediaan air, ketika camping karena sumber air terdekat sekitar 100 meter dari Pos Munclu. Sebelum matahari terbit Anda bisa menempuh perjalanan sekitar 1 hingga 1,5 jam, menuju puncak datar untuk melihat keindahan matahari terbit.