LATIHAN MILITER GABUNGAN AMERIKA SERIKAT-KORSEL, DAN TIONGKOK-RUSIA DALAM PERSPEKTIF GEOPOLITIK.
Unjuk kekuatan dan Kerjasama militer sedang terjadi di Asia. Tiga negara besar, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia menggelar latihan militer besar-besaran. Jika Rusia menggelar Latihan militer gabungan dengan Tiongkok. Amerika Serikat menggandeng Korea Selatan, sekutunya di semenanjung Korea.
Sebagaimana diberitakan kantor berita Perancis, AFP, Korea Selatan dan Amerika Serikat mulai menggelar Latihan militer gabungan awal Selasa, 10 Agustus 2021 sebelum memasuki Latihan besar-besaran tanggal 16-26 Agustus. Aksi gabungan kedua negara itu, langsung ditanggapi Korea Utara. Kim Yo-Jong, adik pemimpin Korut, Kim Jong-Un, menganggap latihan militer gabungan itu sebagai wujud penghianatan Korea Selatan. Tuduhan itu dilontarkan, atas dasar telah dibukanya kembali komunikasi antara Seoul dan Pyong Yang yang sempat terputus. Bulan lalu komunikasi kembali dibuka dengan harapan akan terjadi perbaikan hubungan.
Dalam waktu yang hampir bersamaan dua negara tetangga dekat kedua Korea, yaitu Tiongkok dan Rusia juga menggelar Latihan militer. Lokasinya memang tidak di bagian Timur yang dekat dengan semenanjung Korea. Latihan gabungan Rusia dan Tiongkok yang dilakukan dalam skala besar itu berlangsung di wilayah barat laut Tiongkok dan melibatkan sedikitnya 10 ribu tentara.
Melihat pemilihan lokasi yang jauh dari Semenjang Korea ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan juga menggelar Latihan militer, dapat kemudian diperkirakan adanya tujuan yang berbeda. Walaupun sama sama mempunyai kepentingan dan pengaruh terhadap kedua Korea, nampaknya Latihan gabungan Rusia dan Tiongkok kali ini lebih kepada memberi isyarat unjuk kekuatan terhadap Eropa dan Amerika.
Perang dingin yang memunculkan istilah blok barat dan blok timur, secara politik memang sudah berakhir dengan bubarnya Uni Soviet. Namun perebutan pengaruh antar negara negara besar tetap masih dan akan terus berlangsung.
Yang menjadi menarik sekarang adalah bergabungnya Rusia dan Tiongkok melalui Latihan militer dalam skala besar. Walau baru sekedar Latihan militer gabungan, hal ini dapat saja membuat Amerika Serikat melakukan strategi dan kebijakan luar negeri baru, sebagai antisipasi gerakan Tiongkok dan Rusia. Sebagaimana diketahui, hubungan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat, masih mempunyai masalah. Demikian juga antara Washington dan Moscow.
Upaya mencari perimbangan kekuatan dan pengaruh antara negara negara besar itu menjadikan perkembangan politik internasional lebih dinamis.
Demikian komentar.
Pemerintah Indonesia memacu program vaksinasi untuk mengendalikan pandemi Covid-19 dan menekan tingkat keparahan akibat Covid-19. Tetapi, pemerataan program vaksinasi di sejumlah daerah di Indonesia menghadapi masalah. Padahal vaksinasi adalah salah satu kunci penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Berdasarkan pengalaman di sejumlah negara, semakin tinggi rasio penduduk yang divaksinasi, maka tingkat fatalitas dapat dikurangi.
Pemerintah pun menggencarkan program vaksinasi untuk mencapai target minimal 70% dari total populasi guna menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang dirilis dalam laman Kemenkes.go.id Kamis (29/7), baru 44,6 juta penduduk yang telah divaksinasi. Jumlah itu setara dengan 16,5% dari total penduduk Indonesia yang sebanyak 270,2 juta jiwa pada 2020. Sementara yang sudah mendapatkan vaksinasi kedua sebanyak 17,9 juta penduduk atau 6,6% dari populasi.
Masalah Logistik juga menjadi faktor lain ketidakmerataan, karena belum semua Puskesmas di seluruh Indonesia memiliki logistik yang mendukung program vaksinasi. Keterbatasan jumlah tenaga vaksinator,juga juga menjadi alasan belum meratanya cakupan vaksinasi di Indonesia. Hingga saat ini, Kemenkes memang belum merilis secara khusus data jumlah vaksinator corona yang berada di seluruh provinsi. Namun, sebaran jumlah vaksinator itu dapat diperkirakan dari data tenaga kesehatan yang ada saat ini, mengingat tenaga kesehatan merupakan profesi utama yang direkrut untuk melakukan vaksinasi.
Berdasarkan rilis Kemenkes, Juru Bicara untuk Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengakui pasokan vaksin memang terbatas, baru berjumlah 30 persen atau 151,9 juta dari total kebutuhan sekitar 462 juta dosis serta masih adanya berbagai kendala, khususnya terkait distribusi vaksin. Dengan demikian, seluruh stakeholders perlu bergandengan tangan dan bekerja keras untuk dapat mengatasinya.
Kita Berharap berbagai permasalahan tersebut, mulai dari distribusi vaksin dan kesiapan logistik, khususnya keterbatasan jumlah vaksinator harus segera diatasi dan diminimalisir untuk memastikan vaksinasi corona merata di seluruh Indonesia. Selain itu, penetapan skala prioritas daerah yang menerima vaksin yaitu di daerah dengan jumlah kasus penularan tinggi dapat terselesaikan. Dengan demikian, target herd immunity yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dicapai dengan segera.
VOI KOMENTAR Koperasi secara umum telah memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah per Desember 2020, Koperasi aktif di Indonesia yang berjumlah total 127.124 unit mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) sebanyak 5,2 persen dan menyerap 0,45 persen dari total angkatan kerja di Indonesia.
Dalam rencana pengembangan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan, pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan kontribusi Koperasi terhadap PDB nasional menjadi sebesar 5,5%, dan pengembangan 500 Koperasi modern pada akhir 2024.
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat untuk mencapai target peningkatan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 5,5%. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki menyebutkan, terdapat 1.785 Koperasi terdampak pandemi. Menurut Teten Masduki, permasalahan utama yang dihadapi koperasi di masa pandemi Covid-19 adalah kekurangan permodalan (47%), penjualan menurun (35%), dan produksi terhambat (8%).
Dengan adanya permasalahan tersebut, koperasi harus melakukan kreasi baru agar kegiatan penjualan lebih aktif secara online ditengah pandemi Covid-19. Untuk itu, koperasi dapat tetap produktif dan berkontribusi terhadap PDB nasional yang telah ditargetkan.
Pemerintah Indonesia, seperti disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Airlangga Hartarto pada Rabu (28/7/2021), tengah mendorong modernisasi Koperasi untuk meningkatkan kualitasnya agar tetap produktif dan mampu bersaing baik secara offline maupun online. Tentunya, Koperasi modern dengan tata kelola yang baik atau Good Cooperative Governance -GCG akan mampu meningkatkan daya saingnya karena adaptif terhadap perubahan baik pemasaran maupun teknologi.
Dalam upaya modernisasi Koperasi, pemerintah juga perlu melibatkan kalangan milenial mengingat generasi milenial sangat akrab dengan teknologi. Tentunya, keterlibatan kalangan milenial profesional dan fasih teknologi digital dalam Koperasi sangat membantu percepatan tumbuhnya Koperasi modern yang siap bersaing di kancah nasional dan internasional.
VOI KOMENTAR Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi inisiatif pengusaha swasta membuat Rumah Oksigen Gotong Royong untuk menampung pasien terinfeksi Virus Corona. Fasilitas itu diharapkan bisa mengurangi tekanan di rumah sakit, terutama di sejumlah provinsi dengan tingkat keterisian tempat tidur yang tinggi.
Presiden Jokowi saat meninjau langsung Rumah Oksigen Gotong Royong pertama yang berlokasi di daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu lalu (24 /7) mengatakan, pembuatan Rumah Oksigen Gotong Royong yang mampu menampung 500 pasien akan selesai 100 persen pada awal Agustus 2021. Pada kesempatan itu, Presiden berharap inisiatif serupa bisa dilakukan tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di daerah lain. Menurut Jokowi, adanya penambahan kapasitas ini menjadikan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate-BOR) rumah sakit bisa sedikit berkurang.
Rumah Oksigen Gotong Royong sendiri merupakan fasilitas kesehatan semipermanen yang khusus dilengkapi dengan peralatan suplai oksigen dan tempat tidur perawatan bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Fasilitas tersebut didirikan berdekatan dengan pabrik oksigen sehingga dapat menjamin ketersediaan oksigen dengan aksesnya langsung lewat pipa dari pabrik oksigen ke Rumah Oksigen Gotong Royong.
Kehadiran rumah oksigen tersebut diharapkan bisa membantu pasien Covid-19 dengan gejala sedang yang membutuhkan akses terhadap oksigen medis. Sementara rumah sakit dapat digunakan untuk mereka yang memerlukan penangan lebih intensif,
Rumah Oksigen Gotong Royong, memang memerlukan kerjasama komprehensif antara semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Hal itu demi menyediakan fasilitas kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19 yang saat ini angka penyebarannya masih tinggi. Diharapkan, pembangunan Rumah Oksigen Gotong Royong di Jakarta akan diikuti dengan pembangunan serupa terutama di daerah-daerah dengan angka positif terinfeksi Covid-19 masih tinggi.
Di samping itu, kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat juga sangat diperlukan untuk menahan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seperti kata pribahasa, Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati.
Ada berita yang menggembirakan bagi bangsa Indonesia menjelang akhir pekan kemarin. Badan Pusat Statistik [BPS] mengumumkan pada hari Kamis lalu [5/8] bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 atau periode April-Juni mencapai 7,07 persen secara tahunan dan 3,31 persen secara kuartalan. Pertumbuhan positif ini membuat Indonesia keluar dari situasi resesi akibat pertumbuhan negatif yang sudah terjadi sejak kuartal II 2020 karena pandemi Covid-19.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2021. Sedangkan pada pada periode yang sama tahun lalu, tercatat minus 5,32%. Yuwono juga menerangkan selain karena mulai terjadinya pemulihan ekonomi, faktor lain tumbuhnya ekonomi kuartal II karena rendahnya basis data pembanding (low base effect) pertumbuhan tahun lalu. Disamping itu pertumbuhan ekonomi juga didorong kenaikan ekspor. Total ekspor Indonesia tercatat 53,97 miliar dolar Amerika, naik 10,36 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Menurutnya, perekonomian global pada triwulan kedua pun mengalami peningkatan. Ini terlihat dari pergerakan Purchasing Manufactring Index pada bulan Maret dan Juni 2021 yang terus meningkat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya adalah lebih meningkatkan usaha pengendalian Covid-19 yang meski sudah mulai menunjukkan penurunan namun belum sepenuhnya teratasi. Mesin pertumbuhan, menurut Airlangga Hartarto, sudah bergerak dan tumbuh secara positif sedang potensi global juga sudah bergerak. Sementara menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, salah satu strategi pemulihan ekonomi Indonesia yang cukup berhasil berasal dari bantuan sosial. Bantuan sosial mampu menjaga tingkat kemiskinan dan konsumsi rumah tangga masyarakat bawah. Sri Mulyani berharap pemulihan konsumsi juga menular ke kelompok menengah atas.
Semoga dengan adanya kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, percepatan vaksinasi, pemberian bantuan sosial, serta kedisiplinan semua pihak dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, akan dapat melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III yang diprediksi sekitar 3,7- 4,5%.
Rumah Oksigen Gotong Royong
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi inisiatif pengusaha swasta membuat Rumah Oksigen Gotong Royong untuk menampung pasien terinfeksi Virus Corona. Fasilitas itu diharapkan bisa mengurangi tekanan di rumah sakit, terutama di sejumlah provinsi dengan tingkat keterisian tempat tidur yang tinggi.
Presiden Jokowi saat meninjau langsung Rumah Oksigen Gotong Royong pertama yang berlokasi di daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu lalu (24 /7) mengatakan, pembuatan Rumah Oksigen Gotong Royong yang mampu menampung 500 pasien akan selesai 100 persen pada awal Agustus 2021. Pada kesempatan itu, Presiden berharap inisiatif serupa bisa dilakukan tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di daerah lain. Menurut Jokowi, adanya penambahan kapasitas ini menjadikan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate-BOR) rumah sakit bisa sedikit berkurang.
Rumah Oksigen Gotong Royong sendiri merupakan fasilitas kesehatan semipermanen yang khusus dilengkapi dengan peralatan suplai oksigen dan tempat tidur perawatan bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Fasilitas tersebut didirikan berdekatan dengan pabrik oksigen sehingga dapat menjamin ketersediaan oksigen dengan aksesnya langsung lewat pipa dari pabrik oksigen ke Rumah Oksigen Gotong Royong.
Kehadiran rumah oksigen tersebut diharapkan bisa membantu pasien Covid-19 dengan gejala sedang yang membutuhkan akses terhadap oksigen medis. Sementara rumah sakit dapat digunakan untuk mereka yang memerlukan penangan lebih intensif,
Rumah Oksigen Gotong Royong, memang memerlukan kerjasama komprehensif antara semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Hal itu demi menyediakan fasilitas kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19 yang saat ini angka penyebarannya masih tinggi. Diharapkan, pembangunan Rumah Oksigen Gotong Royong di Jakarta akan diikuti dengan pembangunan serupa terutama di daerah-daerah dengan angka positif terinfeksi Covid-19 masih tinggi.
Di samping itu, kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat juga sangat diperlukan untuk menahan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seperti kata pribahasa, Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati.
Demikian Komentar.
“Sholat Adha Di Rumah, Untuk Mencegah Penularan Covid19”
Perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam jatuh pada hari Selasa, 20 Juli 2021. Sayangnya Idul Adha tahun ini masih harus dilalui di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang belum juga usai. Terkait hal itu, Menteri Agama RepublikIndonesia mengeluarkan Surat Edaran yang meniadakan sholat Idul Adha yang biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau lapangan. Di samping itu, penyembelihan hewan kurban yang merupakan bagian ritual dari Idul Adha pun diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah juga telah menginstruksikan agar shalat Idul Adha 2021 dilakukan di rumah saja saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam surat edarannya menyebut aturan dikeluarkan untuk mencegah penularan Covid-19 kembali meluas setelah hari raya Idul Adha tahun ini.
Pernyataan itu diperkuat imbauan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin yang meminta seluruh umat Islam Indonesiauntuk melakukan hal yang sama. Menurut Wapres, "Berjemaah itu hukumnya sunah, tetapi menjaga diri dari pandemi COVID-19 itu hukumnya wajib sehingga hal yang wajib harusnya didahulukan daripada yang sunah,".
Mengutip ANTARA, Wapres Ma’ruf Amin Wapres menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan untuk menghalangi umat Islam beribadah melainkan melindungi masyarakat dari bahaya COVID-19.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan MUI dan alim ulama se-Indonesia pada 12 Juli 2021, Wapres yang juga merupakan seorang ulama itu, juga mengingatkan bahwa menanggulangi Covid-19 merupakan tanggungjawab kebangsaan, kenegaraan, dan keagamaan. Wapres Ma'ruf pun mengajak para ulama bersama pemerintah meningkatkan peranannya untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Semoga, Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia tersebut dipatuhi masyarakat dalam melaksanakan berbagai ritual dan tradisi selama Idul Adha 2021 guna mencegah merebaknya penularanCovid-19. Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.
Sekian Komentar-
Kementerian Kesehatan dalam laman resminya, kemenkes. go.id, memastikan bahwa akan dilaksanakan vaksinasi tambahan atau vaksin booster bagi tenaga kesehatan. Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rekomendasinya meminta Indonesia perlu mempertimbangkan hal utama dalam menetapkan kelompok sasaran vaksinasi dan ketersediaan vaksin terhadap pelaksanaan vaksin booster, namun Kemenkes menuturkan sudah ada kajian untuk memastikan bahwa vaksinasi ini dijamin aman.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan alasan pemberian vaksinasi secara bertahap dan menyusun prioritas ini karena selain mempertimbangkan rekomendasi WHO, juga melihat situasi dan kondisi negara Indonesia dimana mendesak secepat-cepatnya dilakukan vaksin booster untuk melindungi tenaga kesehatan sebagai salah satu garda terdepan. Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga menuturkan tenaga kesehatan memiliki risiko tinggi tertular virus Covid-19 meski telah divaksinasi. Lingkup kerja yang langsung berhadapan dengan pasien konfirmasi positif atau bahkan ada yang langsung berhadapan dengan virusnya mengharuskan para tenaga kesehatan mendapatkan vaksin penguat.
Tentunya, kita mendukung upaya Pemerintah Indonesia tersebut. Namun rekomendasi WHO terkait masih belum meratanya pemberian vaksin terhadap warga negara akibat minimnya ketersediaan vaksin perlu mendapat perhatian. Karena WHO meyakini saat ini masih ada negara yang masyarakat yang tervaksinasi masih kurang dari 1 persen. Rekomendasi WHO seperti dijelaskan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid adalah perluasan terlebih dahulu untuk masyarakat umum.
Harapannya adalah bahwa penyuntikan vaksin booster bagi tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan imunitas mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan di wilayah dengan angka penanganan pasien Covid-19 yang tinggi atau zona merah. Namun jauh lebih penting, masyarakat umum harus menyadari betapa pentingnya vaksinasi tanpa membeda-bedakan vaksin yang akan disuntikkan, mengingat seluruh vaksin impor yang digunakan oleh pemerintah Indonesia sudah melalui uji klinis Badan Pengawasan Obat dan Makanan –BPOM dan terdaftar pada Badan Kesehatan Dunia –WHO. Untuk itu, kualitas dan keamanannya dapat terjamin.Sekian Komentar.
VOI KOMENTAR Tiongkok sepertinya tidak main main dalam pernyataannya terkait hubungannya yang semakin memburuk dengan Taiwan.
Kantor berita Associated Press melaporkan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang juga mengepalai Komisi Militer Pusat, menekankan perlunya Tentara Pembebasan Rakyat meningkatkan kemampuan pasukan terkait persengketaan dengan Taiwan.Hal ini tidak hanya menyangkut tentara aktif namun juga melibatkan[AT1] pensiunan personel militer. Mereka dikatakan akan menjadi prioritas utama wajib militer di masa perang.Hal tersebut diatur dalam rancangan perubahan peraturan yang dirilis Kementerian Urusan Veteran pada akhir pekan.
Wajib militer berdasarkan undang-undang Tiongkok berlaku bagi warga negara berusia 18 hingga 22 tahun. Mereka diharuskan menjalani satu bulan pelatihan di dinas militer namun tidak wajib menjadi tantara profesional sesudahnya. Bahkan semenjak tahun 1949 praktis sudah tidak dilaksanakan lagi karena jumlah tentara yang sukerela mendaftar dianggap mencukupi. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, seberapa genting kah situasinya, sehingga perlu ada Revisi undang undang yang mewajibkan veteran untuk ikut terlibat di masa perang?
Mantan instruktur Tentara Pembebasan Rakyat, Song Zhongping mengatakan bahwa revisi diperlukan untuk mencerminkan perubahan yang lebih luas di dunia dan untuk lebih mempersiapkan Tiongkok menghadapi keadaan darurat.
Militer negara itu harus “siap untuk menanggapi” situasi yang kompleks dan sulit ketika menghadapi tantangan keamanan. Terlebih akhir akhir ini hubungan Tiongkok dengan negara-negara Barat dan tetangganya tengah memburuk karena berbagai masalah, mulai dari klaim teritorial, ekonomi, hingga hak asasi manusia.Sekian Komentar
Setelah 11 September 2021, Pemerintah Afghanistan akan mendapat ujian dalam mempertahankan situasi keamanan negaranya. Secara berangsur Amerika Serikat telah mulai menarik pasukannya dan meninggalkan pemerintah Afghanistan dalam menyelesaikan konflik bersenjata dengan Taliban. Penarikan pasukan yang merupakan keputusan Presiden Biden itu dilakukan secara bertahap. Ditegaskan, paling lambat keseluruhan militer AS akan ditarik 11 September 2021. Bahkan pengosongan markas militer terbesar dan utama pasukan Amerika Serikat dan Nato di Bagram, mungkin dapat dilakukan sebelum tenggat waktu. Keputusan pemerintahan Joe Biden menarik pasukan dari Afghanistan, menjadi akhir dari perang Amerika Serikat di negara orang selama 20 tahun. Waktu terlama termasuk jika di bandingkan saat mereka terlibat perang di Vietnam.
Sepeninggal Amerika Serikat dan NATO pemerintah Afghanistan harus berupaya sendiri untuk menyelesaikan persoalan dalam negerinya, khususnya menghadapi kelompok Taliban. Sejak mulai ditariknya pasukan Amerika Serikat, Kelompok Taliban pun melakukan gerakan untuk menambah pengaruh dengan menguasi sejumlah distrik khususnya di wilayah utara. Pasukan pemerintah dikabarkan bentrok dengan milisi Taliban saat mempertahankan daerah tersebut.
Upaya penyelesaian perang saudara di Afghanistan sesungguhnya masih terbuka melalui perundingan, sebagaimana dicanangkan dalam pertemuan di Doha, Qatar tahun lalu. Penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO adalah salah satu kesepakatan Doha. Kesepakatan lain adalah dilakukannya dialog antara kedua pihak yang bertikai di Afghanistan.
Pertanyaannya adalah, bagaimana Pemeritahan di Kabul dan Kelompok Taliban dapat berunding dan sepakat mewujudkan Afghanistan yang damai dan lebih baik? Selama ini cita cita kelompok Taliban adalah mengembalikan Afghanistan sebagai negara yang berlandaskan syariat Islam yang ketat. Sedangkan Pemerintah berprinsip lain. Di dalam Taliban sendiri ada kelompok moderat dan kelompok garis keras yang bisa saja berbeda cara pandang dalam menangani urusan negara dan masyarakat.
Karenanya, sepeninggal Amerika Serikat dan NATO, rakyat Afghanistan boleh jadi masih harus bersabar mengharapkan keadaan yang lebih baik di negaranya. Harapan akan terwujud manakala pemerintahan di Kabul dan Kelompok Taliban dapat melanjutkan perundingan dan mencari solusi bagi Afghanistan yang damai dan lebih baik. Bila tidak tercapai titik temu, sangat mungkin keadaan di negara itu akan semakin menyedihkan karena konflik politik dan perang yang berkepanjangan.
Demikian komentar